2. An Accident🌩

69 9 2
                                    

•°when i first met you, i honestly didn't know you were going to be important in my life °•

quotes by allarycexx

---------------------------------•

Ayah juga tetap sering mabuk dan sepertinya pagi ini ayahku sedang mabuk berat karena matanya merah seperti kurang tidur, bajunya acak-acakan, dan berbau alkohol .

"Ayah, tolong berhenti minum...." Lirihku dengan tatapan kecewa melihat ayahku berpenampilan seperti itu.

PRANGG!

*****

"WHAT THE FUCK ERVA?! SEKALI LAGI KAMU BERANI BILANG GITU KE SAYA LIHAT AJA APA YANG AKAN TERJADI! SEHARUSNYA KAMU ITU GA USAH DILAHIRIN KE DUNIA INI! KERJAANNYA NYUSAHIN AJA!" sentak Elliot, ayah Erva membanting botol alkoholnya dengan penuh amarah dan kebencian.

"Siapa juga yang minta dilahirkan." Erva mendengus kasar. Ia mengambil handuk dan langsung masuk ke kamar mandi tanpa menghiraukan ayahnya.

Samar-samar ia mendengar suara langkah yang menjauh. Erva menghela napas lega dan mempercepat mandi. Setelah selesai ia segera memakai baju dan mengambil tasnya lalu turun ke bawah.

Erva mengambil sepotong roti dan juga minum susu dengan cepat lalu langsung berjalan kaki menuju sekolah.

Ia memang anak yang dapat dikatakan kaya namun ayah dan ibunya jarang sekali memberikannya uang apabila Erva tidak memintanya secara paksa karna ia kelaparan.

Sepanjang perjalanan Erva berlari tanpa memedulikan tatapan orang-orang.
Ia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 06:55 yang berarti lima menit lagi ia akan telat.

Tanpa sadar ada mobil sport yang melaju di sampingnya dan menyerempet Erva hingga ia terjatuh dan menyebabkan lututnya tergores. Sontak Erva menoleh ke arah mobil tadi dan tanpa ia suruh mobil itu sudah minggir dari jalan besar. Tatapannya turun ke lututnya lalu ke jam tangan.

Sialan, waktu gue terbuang di jalan! batin Erva terus bersumpah serapah. Ia menatap sinis pengemudi mobil yang sedang berjalan santai ke arahnya seolah hal tadi tidak pernah terjadi.

"Lo nggak apa-apa?" Sekilas Erva dapat melihat nama di seragam cowok itu. Raynor Xaverius. Matanya menyipit, ia merasa pernah mendengar namanya disebut-sebut di sekolahnya.

"Nggak kok nggak apa-apa!" balas Erva sarkastik sambil melirik sinis Raynor.

Raynor tersenyum geli melihat tingkah laku cewek di depannya itu. "Yakin lo nggak apa-apa? Seragam kita samaan nih. Satu sekolah ya? Mau bareng nggak? Hitung-hitung permintaan maaf gue."

Erva masih saja terdiam di tempat ia terjatuh sambil menatap tidak suka ke arah Raynor. Tiba-tiba Raynor menarik tangan Erva

LacunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang