Part 8.

2.2K 144 14
                                    

"Neth, 10 menit lagi on camera ya. Make up team, agak cepetan dikit ya, keburu live." seru Kak Rifan, manajer baru Anneth sejak 3 bulan lalu Anneth meminta Maminya tidak lagi sibuk mengurus pekerjaannya. Semua itu semata-mata ia lakukan demi kesehatan Maminya. Anneth tak ingin Maminya terlalu cape sehingga lupa pada kesehatan dirinya sendiri.

Malam ini adalah live pertama Anneth semenjak ia kembali berkuliah. Anneth memutuskan untuk hanya mengambil pekerjaan di weekend atau hari libur saja agar tidak mengganggu perkuliahannya yang sudah tertunda selama 2 semester. Ia tak mau jika harus memilih antara pekerjaannya sebagai penyanyi yang juga sekaligus adalah passion-nya, atau impiannya menjadi seorang desainer profesional. Kalau bisa dua-duanya, kenapa harus pilih satu?

"Si Nethi nih masih aja telat-telat. Padahal bukan live pagi. Dasar kebo kerjaan tidur mulu!" omel Rizky yang malam ini menemaninya di belakang panggung.

"Yeee! Tadi kan gue udah bilang Kak bangunin gue sejam lagi biar ngga telat. Yang ngga bangunin siapa coba?" sahut Anneth tak mau kalah.

"Lagian kenapa minta bangunin ke gue coba, kenapa ngga lo bangun sendiri? Pake alarm atau apa gitu. Ngandelin orang lain mulu." jawab Rizky kesal.

Anneth pun hanya memanyunkan bibirnya kesal, tak mau berdebat lebih panjang lagi dengan kakaknya itu. Malam ini adalah acara penghargaan musik di salah satu stasiun televisi swasta dimana Anneth menjadi salah satu pengisi acara dan juga salah satu nominee dari penghargaan tersebut dengan kategori penyanyi solo wanita terfavorit. Dari sebulan sebelumnya, Anneth sudah berkampanye pada teman-temannya agar selalu vote dia agar bisa meraih penghargaan tersebut. Namun sebenarnya Anneth tau, ia tak pernah menginginkan penghargaan apapun karena ia tau bahwa karyanya disukai dan disayangi oleh fans, teman, dan keluarganya adalah penghargaan terbaik bagi kerja kerasnya selama ini.

Tung......

Udah depan TV.

Anneth tersenyum membaca pesan yang ternyata dari Deven, si makhluk es yang sekarang perlahan mulai berubah menjadi sosok Deven yang baru yang lebih hangat.

5 menit lagi, sabar yaaaa. Btw, ngga bisa ya chat panjangan dikit? :p

Males ngetik. Maunya ketemu langsung.

Senyum lebar Anneth pun tersungging setelah membaca pesan Deven yang pendek tapi sweet tersebut. Hampir saja ia berteriak saking gregetnya karena digombali oleh Deven. Kalau cowok lain mungkin bisa gombal dengan kata-kata manis seperti 'kamu cantik', 'aku rindu', atau bahkan 'kamu seperti bidadari turun dari kahyangan', berbeda dengan Deven yang hanya berbicara satu atau dua kata, tapi Anneth tau kalau Deven sedang menggombalinya. Rumit memang, tapi itulah Deven yang sulit dimengerti tapi kalau sudah paham dengan jalan pikirannya, semua cewek pasti akan meleleh dibuatnya.

Malam ini Anneth menyanyikan dua lagu, satu lagu solo yaitu lagu kesukaannya I'll Never Love Again dari Lady Gaga dan satu lagu duet You Are The Reason dari Calum Scott. Lagu yang mengingatkannya pada kejadian 3 bulan yang lalu saat untuk pertama kalinya Deven mengajaknya dinner. Kejadian yang menjadi titik balik bagi Deven untuk menjadi Deven yang baru dan sejak saat itu Anneth berjanji untuk membuat Deven berubah menjadi sosok Deven yang sekarang.

"Siap, Neth? Aku deg-degan loh mau duet sama kamu." ucap Iden. Partner duet Anneth kali ini adalah Iden, yang sekarang menjadi penyanyi solo pria yang sangat digandrungi oleh masyarakat sejak debutnya 3 bulan yang lalu saat ia pindah ke label yang baru yang membuatnya langsung booming pada saat itu.

It's Always Been YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang