Part 4

8.7K 332 11
                                    

BRUUK..

"ZYLLA!!"

Jevan dikagetkan dengan zylla yang tergeletak jatuh ke lantai. Langsung saja dia berlari ke arahnya "sayang bangun sayang, zylla! Shit!" tanpa banyak omong dirinya langsung menggendongnya dan membawanya ke kamar sambil berteriak "TELPON DOKTER ANA CEPAT!".

Sungguh dirinya panik bukan main melihat gadis cantiknya yang pucat dan berkeringat dingin seperti ini, belum lagi melihat kulit gadisnya yang terdapat ruam merah.

Sungguh dirinya panik bukan main melihat gadis cantiknya yang pucat dan berkeringat dingin seperti ini, belum lagi melihat kulit gadisnya yang terdapat ruam merah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia mengeram tertahan karena kecerobohannya. Sungguh bodohnya dia tidak menyadari gelagat gadisnya ini.

Cklek..

Suara pintu terbuka, menampilkan dokter ana yang berjalan cepat ke arah jevan. "Kenapa dengan gadis ini jevan?" tanya dokter ana yang merupakan tantenya sendiri.

"Kalo jevan tau ga mungkin jevan panggil tante, dan satu lagi jangan bertanya dan cepat periksa dia!" ucap jevan dengan tatapan mengintimidasi.

Mendengar nada bicara keponakannya tercipta seulas senyum dibibir ana. Dengan telaten ana memeriksa zylla. "Kamu beri makan apa dia jevan?" tanya ana penuh selidik.

"Memang kenapa?" tanya balik jevan. Sungguh ada yang salah kah dengan makanannya sementara dirinya baik baik saja memakannya. Sungguh dia akan membunuh koki yang memasak makanan tersebut jika dia memasukannya sesuatu di dalamnya.

"Singkirkan pikiran anehmu itu, gadis ini punya alergi ikan. Jangan bertindak aneh aneh hanya karena ini jevan" ana sudah paham dengan jalan pikir keponakannya yang satu ini.

Jevan hanya mendengus dan menghembuskan nafasnya. "Ini resepnya segera belj dan berikan ke dia, tante pamit" jevan hanya menanggapinya dengan anggukan kepala.

Jevan pun menyusul keluar dan menyuruh orang suruhannya untuk membeli obat di apotek, sementara dirinya langsung kembali ke kamarnya dan berbaring disebelah gadisnya.

Dengan pelan dia mengelus pipi gadisnya dan menggenggam tangannya, sesekali mencium pipi gadisnya. Sungguh kekhawatirannya tidak akan berhenti jika tidak melihat mata indah gadisnya terbuka.

"Ehmmm mama" rintihan lembut gadisnya terdengar olehnya. "Hei sayang kamu udah bangun? Kamu kenapa ngga bilang kalo alergi ikan, kalo kamu bilang kan ngga akan seperti ini sayang" langsung saja kata kata itu terluncur begitu saja. Sungguh dia tidak bisa menahannya.

"Kamu kok marahin aku hiks.." dengan mata berkaca kaca dan air mata yang siap turun zylla mengeluarkan suaranya.

"Sttt... Kenapa kamu malah nangis sayang. Jangan nangis hm, aku ngga marahin kamu kok" jevan sangat kaget gadis garangnya kini menangis.

"Tetep aja kamu salahin aku tadi, aku juga makan itu karena aku ngga enak nolaknya hiks hiks..." air mata zylla mengalir begitu saja dengan derasnya.

Possessive LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang