Doom

139 15 56
                                    

Semilir angin malam memberikan kenyamanan membuat nya memikirkan banyak hal yang terjadi belakangan ini. Woojin menghela nafas, sebuah tepukan di pundaknya mengalihkan perhatiannya.

"Konsentrasi, tugas ini bukan hal yang mudah"

Guanlin mengatakannya dengan suara yang lembut. Namun, dibalas dengan tepakan tangan. Entah kenapa setiap gerakan yang Guanlin lakukan membuatnya kesal. Ia berada di luar malam-malam bersama dengan Guanlin bukan lah pilihannya. Ia terpaksa melakukannya sebagai bayaran bantuan Guanlin waktu itu.

Guanlin berkata belakangan ini banyak makhluk-makhluk beraura jahat yang berkeliaran. Di bilang makhluk karena mereka mempunyai bentuk dan asal yang berbeda. Ada yang berbentuk manusia, arwah yang tidak bisa naik ke surga karena beberapa alasan ataupun dendam yang kuat. Biasanya mereka di sebut roh atau arwah jahat. Ada yang berbentuk hewan atau gabungan dari beberapa hewan. Biasa disebut siluman. Atau dari benda-benda yang menyaksikan kejahatan dari makhluk-makhluk hidup. Biasanya manusia memanggil benda-benda ini dengan benda keramat atau terkutuk.

Makhluk-makhluk ini tidak berbahaya, namun jika mereka membuat interaksi dengan makhluk hidup yang memiliki aura jahat juga, mereka berubah menjadi ganas. Tarik menarik antara keinginan makhluk jahat itu dengan makhluk hidup yang berinteraksi akan menyebabkan kekacauan. Biasanya, para dewa kucing yang bertugas untuk menetralkan kekacauan tersebut. Mereka memiliki wilayah untuk dijaga, dibagi per kelompok dengan satu dewa Senior yang sudah berpengalaman dan cukup kuat. Di kelompok Guanlin dewa itu adalah Daehwi. Sayangnya, Daehwi melakukan pelanggaran dan sekarang sedang dihukum. Guanlin menolak dewa pengganti untuk mendapatkan keringan dari hukuman Daehwi. Namun, ia tidak cukup kuat dan wilayahnya mengalami peningkatan makhluk jahat.

"Kau menyusuri bagian barat-utara dan aku akan menyusuri sisanya. Jika kau tidak mampu jangan memaksakan diri. Kembali lah ke titik ini"

Mereka sekarang ada di pertengahan kota Seoul. Wilayah yang Guanlin jaga adalah seluruh kota Seoul. Dengan bantuan kompas dari Guanlin, Woojin pun dapat berteleportasi seperti nya. Kompas itu juga dapat membentuk menjadi senjata sesuai gambaran pemiliknya. Kali ini Woojin memilih busur, panah akan keluar otomatis ketika Woojin menarik busurnya. Ia menghindari pertarungan jarak dekat, ia biasa menahan pukulan namun tidak bisa menyerang, bisa-bisa tubuhnya menjadi kornet jika memaksa memakai alat untuk pertarungan jarak dekat.

Woojin mengikuti perintah Guanlin. Ia segera berteleportasi. Ia melihat awan hitam itu, sesuatu yang tidak pernah dilihatnya. Pandangannya menjadi berbeda setelah ia menguasai kekuatan yang dipinjamnya. Awan itu menyelimuti seorang pria paruh baya yang memegang pisau, siap menancapkan pisau itu ke leher pemuda di hadapannya. Tugas Woojin mudah, ia melancarkan busur panah tepat diinti awan hitam itu. Woojin dapat melihatnya, sesuatu seperti batu permata yang bercahaya diantara awan hitam itu. Dengan dua kali gerakan, Woojin melancarkan panahnya dan berhasil menghancurkan awan hitam itu. Beberapa awan hitam lain muncul, mencoba menggenggam kakinya. Woojin berhasil menghindar dan menghancurkan awan itu.

Kompasnya mulai menyala kembali. Menunjukkan Woojin harus berpindah. Tak jauh dari sana Woojin mendengar teriakan seorang wanita. Beberapa pria mengelilingi nya dengan seringaian jahat. Seseorang lewat melihat kejadian itu, pria-pria itu memberikannya tatapan ancaman sehingga orang itu lari pontang-panting. Woojin mengambil busur dan menariknya. Namun, tidak ada anak panah yang keluar. Berapa kali pun ia mencoba, hasilnya sama.

Kami tidak boleh mencampuri urusan manusia.

Woojin berdecak kesal. Ia mengambil kompas nya. Mengarahkan seluruh energinya, sehingga ia berpindah lebih dekat dengan mereka. Kemudian, ia mengambil batu bata yang berada di dekat sana. Menimpah nya dari atas, sayangnya tidak mengenai mereka. Bata bata itu terus di lemparkan sampai para pria itu pergi. Setelah pergi, sang wanita terduduk lemas dengan menangis sesenggukan. Woojin kembali mengambil kompas nya dan pergi mengikuti kemana kompas itu menuntunnya.

Jinnie My Kitty (NielCham)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang