18- Masalalu

14 7 0
                                    

Ceklek.

"Taeyong.." panggil lisa sambil menghembuskan nafas lega,akhirnya orang yg lisa tunggu tunggu datang juga.

Taeyong hanya melirik sekilas lalu pergi menaiki tangga.

"Taeyong!! ishh.." panggil lisa lagi.

Namun yg di panggil malah acuh.

"Dia pasti marah.." gumam lisa.

Ya pasti marah lah kan ditinggalin gitu aja di mall,kalo jadi taeyong aku juga gitu. Kata lisa dalam hati










Lisa sudah ada di hadapan pintu kamar taeyong.

Seorang lisa!! Minta maaf pada taeyong. Oh astaga tolong catat hari ini.

"Aduh.. ko degdegan gini ya."

Tuk.. Tuk.. Tuk..

"Yong."

Tidak ada jawaban.

"Yong..."

Terdengan langkah menghampiri pintu.

Ceklek.

Pintu terbuka dan menampakan wajah taeyong yg menatap lisa datar.

"Hm.. yong! Aku minta maaf ya karena udah ninggalin Kamu di mall,aku lupa."

"Ya udah lupain aja!" Kata taeyong masih dengan wajar yg datar.

"Kamu maafin aku yong?" Tanya lisa.

Taeyong malah terus menatap lisa tanpa membalas ucapan lisa.

"Yong!!" Panggil lisa.

"Lupain aja! Kan aku memang tidak pernah kamu anggap,dari awal aja aku cuma benalu!"

Setelah berucap itu taeyong langsung menutup pintu kamarnya.

Lisa memantung mendapat perlakuan seperti itu dari taeyong.














Di balik pintu,seorang lelaki yg baru saja menutup pintu kamarnya langsung melompat tinggi.

Wajahnya menampakan keceriaan.

Hebat.. kamu memang hebat!! Ucap lelaki itu pada dirinya sendiri di cermin.

"Pangeran taeyong gituloh!!" Ucapnya membanggakan diri.

Gak sia sia aku beli. Ucapnya dalam hati

Taeyong mencium buku yg tadi ia ambil di meja,buku yg berjudul 'JAGO ACTING'

"Calon artis! Hahaha." Taeyong berbaring di kasur lalu memejamkan mata untuk melanjutkan hayalan hayalannya yg selalu taeyong bayangkan.

Menjadi seorang artis! Oh tentu saja sekarng taeyong makin pd karena telah berhasil acting di hadapan lisa dengan pura pura marah.

Hebat bukan!




Jangan pikir taeyong masih norak,oh tentu saja tidak! Akibat handphone hidup taeyong lebih berwarna.









Lisa melangkahkan kaki menjauh dari kamar taeyong dengan wajah yg sendu.

Lisa tidak sedih! Oh astaga sangat tidak bermutu sedih karena seorang taeyong. Pikirnya.

Langkah lisa terhenti di hadapan ruang kerja ayahnya,lisa melihat dani sedang duduk di kursi kerjanya membelakangi pintu.

Lisa berjalan masuk tanpa suara,di lihat ayahnya itu sedang menatap foto yg menampakan suami istri yg masing-masing menggendong bayi.

"Ayah.." panggil lisa pelan.

"Eh.." dani nampaknya terkejut lalu menoleh kearah lisa.

Kemudian dani menaruh foto yg tadi ia tatap ke atas meja kerjanya.

Lisa melihat jejak bekas air mata di kedua pipi ayahnya.

Dani menyadari tatapan sendu putrinya.

"Maafin ayah sayang." Kata kata itu terlontar dari mulut dani.

"Kalo bukan karena ayah pasti sekarang ibu dan saudarimu ada disini,bersama kita." Lanjutnya.

"Enggak ayah! Ini bukan salah ayah,Ini takdir." Jawab lisa.

"Ayah jangan sedih lagi,lisa yakin kita pasti bakal nemuin ibu sama kaka." Lanjut lisa penuh tekad untuk menyemangati ayahnya.

Lisa tidak boleh terlihat sedih,lisa harus menyemangati ayahnya.

Meskipun sebenarnya lisa berharap sekali menemui ibu dan adiknya yg belum pernah lisa temui dari dulu hingga saat ini.

Ingin rasanya lisa melihat wajah ibunya apalagi wajah kakaknya atau lebih tepatnya kembaran lisa.

Flashback on

Laras,wanita berparas cantik yg sedang berjalan menggendong bayi,sesekali laras melirik kebelakang untuk memastikan orang yg ikut bersamanya juga aman dan bayi keduanya.

Laras berjalan beriringan dengan pengasuh bayinya memasuki gedung megah di hadapannya.

Beberapa orang yg melihat laras,menyapanya dengan hormat.

Oek.. oek..

Tangis bayi yg berada di gendongan si pengasuh membuatnya menoleh.

"Bi.. sini! Bibi pegang lisa dulu."

Laras mengambil alih putri yg satunya lalu menimang nimang hingga tertidur.

Lift yg laras naiki berhenti tepat di lantai dimana suaminya bekerja.

Laras berjalan anggun melewati meja yg biasanya sekertaris suaminya itu bekerja.

"Loh.. si neo kemana ?"

"Mungkin lagi makan,nyonya. Sekarang kan jam makan siang." Sahut si pengasuh.

"Oh iya."

Laras melanjutkan langkahnya dengan wajah ceria dan semangat 45 karena akan memberi kejutan untuk suaminya.

Clek.

Laras membuka pintu kerja suaminya.

Darr bak tersambar petir wajah cerah laras berubah 100%.

Dengan mata kepalanya sendiri,laras melihat dani,suaminya sedang becumbu dengan sekertarisnya.

"Sayang." Dani yg menyadari kehadiran istrinya buru-buru berdiri.

Tes.

Air mata laras jatuh perlahan.

"Tega kamu mas.." ucap laras dengan penekanan.

"Ini gak seperti apa yg kamu bayangkan." Dani berusaha menjelaskan sambil menghampiri istrinya.

Namun laras malah melangkah mundur,dengan sigap laras langsung mengambil langkah seribu.

Laras terus berlari dari gedung tempat suaminya bekerja tanpa mendengarkan penjelasan sang suami,dengan membawa satu bayi di gendongannya.

Tujuan laras adalah satu,menenangkan diri! dan tempat yg laras ambil mungkin adalah rumah saudaranya yg terletak di bandung.








BRAKK

Dani menendang pintu,dirinya bingung harus mencari sang istri kemana? Sudah 5 hari istrinya pergi dan saat dani bertanya pada sanak saudara semua menjawab tidak tau.

Dan masalah kedua adalah putrinya yg setiap hari menangis karena masih membutuhkan asi.

"Kamu dimana laras!!" Ucap dani prustasi.

P R I N C E Lee Taeyong's M I R A C L ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang