셋 ㅡ Dalam Mimpi

552 64 0
                                    


Suhu udara semakin dingin. Seakan mereka hanya mengenakan kaos biasa dengan celana jeans sebagai balutan kaki jenjangnya, rasanya sangat menyentuh kulit sangat dingin. Padahal nyatanya mereka telah menggunakan hoodie plus jaket tebal sebagai atasannya tetapi masih saja terasa begitu dingin.

Suasana halaman rumah yang ditemukan Seokjin terasa sangat menyeramkan dengan keheningan yang menyelimuti, seperti mereka tengah berhadapan dengan rumah horor di film-film yang pernah mereka tonton.

Jungkook sesekali menggigit bibir tipisnya menahan rasa takut yang kian menjadi disaat dirinya berada tepat didepan pintu rumah tersebut. Tubuhnya ia rapatkan pada tubuh Seokjin disampingnya membuat Seokjin menatap risih adik sepupunya ini yang memang faktanya anak penakut.

Rumah itu nampak sudah tak ditempati bertahun-tahun lamanya, dapat dilihat dari bangunan yang nampak kumuh namun juga terlihat kokoh secara bersamaan dan halaman rumah yang begitu kotor akan dedaunan dari pohon-pohon yang menjulang tinggi disekelilingnya hingga menutupi sebagian dari rumah besar itu. Rumput-rumput belukar dengan liarnya memenuhi halaman depan rumah menambah kesan mengerikan.

Ketiga namja terus menatap keseluruhan rumah didepannya. Menatap dengan tatapan curiga, takut, cemas, juga penasaran bercampur aduk dalam benak masing-masing.

Karena rasa penasaran yang lebih mendominasi, akhirnya mereka memutuskan untuk masuk. Mereka berusaha mengubur dalam-dalam rasa takut dan cemas. Semilir angin kembali menyapa mereka sangat dingin menusuk kulit dan terkesan menyeramkan.

Hembusan napas dikeluarkan ketiga namja berusaha mengurangi rasa takut. Menatap tepat kedepan dengan tatapan sulit diartikan. Namja dengan aura keibuannya melirik kedua adiknya yang juga tengah melirik padanya, dinaikkan sebelah alisnya seakan bertanya 'apa kalian yakin?' dan dibalas hanya dengan anggukan kepala dari keduanya. Kembali menatap kedepan setelah dia mendapat anggukan dari keduanya. Menghembuskan napasnya pelan. Memutar knop pintu didepannya kemudian mendorong pintu besar tersebut hingga menampakkan keadaan didalam sana.

Mereka nampak terkejut disaat melihat keadaan rumah itu, bersih dan rapi seakan memang rumah ini dihuni oleh seseorang. Namun mereka tak kunjung menemukan tanda-tanda kehidupan didalam sana. Dengan langkah ragu, mereka pun mulai menelusuri setiap sudut bangunan tua itu. Hingga berakhir diruang utama.

"Hyung, bagaimana bisa? Rumah ini sangat rapi dan bersih tanpa ada debu yang menempel. Apa benar rumah ini tak dihuni? Dari luar terlihat tak terpakai dan mengerikan kenapa didalamnya terlihat terpakai dan sangat nyaman untuk ditinggali. Aneh..apa pemiliknya tengah pergi keluar?" Pertanyaan itu sukses membuat mereka kembali berpikir. Benar juga apa yang dikatakan oleh sang adik manisnya itu.

Tetapi mereka merasa aneh jika memang rumah ini dihuni mungkin mereka akan mendapati secercah kehidupan disini namun mereka sama sekali tak mendapatkannya.

"Aish..sudahlah jangan pikirkan hal itu. Kita gunakan saja dulu rumah ini kalau juga pemilik rumah ini datang kita tinggal meminta izin padanya untuk menginap. Lalu jika kita pergi kita akan tinggal dimana, eoh? Ini sudah jauh dari pintu masuk hutan dan mana mungkin kita keluar sekarang, diluar suhu udaranya sangat dingin. Memang mau kalau kita mati kedinginan disini?" Tanya Jimin dengan nada agak kesal.

Sedangkan keduanya hanya mengangguk mengiyakan ucapan Jimin barusan.

"Yasudah kita lihat besok, kalau memang rumah ini dihuni kita akan meminta maaf pada pemiliknya karena telah lancang masuk kedalam rumahnya. Kalau tidak dihuni tak ada pilihan lain tempat ini akan menjadi tempat kita. Baiklah..sekarang kalian pilih mau tidur dimana, sepertinya ada banyak kamar disini. Hyung akan gunakan kamar itu yang dekat dengan dapur." Ujar Seokjin panjang lebar sedangkan kedua namja lainnya hanya mengangguk ria kemudian berjalan mencari kamar yang akan mereka tempati.

You Come to Bring Destruction - TaeKookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang