Saat menuju ke gerbang pasar malam.
Penglihatan taeyong terfokus pada sesuatu yang tidak asing baginya.
"Tunggu!! " kata taeyong.
"Apa lagi? " tanya lisa malas.
"Itu tongkatku." taeyong menunjuk ke arah tongkat kayu berbentuk pegangan payung yang bersandar di tempat judi.
Disanapun banyak orang orang yang sedang berjudi dan bertaruh.
"Ayo ambil lisa."
"Jangan bodoh taeyong.. Itu lihat semua orang disana menyeramkan yang ada kita yang dihabisi."
"Aku tidak takut." kata taeyong sambil melangkah.
"Dengarkan aku!! " tahan lisa,sambil memegang tangan taeyong.
"Aku tidak peduli." taeyong melepas tangan lisa.
Bagaimanapun tongkatnya harus kembali.
Taeyong berjalan memdekati tempat laknat itu.
"Bos tuu.. Aya nu datang." (bos ada yg datang) ucap salah satu preman pada bosnya.
"Saha sia! " (siapa kamu) tanya bos preman pada taeyong.
"Aku pangeran Lee taeyong, putra mahkota kerajaan emelon." jawab taeyong bangga.
"Halu budak teh." (halu bocah tuh) kata salah satu preman.
Semua preman tertawa.
"Aku tidak ingin basa basi kembalikan tongkatku."
"Oh tongkat buluk ini, enggak bisa! Mau gue pake buat tambahan pagar rumah."
Brakk
Taeyong menggeprak meja.
"Kembalikan!!" bentaknya.
"Sia nantangan aing, wani budak teh.. Sikat!!" (kamu nantangin saya, berani ya bocah tuh, sikat!! ) perintah si bos preman.
Beberapa orang maju menghadang taeyong.
Buggh
Bunggh
Bugh
B U G H!!!
Brakk .....
Taeyong berhasil mengalahkan preman preman itu, strategi bertarung taeyong sangat hebat mengingat taeyong adalah seorang pangeran.
Dan taeyong berhasil mengambil tongkatnya.
Semua pengunjung pasar malam bersorak atas kemenangan taeyong.
Sungguh hiburan yang menarik.
Dan kejadian itu tidak lepas dari pandangan lisa.
Lisa yang awalnya takut kini memasang muka terkejut bukan main.
"Aku mau istirahat dan jangan ganggu aku." kata lisa.
Mereka telah sampai di rumah.
Baru beberapa langkah lisa berjalan tiba tiba.
Brukk
Lisa terjatuh.
Didapatinya sebuah lempengan es.
Penyebab jatuhnya lisa.
"Sudah kubuktikan bahwa aku pangeran,iya kan nyonya lisa? " tanya taeyong sambil menahan tawa.