여덟 ㅡ Share Blood

115 18 2
                                    


Jimin, Seokjin, Namjoon dan Yoongi sudah sampai di rumah yang mereka temukan saat pertama masuk ke hutan tersebut.

Seokjin sudah masuk lebih awal diikuti oleh Jimin yang menyusulnya. Tidak dengan kedua namja yang masih saja diluar pintu.

Jimin mengingatkan. "Hei ayolah, kasihan temanmu perlu istirahat." Ujarnya.

Namjoon melirik Yoongi yang tengah menghela napas. Yoongi pun melirik balik mata tajam itu.

"Aku ingin pergi." Ucap Yoongi dingin. Matanya susah diartikan sembari menatap dalam rumah tersebut.

Kakinya melangkah mundur, ia terdiam setelah di rasa beberapa senti lebih jauh jaraknya dengan rumah tersebut.

Namjoon menggeleng maklum. Ia pun malah mengikuti Yoongi dan keduanya berdiri bersebelahan menatap rumah tersebut.

Hening sesaat.

"Yak! Apa yang kalian lakukan diluar sana!? Cepat masuk!" Pekik Jimin sembari menggebrak pintu yang sempat menutup perlahan.

Keduanya menatap Jimin datar.

Sedangkan sang empu hanya menghampiri kemudian menarik keduanya untuk ikut masuk.

Tanpa menolak, keduanya hanya mengikuti tarikan tersebut hingga sampai di sebuah ruang utama. Disana terdapat beberapa kursi panjang.

Jimin menyuruh keduanya untuk duduk di sana. Dan hanya diangguki oleh Namjoon sedangkan Yoongi sudah berjalan lebih dulu.

Melihat Jimin yang menghilang, Namjoon menghampiri Yoongi dan duduk di sebelahnya.

"Apa yang telah kau lakukan?" Tanya Namjoon dengan serius.

"Aku menemukan darah Taehyung tidak jauh di sekitar sini. Namun, seseorang menyerangku mendadak dengan belati sialan." Jelas Yoongi, ia menggeram mengingat kejadian yang menimpanya beberapa jam yang lalu.

"Lukaku akan sembuh dengan cepat bila saja manusia sialan itu tidak datang. Brengsek aku harus memperlambatnya dan malah di siksa oleh alat tidak jelas miliknya itu." Ungkap Yoongi meneruskan membuat Namjoon terkekeh dikala mendengar ucapan Yoongi yang terasa kesal.

"Kita akan terus melakukan pencarian sampai Pangeran V di temukan, Yoongi."

Namjoon menggigit tepat di bagian nadi tangannya, kemudian menyodorkan kepada mulut Yoongi. Tanpa berpikir panjang, Yoongi langsung menghisapnya. Mata keduanya berubah menjadi merah.

"Ya." Yoongi menyahut singkat. Taringnya pun masih bertengger manis diluar bibirnya.

Namjoon menelisik setiap sudut rumah tersebut. Matanya tertuju pada Seokjin dan Jimin yang keluar dari ruangan secara bersamaan dengan beberapa pakaian layak dan makanan.

Namjoon mengode Yoongi untuk segera mengusap bibirnya dan berubah selayaknya orang normal.

Namjoon tersenyum pada Jimin dan Seokjin. "Seharusnya kalian tidak perlu repot-repot melakukan ini." Ucap Namjoon mencoba merendah.

Namun keduanya tidak menghiraukan dan menyimpan semua bawaan di atas meja.

"Pakai dan jangan lupa untuk di makan, paham?" Perintah Seokjin dengan nada keibuannya yang tidak pernah hilang.

Jimin duduk di kursi khusus seorang, tepat berada di sebelah Yoongi. Ia melirik pada luka Yoongi untuk memastikan. Namun matanya malah membulat terkejut sembari mengatupkan bibirnya.

"Bagaimana bisa?" Tanya Jimin masih dengan wajah tidak percaya.

Namjoon dan Yoongi yang mulai mengganti pakaian mereka di sana hanya menghiraukan.

You Come to Bring Destruction - TaeKookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang