🍋21🍋

5.3K 922 91
                                    

Sebagai seorang ayah, Malik akan berusaha semampunya untuk tak menyakiti sang buah hati. Meski yang amat dikasihi tersebut pada kenyataannya tidak memiliki hubungan darah dengannya.

Namun, yang paling tidak ingin Malik lakukan ialah terus menerus membohongi putrinya mengenai situasi di keluarga mereka yang telah berbeda. Malik tidak mau jika Aruna mendengar perpisahan kedua orang tuanya dari orang lain, hingga membuat hati anak itu makin terluka karenanya.

Dengan alasan itu pula, Malik dan Aruna Sachi Malik berada di sini. Di halaman belakang rumah sang mertua yang cukup tenang dan nyaman untuk dijadikan sebagai tempat mengobrol.

"Papa dan mama akan segera berpisah, nak." mulai Malik dengan tatapan lurus ke depan. Ia tak sanggup melihat kesedihan di mata jernih putrinya.

"Karena mama ketauan jalan dengan laki-laki lain?"

Seketika Malik menoleh. Mendengar apa yang Runa katakan membuat Malik sangat terkejut. Sehingga matanya membesar dengan jantung yang berdegup kencang.

Dari mana Runa mengetahui perselingkuhan ibunya?

Kapan remaja itu tahu mengenai sikap tak setia ibunya?

Dan bagaimana dia bisa tahu?

Berbagai pertanyaan tersebut terus berputar di kepala Malik. Hingga pria itu merasa gelisah, takut membayangkan seberapa besar luka di hati Runa karena apa yang telah dilakukan oleh ibunya.

"Waktu Runa ngambek nggak mau pulang ke rumah bareng papa dan lebih milih ngumpet di kamar di rumah nenek, siangnya pas pulang sekolah Runa nggak sengaja ngeliat mama. Dia lagi jalan sambil gandengan tangan dengan laki-laki yang nggak Runa kenal. Mereka ketawa dan keliatan senang."

                                                              
Malik menghela napas panjang. Tangannya terangkat, lalu mengusap bagian belakang kepala anaknya.

Tanpa perlu dikatakan secara gamblang, Malik tahu jika buah hatinya itu sedang bersedih. Dari suara yang terdengar lirih serta kepala yang menunduk, Malik mengetahui jika Runa sangat kecewa mengetahui ibu yang telah melahirkannya telah berbohong padanya.

Padahal, saat akan pergi, Thania mengatakan alasan demi amal sosial yang ia dan para sahabatnya sedang kerjakan. Tetapi, kenyataan yang terpampang di depan mata justru sebaliknya.

"Kalau papa sama mama pisah karena alasan itu, Runa nggak apa-apa. Wajar kalau papa marah, soalnya mama udah bohongin kita." Runa mendongak dan menampilkan seulas senyum demi meyakinkan sang ayah bahwa ia baik-baik saja.

Mata Malik menelisik ke kedalaman telaga bening anaknya. Ia ingin memastikan apakah Runa terguncang atas perceraian yang terjadi kepada kedua orang tuanya.

Semua masalah yang terjadi kini tentu tak mudah bagi Runa untuk menerimanya. Akan tetapi, gadis itu berusaha untuk menegarkan diri dan menerima keputusan yang telah diambil oleh kedua orang yang dikasihinya. Dan untuk kedewasaan Runa itu, Malik sangat menghargainya.

Biarlah saat ini Runa berpikir jika alasan perpisahan antara dirinya dengan Thania adalah karena Thania kedapatan berselingkuh. Setidaknya itu lebih baik ketimbang Runa mengetahui bahwa dia adalah anak dari hasil perselingkuhan itu sendiri. Dalam hati Malik membenarkan, salah satu alasannya menceraikan Thania adalah Runa yang ternyata tak memiliki darah yang sama dengannya.

"Kamu nggak apa-apa papa pisah sama mama?" tanya Malik memastikan.

Remaja itu mengangguk. "Iya, pa."

"Kamu marah sama papa?"

Merangkai Angan Cinta [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang