"HEH" New terbangun dari tidurnya mendapati Kay sedang mendekap dirinya "loh kok?" ia berbalik berusaha mencari Tay namun sia-sia karna ia malah membangunkan Kayavine "Newwiw kok bangun sih?, aku masih mau tidur sama kamu" New memutar bola matanya. Ia tahu betul kebiasaan Kayavine yang manja dan New benci hal itu, walau mereka pernah punya cerita, semua itu sudah berlalu sekarang dan New tidak suka apabila sesuatu yang sudah berakhir tetap berlanjut.
"apasih Kay?, mana Tay?" Kay menggelengkan kepalanya dan malah mendekap New "siapa itu Tay?, aku ga peduli asalkan aku bisa sama kamu. Aku kan kangen" New berusaha melepaskan dekapannya dan menatap mata Kayavine galak "Kay, Ga lucu. Mana Tay?"
Sesungguhnya Tay tak pernah berpikir untuk datang ke perkumpulan lelaki manis dan tampan yang dahulu pernah dekat dengan New.
Bagaimana Tay tahu?, well... Tay dapat merasakan perbedaan ketika mereka melihat New atau berbicara kepada New, semua menjelaskan tentang rasa yang pernah ada di antara mereka.
Tay tidak dapat menyalahkan mereka untuk jatuh cinta kepada New karna sesungguhnya New memang menarik hati semua orang.
Tay memutuskan untuk meninggalkan villa dan berjalan sendirian. Ia menatap pohon sebelum tiba tiba memori datang dengan sendirinya
"Hin... ayo kita pergi" ia menarik lengan kekasihnya namun lelaki pendek itu menggelengkan kepalanya enggan untuk meninggalkan tempat tersebut "engga aku ga mau pergi, mereka semua lucu" ia dapat melihat anak kecil berlari dan tertawa sambil mengejar satu sama lain di bawah matahari. Rasa manis menjalar di tubuhnya "Hin, nanti kita bisa adopsi satu kok kalau udah nikah... ayo sekarang kita pergi sebelum-"
Tay mengerjapkan matanya dan sadar bahwa dia masih menatap pohon hijau yang rindang itu. Memori yang datang kali ini sangatlah berbeda dengan yang lain, memori ini terasa nyata namun... menyakitkan di hati Tay dan Tay penasaran apa yang terjadi selanjutnya. Mengapa mimpinya berakhir?, mengapa memori itu terhenti sendiri?
"TAYY" sebelum Tay berbalik terasa seseorang mendekap dirinya dari belakang. Tay tertawa begitu mendapati New ternyata memeluknya dari belakang sambil terisak lemah "kamu kira aku pergi ya?" Tay bisa merasakan New mengangguk pelan di punggungnya. Ia memilih untuk mengaitkan tangannya bersama New "tenang New, aku ga bakalan pergi kok" mereka berpelukan dalam diam sebelum tiba tiba New kembali terisak "aku udah marahin Kayavine kok... kamu jangan marah" Tay tertawa lagi, sungguh Tay tak pernah berpikir untuk melihat New begitu lembut "aku ga marah... cuman"
"cuman?"
"hehe engga kok" Tay berbalik dan menatap muka New. Ia tersenyum dan mendekap New di dadanya, New mendengarkan detak jantung Tay yang berirama sama dnegan detakan jantungnya.
Rasa yang New rindukan sedari dulu entah mengapa bersama Tay semuanya terpenuhi, seakan mereka memang diciptakan hanya untuk satu sama lain
dan mereka akan mati bersama satu sama lain.
"ayo sekarang kita ketemu sama temen-temen kamu" Tay sebenarnya berat hati untuk mengatakan hal ini karna, Tay tak ingin New bertemu dengan seseorang yang pernah mengisi hati New....
Terutama karna mereka semua lebih tampan dari Tay.
Terlihat lelaki yang bernama Kayavine memberikan lirikan panas kepada Tay namun Tay hanya memalasnya dengan senyuman
yang menyakitkan tentu saja.
Ia melihat Earth, lelaki yang memiliki villa ini tengah bercengkrama dengan seorang lelaki yang tingginya nyaris 2 meter "itu Pladd" terdengar New berbisik pelan ditelinganya "dia pacar Earth dari lama" Tay sedikit kaget tentang hal itu karna ia pikir Earth menyukai New "tapi aku pernah pacaran sama Earth dulu" ucap New lagi.
oh iya tentu saja naluri Tay memang selalu benar.
Matahari terasa tenggelam begitu cepat, Tay dan New mendapati diri mereka hanyut kedalam perbincangan para lelaki yabg saling mencurahkan isi hati dan masa lalunya "inget kan Kayavine pernah ngompol waktu itu disini?" berbagai memori terasa baru terjadi kemarin untuk mereka membuat Tay seperti hanyut kedalam masa lalu mereka.
Semua ini membuat Tay merindukan temannya di kota, gila tay... baru sehari pergi langsung kangen temen. Tay mendapati dirinya terdiam sambil menikmati angin dingin di desa "Tayy" suara manis terdengar dan menggelitik telinga Tay "apa?" jawab Tay pelan "kita explorenya besok ya, hari ini aku cape" Tay menatap mata New yang coklat manis dan bibirnya yang sedikit merona di dalam gelap malam "ya emang siapa yang nyuruh kamu nyari bunga lotus sekarang?, kecuali kamu mau" New tertawa dan mengecup bibir Tay tanpa aba aba "hehe... makasih ya" Tay menaikan alisnya bingung "kenapa ngomong gitu?" New menggelengkan kepalanya sambil ikut menikmati angin dingin "ya gapapa... makasih aja karna udah dateng ke hidup New" Tay tersenyum dan mengangguk "hehe gak masalah, as long as you are happy and im happy too Hin" jawabnya lirih.
-
1.30 pagi.
Terdengar suara hujan dan petir diluar membuat Tay membuka matanya kaget. Ia mendapati dirinya terbaring di atas kasur namun pikirannya melayang ke sebuah memori yang datang
"sebelum hujan datang, disini kan serem jalannya" ia melirik lelaki yang memberikannya tatapan kesal "ih ayo jangan marah marah nanti kamu makin jelek loh" akhrinya lelaki itu menyerah "iya oke oke deh" mereka menaiki mobil dan menikmati perjalanan pulang seperti semua pasangan pada biasanya, Saling menatap mata satu sama lain dan kadang saling mengaitkan tangan "Hin, aku-" terdengar suara hujan deras dan semuanya berubah menjadi hitam.
Tay membuka mata dan mendapati nafasnya menderu, apa maksud dari memori ini?, apa kelanjutan dari memori itu?, apa yang terjadi?
mengapa semua ini selalu terjadi bersamaan dengan suara hujan?
Hello... sorry for the long updates but school is really stressing me out, terutama UN math :) hayo siapa yang mau bantuin nyari peluang password atau mau bantuin nyari tinggi laki laki deketi tiang...
hehe ♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Petals
Fanfictiona Taynew soulmates AU " I think some souls have a way of connecting without our knowledge. That's why you can meet someone for the first time, but inside you just know. You know it is not the first time you've felt them "