Sin

492 68 19
                                    

Warning!!!
Bxb
Konten Dewasa
Typo
OOC

Mereka yang berdosa tidak pantas di cintai siapapun.

Bocah Tan itu hanya dapat terdiam membeku. Pria dengan menggunakan pakaian serba hitam dengan telinga kucing. Duduk di udara dengan seringai jahat. Malam itu tanpa di temani cahaya bintang ataupun bulan. Hanya ada cahaya dari lampu truk yang sudah tidak dapat berdiri.

"Apa kau senang menjadi manusia lagi?"

Pemuda tan itu menunduk, tangannya bergetar melihat darah yang melumuri tangannya. Mata tak fokus memandangi tangan tersebut.

"K-kenapa? Kenapa kau harus melakukan semua ini!" Pria itu terbang ke arahnya. Memandangnya dengan senyum remeh.

"Kenapa? Apa kau tidak ingat, kau pernah membuat sepasang kucing yang bahagia itu terpisah, kucing itu memintanya, agar kau merasakan hal yang sama"

Kucing? Pikiran Woojin melayang, sebelum kejadian buruk itu di mulai. Semua ini berasal dari kebodohannya, yang menabrak seekor kucing hitam kemudian ia meninggalkan kucing itu begitu saja.

"A-aku tak sengaja"

Lirihnya. Dewa kucing itu mendengus kesal. Matanya memancarkan kebencian.

"Dengan mudahnya mengatakan hal itu, ketidaksengajaan itu telah membuatnya menderita. Kalian memang tak akan pernah mengerti hingga di beri hukuman yang sama.

Lihat!"

Woojin menoleh ke arah Daniel yang tak sudah tak bersuara.

"Ketidaksengajaan mu akan membunuhnya. Sayang sekali, aku jarang melihat manusia yang sayang dengan kucing.

Aku harus merelakan nya..."

Tangan Daehwi mengayun, Woojin dapat melihat hawa putih yang keluar dari tubuh Daniel. Tangan Woojin menahan tangan Daehwi.

"Kumohon...jangan lakukan! Aku salah, ini semua salahku, jangan menghukumnya"

Pemuda tan itu memandang Daehwi dengan mata berkaca-kaca. Daehwi tersenyum manis, kata itu yang ingin di dengarnya. Sebuah kutukan hanyalah kontrak sepihak yang mudah untuk di putuskan.

Namun, berbeda jika kedua belah pihak setuju dengan kutukan itu. Kutukan akan berubah menjadi perjanjian. 

Dari awal itulah yang Daehwi incar, bukan menghilangkan sebuah nyawa. Ia ingin lebih dari itu, ia ingin membuat perusak kebahagian temannya lebih menderita, bahkan melebihi kematian.

Terutama jika sang perusak adalah manusia yang ia benci.

"Baiklah. Apa yang kau tawarkan? "

Woojin terdiam, menunduk sesaat. Apa yang ia tawarkan? Ia tak punya apapun untuk di tawarkan. Daehwi tersenyum sinis.

"Aku tak mungkin melepaskan begitu saja, lihat dia, bahkan merelakan nyawanya untuk kucing dekil dan tidak tau diri seperti mu, bahkan kau tidak terpikirkan satu hal pun untuk membalas kebaikannya"

Woojin mengerutkan alisnya, berpikir dengan keras. Nafas Daniel mulai tersengal-sengal. Anak itu menggigit bibir bawahnya yang sudah bergetar tak karuan. Matanya penuh dengan keputusan asaan.

"Aku akan memberikan segalanya, cepat! Selamatkan Daniel Hyung!"

"Jika aku meminta nyawamu, apa kau mau memberikannya?"

Woojin diam terpaku, memandang Daehwi dengan cemas. Woojin memegangi dadanya, tangannya bergetar hebat. Woojin pun mengangguk. "uhm" jawabnya sambil menahan gemetar di bibir.

Jinnie My Kitty (NielCham)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang