4. Dia?

977 171 11
                                    

Jungkook berulang kali mengumpat dalam hati saat kedua kaki dan tangannya tak henti bekerja, bergerak sangat aktif ke sana kemari.

Apa-apaan ini? Sedari tadi batinnya menjerit protes keras. Ini hari pertamanya bekerja sebagai asisten koki seingatnya. Tapi apa yang ia lakukan sekarang?

Bukannya memasak, ia malah sibuk menjadi pesuruh semua orang.

"Jungkook tolong ambilkan daging!" Seseorang memerintah.

"Ne!"

Belum sempat kakinya melangkah menuju tempat penyimpanan, sahutan lainnya mengegema.

"Jungkook, siapkan piring!"

"Jungkook...tolong ambilkan tepung...oh sekalian tempat adonan!"

"Jungkook ambilkan keju!"

"....Ambilkan sosis sekalian!!!"

"Jungkook ambilkan tomat!"

"Jungkook ambilakan aku wortel 5 buah saja!"

"Jangan diam saja, ayo cepat bergerak. Kita sangat sibuk!"

"Jungkook cepat!"

"Jungkook cepat!"

"JUNGKOOK CEPAT!!?"

Kepala Jungkook seakan ingin pecah rasanya.

.

.

.

Jieun tertawa keras melihat pemandangan di depannya. Tepatnya apa yang terjadi di dapur restaurant tempatnya bekerja.

Yoongi hanya memandang malas wanita itu.

"Kau sudah puas?"

Jieun memalingkan wajahnya untuk menatap Yoongi sesaat.

"Idemu bagus juga, aku suka!" Ucapnya dengan masih memperhatikan jendela kaca besar yang terdapat pemandangan sibuk dapur besar itu.

Yoongi menghela nafas. Ia jadi tak tega pada Jungkook melihat betapa repotnya bocah itu.

Sebelumnya Yoongi berdebat dengan Jieun soal pemecatan Jungkook. Hei apa-apaan itu, ini hari pertamanya mana mungkin Yoongi tega memecat Jungkook begitu saja. Namun, alangkah terkejutnya ia saat Jieun bercerita bahwa Jungkook adalah selingkuhan ibu tirinya.

Yoongi sebenarnya tidak percaya akan hal itu. Mana mungkin Jungkook dengan wajah sepolos itu merupakan selingkuhan tante-tante?

Demi menyelamatkan Jungkook, Yoongi menyarankan pada Jieun untuk menggunakan Jungkook sebagai alat pembalasan dendam pada ibu tirinya. Yoongi sangat mengerti betapa bencinya Jieun pada wanita yang telah merebut harta keluarganya itu. Tetapi sekarang, Yoongi justru menyesal.

"Kau tak kasihan padanya? Dia di terima sebagai asisten koki, di bawahmu tapi lihat...dia malah di jadikan pesuruh"

Jieun mengulas senyum culas. Mata tajamnya masih menatap Jungkook penuh kebencian.

"Aku akan membuatnya menderita. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah membiarkan dia menyentuh peralatan masak dengan tangan kotornya itu!" Ucapnya kelewat tajam. Seketika tawanya menghilang entah kemana begitu kembali mengingat siapa pemuda yang kini sedang ia perhatikan.

Yoongi menghela nafas lelah. Kali ini ia tidak ingin mendebat Jieun karena percuma, Jieun itu keras kepala.

"Terserah kau saja, tapi jangan sampai melampaui batas. Benci boleh, mengerjai dia juga boleh. Jangan sampai kau menyesal, aku dengar kehidupan anak itu cukup menyedihkan"

LOOK AT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang