Part 19.

2.1K 172 34
                                    

"Aku berharap kamu yang mendapat kado ini. Dari aku yang selalu menjadi pemuja rahasiamu."

Ucapan Anneth terhenti saat ia membaca nama dari si pemilik kado tersebut.

"Ayo, Neth. Lanjutin. Dari siapa kadonya?" pinta Nashwa.

Anneth yang ragu pun masih tetap terdiam dan memandang orang yang namanya tertulis di kertas tersebut, meminta persetujuan. Namun tanpa Anneth sangka, orang tersebut justru memilih langsung berbicara.

"Dari gue itu. Itu mah gue sok-sok an aja nulis kek gitu, yaa biar so sweet aja. Bukan buat siapa-siapa kok itu." sahut Gogo.

Mendengar ucapan Gogo tersebut, sontak semua teman-temannya terkejut dan langsung melihat ke arahnya.

"Lah terus ngapain kadonya snowball pake tulisan LOVE sih, Go? Kalau yang dapet anak cowok gimana?" tanya Nashwa sambil bergidik ngeri.

"Yaelah LOVE kan artinya ngga cuma cinta, sayang juga. Gue juga kan sayang sama sahabat-sahabat gue yang kampret ini." jawab Gogo.

"Tapi kan ini miniatur nya cewek sama cowok, Go. Atau jangan-jangan lo lagi suka ya sama salah satu dari kita? Ngaku lo, Go!" sahut Ucha.

"Dih kagak lah. Itu random aja gue beli karena bagus. Yaudah sih kenapa yang gitu doang dipermasalahin. Udah ah lanjut-lanjut. Ayo Wa, giliran lo sekarang." ucap Gogo kesal.

Gogo terlihat tegang dengan pertanyaan-pertanyaan dari teman-temannya tersebut. Sementara Anneth menatap iba pada Gogo karena ia sudah tau jawaban dari pertanyaan Ucha tersebut karena jelas dalam kertas itu ada inisial nama seseorang. Saat Gogo melihat ke arah Anneth yang sedang menatapnya, ia menggelengkan kepalanya, memberikan isyarat pada Anneth untuk tidak memberi tau siapa-siapa.

"Yaudah skip aja kita lanjut. Btw, makasih ya Go kadonya." ucap Anneth kemudian, berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Ah ngga seru nih." sahut Ucha kesal.

"Udah-udah ah ribut mulu heran. Ayo lanjut." omel Joa.

Nashwa kemudian mengambil salah satu kotak yang ada di hadapannya dan membukanya. Ternyata isinya adalah sebuah sketsa dari mereka bersembilan lengkap dengan figura cantik berwarna emas. Nashwa pun membacakan kertas yang ada di dalam kotak tersebut.

"You all are my best partners in this life. You may fail to see the sincerity through my attitude, but trust me, you all are always in my thought because our friendship is the most important thing for me. Deven." ucap Nashwa.

Semua mata langsung tertuju pada Deven yang asyik dengan earphone di telinganya. Menyadari banyak mata yang menatapnya, Deven pun terlihat bingung dan menatap Anneth meminta penjelasan. Anneth pun memberikan isyarat untuk membuka earphone di telinganya dan Deven pun menurutinya.

"What?" tanya Deven hati-hati.

Tiba-tiba Gogo, William dan Clinton langsung menyerbu untuk memeluknya.

"Buset ngga nyangka gue, Dev. Lo bisa se-so sweet itu sama kita semua." sahut Gogo gembira sambil merangkul Deven yang masih terlihat bingung dengan sikap teman-temannya itu.

"Iya, Dev. Gue pikir kita cuma remah-remah astor buat lo. Ternyata.... lo seperhatian itu sama kita. Terharu gue." timpal William.

"Lo sering-sering lah ngobrol sama kita. Jangan kebanyakan diem. Tapi jangan kebablasan juga kek si Gogo tuh ngga bisa diem." canda Clinton.

"Sialan lo kenapa jadi bawa-bawa gue dah." omel Gogo.

"Eh, eh, nih si Gogo ribut mulu ah dari tadi. Thanks ya, Dev. Buat kadonya dan buat perhatiannya sama kita semua. Kita semua juga sayang sama lo kok, Dev. Iya ngga, Cha?" ucap Nashwa sambil mencolek lengan Ucha yang sekarang terlihat salting.

It's Always Been YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang