Setelah jam pelajaran fisika habis. Lonceng berbunyi, tanda untuk waktu istirahat.
Qalbi dan Raihan memilih untuk menghabiskan waktu istirahat di dalam kelas.
Kemudian, datanglah dua orang siswa untuk menghampiri mereka.
"Kita boleh gabung?" salah satu dari mereka memulai percakapan.
"Boleh" jawab Raihan singkat.
Keduanya pun langsung mengambil kursi dan mendekatkan nya pada bangku Qalbi dan Raihan.
"Gue Arka" seorang laki-laki bertubuh tinggi mengulurkan tangan kanan.
"Dan gue Gian" sambung laki-laki berbadan besar di sampingnya.
"Oh, gue Raihan" timpal Raihan menjabat tangan keduanya.
"Qalbi"tatap Qalbi kepada keduanya.
"Kalian nggak ke kantin?" Tanya Arka
"Nggak. Kalian? " Raihan menjawab singkat.
"Oo, kami ada bawa bekal dari rumah. Jadi malas ke kantin" ucap Gian sambil mengeluarkan bekal dari tangannya.
"Kita juga bawa bekal sebenarnya. Kalau gitu kita makan bareng aja" lagi-lagi Raihan yang menjawab.
"Qalbi Lo gimana? Kok diam aja" Arka sedikit heran melihat Qalbi
Yang ditanya hanya diam dan memilih berjalan menuju barisan paling depan.
Qalbi melihat seorang siswa yang hanya duduk di barisan pojok depan.
"Lo mau gabung sama kita?" Qalbi membuka percakapan.
Laki-laki itu sedikit terkejut dengan kedatangan Qalbi yang ada di hadapannya.
"Ayo kita makan bareng" sambung Qalbi
"Nggak deh. Gue nggak bawa bekal" Tolaknya.
"Nggak apa-apalah, santai. Kita makan bareng aja" Qalbi mengajak laki-laki itu untuk bergabung dengan yang lainnya.
"Nama Lo siapa?" Qalbi bertanya spontan.
"Gue Ronald"
Satu persatu teman-temannya Qalbi mengulurkan tangan untuk berkenalan satu sama lain.
Mereka makan lahap bersama di dalam kelas dengan bekal yang di bawa dari rumah.
Aneh memang. Laki-laki membawa bekal. Tapi itulah mereka.
"Ngomong-ngomong Qalbi , Lo pemberani ya?" Gian memecah percakapan yang sempat hilang dikarenakan waktu makan.
"Berani apanya?" Qalbi menghentikan makannya dan menatap ke arah Gian.
"Itu, tadi Lo berani banget untuk maju ke depan waktu Pak Bryan nanya siapa yang suka fisika" Gian mencoba menjelaskan.
"Oo, yang tadi. Kerjaannya dia nih" Qalbi menunjuk ke arah Raihan.
"Beneran? Wah, Lo parah Han" ucap Gian.
"Beneran. Lo parah Han. Apalagi waktu Qalbi ngenalin dirinya. Lo hebat banget jadi kompor Han, hingga suasana kelas menjadi lebih rame" Arka menggeleng ketika melihat Qalbi yang mulai malu
"He he he. Itu mah biasa buat gue untuk ngerjain si Qalbi" ucap Raihan dengan bangga.
"Tapi, Bi. Menurut gue Lo cocok kok Sama si Cinta. Dia itu cantik. Sopan juga" ucap Arka menatap Qalbi.
"Iya Bi. Sikat aja langsung. Tembak. Pepet. Awas tikungan!" Ucap Gian yang mulai tak terkontrol.
"Eh, Lo kenapa Gian?" Arka menatap Gian yang makin menggila.
KAMU SEDANG MEMBACA
QALBI
Teen Fiction[on going] Update Senin, Kamis dan Sabtu #2 Lebih baik (06-04-2019) #6 Taat (06-04-2019) #16 Bertahan (06-04-2019) #29 Lara (06-04-2019) #33 Duka (06-04-2019) Cerita ini mengajarkan kita cara untuk bertahan. Bertahan bersama suka dan duka bersaman...