• Arrived •

769 88 14
                                    

Tay dan New berjalan pelan menuju stasiun. Tangan saling bergandeng, mata saling memandang. Tay tak pernah merasa sesenang ini begitupula New yang hatinya berdetak tak karuan.

"aku beliin kamu tiket karna kamu ga pernah naik kereta. Dasar orang kaya!" New memberikan kertas yang bertuliskan tiket kereta dan Tay tersenyum "hehe makasih manis, nanti aku bales deh" New memutar matanya dan meninggalkan Tay yang tertawa sambil mengejar New dari belakang.

Kereta datang tak lama kemudian. New memandu Tay masuk dan menunjuk kabin dimana mereka akan duduk. "Hehe makasih" Tay langsung terbaring dan menatap New yang sedang memainkan handphonenya "ngomong-ngomong, temen kamu itu siapa yang ada di desa?" New menaikkan alisnya dan mentap luar jendela kereta yang tiba-tiba bergerak lambat "um... namanya... Kayavine. Dia temen aku sejak kecil. Dia orangnya baik kok, tenang kamu ga bakalan di gigit" New tertawa dan sekelebat memori masa lalu tentang dia bermain bersama Kayavine lewat membuat rindu yang tak terucap.

"gantengan aku apa dia?" Tay berdiri dan duduk disebelah New. Matanya menatap dalam mata coklat New membuat New memilih untuk memalingkan matanya "apasih... gajelas" Tay malah menarik dagu New membuat New tidak memiliki pilihan keculai menatap balik mata Tay yang hitam "serius aku nanya. Gantengan aku apa dia?" Tay memang sudah gila. Berani untuk mencium seseorang, mendekap seseorang atau bahkan memaksa seseorang yang ia kenal hanya dalam waktu sehari.

"liat aja nanti" ucap New sambil melepaskan tangan Tay dan kembali memainkan handphonenya. Entah kenapa Tay tidak memiliki nafsu untuk membuka handphonenya ia memilih untuk menatap muka New sebelum tiba-tiba rasa kantuk menjalar ke seluruh tubuhnya "aku tidur dulu ya" ucap Tay sambil membaringkan tubuhnya dan mendudukan kepalanya di paha New.

New tidak mengatakan apa-apa melainkan ia tersenyum dan mengusap kepala Tay dengan lembut sembari bersenandung lagu yang tidak asing untuk Tay.

Lagu yang ia pernah dengar namun entah kapan, lagu yang pernah menghantui otaknya entah kapan...

Tay memperhatikan New dari belakang yang menari pelan sambil menyiapkan sarapan "Heyyy" Tay melingkarkan tangannya di pinggang New dari belakang membuat New kaget dan tak sengaja melemparkan adonan ke muka New "ih apa sih... bisa kan ga ngagetin" ucap New. Tay hanya bisa tertawa dan mencium leher belakang New sambil berbisik pelan "oh New... i love you so much"

Tay membuka matanya dan pemandangan yang ia lihat hanya New yang memandang keluar jendela sambil mendengarkan lagu. Kepalanya masih di usap namun kecepatannya sudah berkurang dan Tay memilih untuk berdiri dan menguap "kita udah nyampe belum?" New menggeleng dan kembali memperhatikan luar jendela.

Sedari tadi, otak New dipenuhi oleh masa lalu yang membuatnya rindu akan masa kecilnya. Teman, sahabat, keluarga sudah sangat lama New ingin bertemu mereka dan sekarang adalah kesempatan yang baik untuk bertemu mereka lagi...

Terutama sekarang ia memiliki seseorang yang ia ingin kenalkan.

Pemandangan di luar kereta berubah dari perkotaan yang padat menjadi pegunungan dan hutan yang rindang. Tay berada di entah berantah namun ia menikmatinya asalkan New juga menikmatinya.

Asalkan ada New disampinya ia tahu semuanya akan baik baik saja.

"Bentar lagi nyampe" New menatap mata Tay dan memberi isyarat untuk bersiap. Tay merapihkan rambutnya dan kembali membawa tas yang berat bagaikan membawa batu.

"ini kita nanti kita menetap dimana ya?" New lupa untuk memberitahu Tay apa saja yang ia sudah rencanakan namun New lebih suka membiarkan New untuk menebak "liat aja nanti" Tay memutar bola matanya.

Kereta perlahan berhenti dan hati New berdetak kencang tanda tak sabar. Ia menggenggam tangan Tay dan berjalan pelan keluar dari kereta begitu kereta diberhentikan.

"serius New, aku ga tau kita dimana atau pun kita mau kemana jadi lebih baik kamu kasih aku clue gitu?" Tay diabaikan oleh New yang malah asyik mencari seseorang namun Tay tak dapat melakukan apa pu  ketika melihat mata New yang bersinar terang bagai matahari.

Tak lama kemudian New sepertinya menemukan seseorang yang ia cari karna New melepaskan genggaman Tay dan berlari menuju pelukan seseorang.

Untuk Pertama kalinya Tay merasa sakit di dada. Rasa sesak yang ia tidak dapat katakan ketika seseorang tersebut melingkarkan tangannya di pinggang New dan mendekapnya erat dan Tay berharap dapat menjauhkan New dari seseorang tersebut sekarang.

Tay memilih untuk berjalan pelan menuju New dan memberikan seseorang tersebut tatapan mendalam sebelum akhirnya New melepaskan pelukannya "Tay, kenalin ini Earth dan Earth, ini Tay" Tay menaikan alisnya "Oh hi" ucap Tay sedikit jutek dan galak.

ow... Tay didn't like this

Flower PetalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang