Qalbi dan Raihan pun tiba di sekolah dengan pagar yang telah terkunci. Untung saja sekolah ini punya bokapnya Raihan , jadi diperbolehkan masuk oleh satpam yang telah menjaga. Mungkin, takut juga sama Raihan.
Hari pertama sekolah ini adalah hari untuk masa orientasi siswa. Siswa-siswi dimulai dari kelas X-XII diminta untuk berkumpul di lapangan sekolah untuk diberikan informasi dan pengucapan selamat datang kepada murid-murid baru.
"Selamat pagi anak-anak. Perkenalkan nama bapak, Ramli. Bapak adalah kepala sekolah di SMA PRIMA JAYA. Selamat datang anak-anak, khususnya kepada murid kelas X, bapak harap kita semua mampu untuk lebih memajukan sekolah ini agar menjadi sekolah yang lebih berkualitas" begitulah sambutan singkat dari kepala sekolah.
Yang kebetulan adalah ayahnya Raihan. Ayah Raihan memang sangat mirip dengan Raihan. Tatapan yang tegas serta mulut yang tajam. Semua orang akan terdiam apabila mendengar suaranya yang sangat berat dan permainan matanya yang membuat orang menunduk apabila sempat menatap matanya.
Setelah diberikan amanat di lapangan. Para siswi kelas X langsung berburu ke Aula setelah perintah dari kepala sekolah untuk diberikan pengenalan tentang lingkungan sekolah. Sedangkan kelas XI dan XII disuruh kembali ke kelas awalnya , bukan karena mereka tinggal kelas, hanya saja pembagian kelas belum ditetapkan.
Di ruang Aula, siswa kelas X telah berkerumun dengan tertib. Disana, para siswa dikenalkan dengan organisasi-organisasi sekolah. Mulai dari OSIS, Marching band, Paskibra, PMR, Pramuka, 4 pilar kebangsaan, Olimpiade, dan jenis-jenis olahraga yang sangat diminati.
Semua siswa sangat menikmati proses PLS(pengenalan lingkungan sekolah) ,yang dipimpin oleh ketua osis.
Setelah 3 hari lamanya , PLS selesai dan saat itulah diadakan pembagian kelas yang telah ditempel di kelas yang akan dituju.
•===•
Setelah mengantarkan Kayla, Qalbi mempercepat laju motornya.
Hari ini begitu sial baginya, pasalnya dia lupa meminta jajan kepada orangtuanya dan sebentar lagi gerbang sekolah akan ditutup.
"Mati deh gue" ucap Qalbi yang telah melihat petugas satpam yang hendak menutup pagar.
Setelah memastikan diri di depan gerbang, Qalbi dibiarkan begitu saja oleh satpam itu masuk. Qalbi juga merasa heran dengan sikap satpam ini. Muin, nama yang tertera di pakaian satpamnya.
"Makasih banyak pak Muin" ucap Qalbi sambil tersenyum.
'Duh, itu satpam baiknya kebangetan. Apa karena gue temannya Raihan, jadi gue dibolehkan masuk? Masih ada untung juga temanan sama PINKERS itu' ucap Qalbi didalam hati.
Setelah diperbolehkan masuk, Qalbi segera memarkirkan motor dan langsung bergegas mencari kelasnya.
Dilihatnya satu persatu kertas yang tertempel di dinding kaca kelas. Tetes demi tetes keringat mulai keluar dari frontalnya .
Tak lama, akhirnya Qalbi menemukan sebuah kertas yang telah tertulis namanya.
"Ini dia" gumam Qalbi sambil mengambil tisu di kantong bajunya dan mengelapkan pada frontalnya.
"X.IPA 1" seketika Qalbi tercengang melihat 'seekor' nama yang tak asing baginya.
"Raihan Okta Kinraja" Qalbi menggaruk kepalanya. Bukan karena ada kutu. Tapi, HERAN.
KAMU SEDANG MEMBACA
QALBI
Fiksi Remaja[on going] Update Senin, Kamis dan Sabtu #2 Lebih baik (06-04-2019) #6 Taat (06-04-2019) #16 Bertahan (06-04-2019) #29 Lara (06-04-2019) #33 Duka (06-04-2019) Cerita ini mengajarkan kita cara untuk bertahan. Bertahan bersama suka dan duka bersaman...