Part 4

270 23 2
                                    

Ariana datang ke sekolah agak siang hari ini.
Berharap Ben tak mendatangi nya dan tak mengganggu nya hari ini saja.

"Plis jangan ada dia hari ini" Gumam Ariana seraya berjalan menunduk.
Tiba tiba sebuah tangan menangkup dagunya. Dan mengangkat dagunya perlahan serta lembut.

Ariana memasang wajah datar. Bahkan tak ada sedikit pun ekspresi terkejut di wajah gadis itu.

Ben tersenyum lebar di hadapan Ariana.
Ariana menepis tangan Ben yang terus saja memegangi dagu nya.

Saat Ariana ingin kembali berjalan. Ben menarik tangan gadis itu agar berhenti.

"Buat lo" Ben menyodorkan sebuket bunga besar ke arah Ariana.
Gadis itu menautkan alisnya.
Heran. Mengapa ketua basis paling populer di sekolah nya. Sudah dua hari ini mencoba mendekatinya.

"Ini terima" Ben mendekatkan buket tersebut ke arah Ariana
Namun seperti kemarin. Tak ada pergerakan dari tangan gadis tersebut

Dia bahkan sama sekali tak berminat di berikan bunga oleh lelaki paling populer di sekolahnya.

"Liat liat! Ben kasih bunga ke si Ansos!"
"Eh iya! Gue juga mauu"
"Ihh Ben kok romantis banget sihh"
"Jangan jangan mereka pacaran?"
"Ah ga mungkin Ben suka sama cewek aneh kayak dia"
-Netijen biasa :V

Ariana berjalan ke sisi lain agar Ben tak terus memaksanya menerima buket bunga tersebut.

"Tunggu dulu sih. Gue kasih bunga ini buat lo" Ben menyamakan langkahnya dengan Ariana dan terus saja menyodorkan buket tersebut ke arah Ariana

Ariana pun menghentikan langkahnya.
Menoleh ke arah Ben yang sudah cengar cengir ke arah nya saat ini

Gadis itu menerima dengan kasar buket bunga yang di sodorkan Ben

Ben tentu saja tersenyum puas  karena berfikir bahwa Ariana mulai tertarik padanya. Buktinya dia menerima buket bunga darinya. Itulah pikiran Ben

Namun jangan pernah berfikir Ariana akan bersikap positif.
Gadis itu selalu berhasil membuat orang orang di sekitar nya menjauh dan muak dengan nya.

Tetapi itu lah yang dia inginkan. Dia tak pernah suka keramaian. Atau orang orang. Dia suka sunyi tanpa bunyi.

Gadis itu membenci apapun yang membuatnya risih. Termasuk Ben
Menurutnya satu teman yang selalu ada itu saja sudah cukup. Yaitu Yuki. Tak perlu lagi memiliki teman lain. Untuk apa punya banyak teman kalau tak ada satu pun yang datang ketika dia membutuhkan?

Ariana kembali berjalan ketika sudah menerima buket bunga dari Ben.
Kemudian dengan terang terangan dan tanpa rasa takut. Gadis itu memasukan buket tersebut secara kasar ke dalam tong sampah.

"Anjir! Di buang! Bunga dari Ben di buang!"
"Iya gila ih! Di buang"
"Tuh cewek ga punya otak ya? Bunga dari Ben di buang gitu aja"
"Kalo ga mau mending buat gue"
-Yu know lah, iya itu mereka yang suka sok tau sama hidup orang padahal ga tau apa apa-_

Ben membelalakan matanya. Sangat terkejut melihat Ariana membuang buket bunga pemberian nya di depan matanya sendiri.

Dia kasih gue bunga? Di pikir gue mau ke makam? Batin Ariana.

"Buahahahahhaha!" Suara tertawa yang keras menusuk pendengaran Ben
Lelaki itu menoleh mendapati teman teman nya yang sedang menertawakan nya

Kemal bahkan hampir saja jatuh dari bangku yang sedari tadi ia duduki karena tertawa.

Ben menghampiri teman teman nya dengan wajah kesal.
"Di tolak lagi di tolak lagi" Tawa Devan

"Kasian bat dahhh ketua basis kita di tolak ama cewek ansos" Tawa Oka
"Malu gua mah kalo jadi lo Ben. Langsung pulang naek getek" Tambah Gilang

Ansos Vs Basis [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang