Part 7

3.4K 531 88
                                    

Happy Reading!

.
.
.
.
.

Baru tiba di kantor, Wendy sudah disambut oleh segerombolan ibu pemasaran yang sedang berkerumun. Wendy memutar bola matanya. Pemandangan yang setiap hari dia lihat hingga membuatnya begitu jengah. Kalau tidak ingat tata krama dan sopan santun, Wendy pasti sudah membubarkan mereka sejak dulu.

Jempol Wendy menempel sempurna di mesin fingerprint. Gadis itu segera melangkah pergi setelah absen.

"Bergosip terus. Heran. Mulut mereka tidak lelah apa ya? Nanti kalau terjadi sesuatu, baru diam deh." gerutu Wendy. Gadis itu memang tidak suka ada orang yang bergosip apalagi gosip itu terlalu di lebih-lebih kan.

Berselang beberapa menit setelah Wendy duduk, Seulgi datang. Gadis bermarga Kang itu menaruh tasnya di atas meja kemudian menghampiri Wendy.

"Wen, mau tahu sesuatu tidak?"

Wendy yang sedang membersihkan wajah langsung menoleh dan memandangi Seulgi datar.

"Kalau tidak penting, lebih baik tidak usah."

Seulgi berujar, "justru ini penting sekali, Wen. Bu Daehee, bagian pemasaran tidak masuk hari ini. Dia tidak bisa dihubungi. Teman-temannya sedang panik di luar sana."

Wendy membulatkan mulut. Jadi yang tadi dia lihat itu, mereka bukan sedang bergosip toh.

"Lalu apa hubungannya denganku?"

Seulgi meringis. "Tidak ada sih.. Hanya saja aneh sekali ya. Ibu itu kan rajin sekali. Tidak pernah bolos. Datang selalu tepat waktu, bahkan selalu pagi."

Wendy mengangkat bahu cuek. "Yah mungkin dia sedang ada keperluan dan kebetulan ponselnya tidak ada sinyal." Gadis bermarga Son itu menaruh botol micellar water miliknya ke dalam tas. "Justru aku malah senang karena berkurang satu orang yang rese."

Kim Daehee memang paling gemar bergosip dibandingkan teman-temannya yang lain. Suaranya sangat cempreng, apalagi ketika sedang tertawa. Maka tak heran jika Wendy sangat senang saat Kim Daehee tidak masuk. Dia bisa merasakan ketenangan walau hanya sehari.

"Palingan besok dia sudah datang lagi." ujar Wendy lagi.

"Iya sih." Seulgi menggaruk kepalanya secara iseng. Lalu gadis bermarga Kang itu buru-buru kembali ke tempatnya saat Pak Choi ㅡmanajer merekaㅡ masuk. Sementara Wendy mulai mengerjakan tugasnya.

.
.
.
.
.

Wendy kira Kim Daehee sudah kembali bekerja, namun ternyata dia salah besar. Karyawati berusia 40 tahunan itu tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali. Bahkan menurut teman-temannya ㅡWendy sebenarnya tidak sengaja mengupingㅡ, Kim Daehee sama sekali tidak bisa dihubungi. Sang suami yang masih berada di luar kota juga tidak mengetahui keberadaan Kim Daehee.

Kim Daehee akhirnya dinyatakan hilang karena sudah tidak ada kabar selama 1x24 jam.

Berita hilangnya Kim Daehee ini menyebar sangat cepat di kantor hingga menjadi bahan pembicaraan selama beberapa hari. Pihak perusahaan sudah melaporkan kejadian hilangnya Kim Daehee kepada pihak berwajib namun masih belum ada perkembangan.

"Dengar-dengar si ibu bawel itu hilang sehabis lembur." Sehun mengawali sesi bergosip di sela-sela acara makan siang mereka.

"Ih seram sekali ya." Seulgi merinding. "Aku tidak mau lembur lagi."

"Kamu kan memang tidak pernah lembur." Wendy melirik sebal ke arah Seulgi. Memang sih yang sering disuruh lembur adalah Wendy karena Seulgi selalu berdalih dia mempunyai anak. Padahal anak yang dimaksud adalah keponakannya yang kebetulan sedang menginap saja. Ironisnya, Pak Choi percaya dengan kebohongan Seulgi dan Wendy yang harus menggantikan tugas Seulgi. Sungguh dunia begitu tidak adil.

▶Nerd Man ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang