Pertukaran

193 18 23
                                    

Malam itu sangat gelap, tidak di temukan cahaya sedikit pun namun Woojin dapat melihatnya dengan samar. Di atap rumah yang berada di depannya, kucing hitam dengan mata merahnya merubah wujudnya menjadi seorang laki-laki tinggi kurus dengan jaket hitam dan topi fedora warna senada. Ia mengangkat topinya dan tersenyum. 

"Salam kenal, namaku Lai Guanlin"

"Aku tau kita belum pernah bertemu, namun ... aku rasa kau sudah mengenaliku, bukan?"

Woojin dengan datar menatapnya dan menjawab. 

"Apa mau mu?"

Guanlin turun dari atap, berjalan mendekat ke arahnya. Saat itu, kaki Woojin ingin mundur dan berlari dari sana. Ada aura menakutkan yang menekan dari arah orang yang berada di depannya, namun ia menahan semua rasa takut itu memilih menatap dengan tajam ke arahnya. Senyum orang itu pun makin melebar. 

"Menarik" ucapnya singkat. Woojin merasakan keringatnya bercucuran walaupun malam semakin dingin. Rasa takut, khawatir, dan marahnya tenggelam dengan rasa penasaran. Seribu pertanyaan bermunculan di benaknya namun mulutnya tak mampu untuk mengatakan satu kata pun. Orang itu mengeluarkan benda bulat berwarna emas di salah satu sisinya terdapat gear untuk memuat dengan lingkaran besi emas di sekitarnya yang terkait dengan rantai. Woojin menebak itu adalah jam tangan model lama. Orang itu mengulurkan rantai sehingga Woojin dapat melihat ukiran cantik dari jam itu. Woojin menatap orang itu ragu, orang itu pun menganggukkan kepala. Menandakan jam itu untuknya. Woojin mengambil jam itu dan membuka tutup dengan ukiran emas. 

Berbeda dari tebakannya, benda bulat itu bukan jam melainkan kompas. 

"Kompas?"

"Benda itu akan membawamu ke tempat yang kau inginkan". Orang itu menyentuh kompas nya, tutupnya membentuk celah sedikit dan terdapat lensa bulat kecil yang terbentuk di dekat gear. Kompas nya menjadi kompas prisma. 

Orang itu berjalan ke belakang Woojin, menarik tangan Woojin ke atas memimpinnya untuk melihat dari celah kompas itu. Dari kaca ia dapat melihat wajah sepupunya, Jihoon bersama dengan  Kang Daniel. Woojin menepak tangan orang itu, menghindar dengan cepat. 

"Apa ini!? Kenapa Jihoon--"

"Kau mencarinya kan? Benda itu akan membantumu, namun kau harus menggunakan kekuatanmu. Jika tidak, kau tidak akan tepat waktu berada di sana"

"Aku tidak percaya denganmu, trik apa yang kau lakukan. Dimana Jihoon sebenarnya? Kau kan yang membawanya"

Orang itu tersenyum lebar. Ia mengambil kembali kompas dari tangan Woojin. 

"Kau berbeda sekali dengan sepupumu, namun kalian sama dalam satu hal. Tidak sabaran. Aku sudah sopan memperkenalkan diriku dan menawarkan bantuan, sebaliknya kau dengan sangat tidak sopan langsung menuduhku tanpa bukti"

"Bukti? Orang mencurigakan yang mengikuti sepupuku dan membuatnya menghilang datang tiba-tiba dan memberikan benda aneh tanpa maksud dan tujuan. Selain itu, orang itu bisa merubah wujud sesukanya. Seperti makhluk itu. Mempercayainya begitu saja adalah hal yang bodoh"

"Hehe... makhluk?... sangat tidak sopan"

Tiba-tiba tubuh Woojin sangat berat untuk digerakkan, seolah gravitasi bumi bertambah. Bukan hanya itu, oksigen di sekitarnya semakin lama semakin tipis. Woojin kesulitan untuk bernafas. Dengan suara yang lembut namun dingin  orang itu berkata. 

"Hal yang tidak kau ketahui dan tidak kau kenal, tidak pantas untukmu untuk memberinya julukan dan menghakiminya. Berbicaralah dengan sopan dan penuh hormat, sebelum aku bersikap sama denganmu"

Gravitasi mulai normal, orang itu melemparkan kompas itu ke arah Woojin. 

"Aku memberikanmu pilihan untukmu, jika kau menggunakan kompas itu kau bisa mencegah pertumpahan darah namun kau harus membayar mahal untuk hal itu atau kau bisa mengabaikannya dan kembali hidup dengan normal"

Jinnie My Kitty (NielCham)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang