7. Hangat

1.1K 171 33
                                    

Jungkook menatap pintu sebuah kamar hotel di depannya. Jantungnya berdebar tak karuan dan tangannya yang telah memegang pintu gemetaran.

'Haruskan aku melakukannya?'

Pintunya tak terkunci.

Yuri sudah memberitahukan sebelumnya. Hanya tinggal sekali putar dan pintu akan terbuka.

Jungkook memejamkan kedua matanya, menyiapkan diri untuk keputusan besar dalam hidupnya.

'Aku akhirnya akan menjual diriku. Kau murahan sekali Jeon Jungkook!'

Suara-suara dalam benaknya menghujat, memperlambat gerak tubuhnya....Hingga....

Tap

Sebuah tangan menggenggam kuat lengannya dan mencegahnya masuk ke dalam.

Jungkook menoleh ke samping dan terkejut.

"Kau?"

.

.

.

Di sinilah ia berada sekarang.

Duduk dengan canggung di sebuah warung kaki lima dengan seorang gadis yang telah berhasil menyeretnya keluar dari dalam hotel.

Lee Jieun.

Mengejutkan memang karena gadis itu adalah senior menyebalkan dan menjadi musuhnya selama ini.

"Kau tidak makan?"

Jieun bertanya dengan pipi menggelembung penuh.

"Tidak, melihatmu makan saja aku sudah kenyang"

Jungkook meminum sebotol soju yang tersaji di depannya. Meja mereka sudah penuh dengan makanan, semua di pesan oleh Jieun.

"Jangan pura-pura, kau sedang tak punya uang kan?"

Sejujurnya, Jungkook memang sedang lapar karena belum makan apapun sejak sore hari. Melirik sebentar ke arah oden namun segera menggeleng. Gadis di depannya bisa saja mempermalukan dirinya dalam sekejap. Tidak ada yang tahu apa yang ada dalam benaknya, karena Jungkook masih berpikir gadis ini licik. Punya segudang cara untuk membuatnya malu.

"Ayolah, tidak usah gengsi. Aku yang traktir!"

Jungkook sejenak memandang Jieun yang masih lahap makan. Berpikir kenapa Jieun bisa berada di sana dan menariknya ke sini?

"Sanbae, kenapa kau membawaku ke sini?"

Jieun menghentikan makannya, membalas tatapan Jungkook.

"Wae? Memangnya kau masih berniat jual diri?"

Jungkook mengerjap bingung. Dari mana dia tahu?

"Aku tidak sengaja dengar tadi saat dia berbisik padamu. Kalau bisa hindari dia, dia itu wanita yang berbahaya!"

Jieun berbohong. Gadis itu baru saja tahu tentang kehidupan Jungkook dari Jimin, detektif bayarannya. Informasinya tidak ada yang meleset, walau sempat terkejut saat tahu soal Jungkook yang terpaksa menjual diri pada ibu tirinya. Termasuk soal tragedi di malam saat Jieun memergoki keduanya.

Suga benar tentang kehidupan menyedihkan pria ini. Jieun mulai berpikir dia terlalu kejam selama ini.

Jieun merogoh sesuatu di tasnya. Sebuah amplop coklat yang cukup tebal. ia menaruhnya begitu saja di depan Jungkook.

"Tenang, aku membayarmu. Tugasmu cukup menemaniku jalan-jalan malam ini, bagaimana?"

Jungkook meraih amplop itu, menghitung jumlah uang di dalamnya.

LOOK AT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang