Seusai makan malam, Zheya langsung terjun ke ranjang kamar yang seruangan dengan kamar Zoya dan tertidur pulas. Sore tadi ia diantar pulang oleh Jafar dan kedua temannya. Gadis itu bahkan menceritakan banyak hal tentang jalan-jalannya pada Bunda dan Zoya saat makan malam.
Mungkin, hari ini menguras lebih banyak tenaga sehingga ia memutuskan tidur lebih dulu. Meninggalkan Zoya dan Bunda yang kini tengah asyik menonton televisi.
"Bun, Ayah masih lama ya?" Zoya, gadis yang sedang menyesap tehnya itu bertanya pada seorang wanita paruh baya di sebelahnya.
Bunda menengok, kemudian menilik jarum jam. "Mungkin sebentar lagi."
"Besok Zoya ada acara reuni SMA. Prom party."
"Terus?"
Belum sempat menjawab, suara mesin mobil Ayah terdengar. Membuat baik Zoya maupun Bunda beranjak dari sofa nyaris bersamaan. Keduanya menunggu Ayah yang telah memasukkan mobilnya ke dalam garasi.
"Ayah kok malem banget pulangnya?" Tanya Bunda meraih jas dan tas kerja Ayah. Sedang pria yang masih mengenakan kacamata itu melepas sepatunya.
Pasutri itu kemudian masuk ke dalam rumah dengan Zoya yang membuntuti. "Tadi ada kerjaan tambahan sedikit." Terlihat, Ayah tampak tersenyum. "Bunda masak apa? Ayah laper,"
"Ada tuh, nanti Bunda panasin. Ayah mandi aja dulu."
"Kopinya juga ya, Bun."
Bunda hanya membalas pesan Ayah dengan gumaman seraya melenggang menuju dapur.
Seperginya Bunda, Zoya mencoba mengingatkan Ayah tentang janjinya tadi pagi. "Ayah gak lupa, kan?"
Ayah linglung—atau lebih tepatnya, pura-pura linglung. "Loh, lupa apa?"
"Yang itu."
"Itu apa sih, Zoy?"
"Ayah...,"
Lalu Ayah terkekeh pelan dan mengusak rambut anak sulungnya itu. "Ayah gak lupa kok, Sayang. Yuk, ikut Ayah."
Ayah merangkul Zoya dan menuntunnya hingga ke sayap rumah. Dimana terdapat sebuah teras dengan kedua kursi, lengkap terbentang hamparan rumput gajah mini di depannya. Di sebelah kiri tampak kolam ikan koi, sedang kanannya hanya rumput kosong. Biasanya, Bunda menjemur pakaian disana.
Dan dengan telanjang kaki, Ayah mengajak Zoya turun dari teras. Menapaki satu persatu rumput yang dulu pria itu tanam dengan susah payah, setelah sempat menyalakan fitur musik di ponselnya yang ia biarkan tergeletak di atas meja.
**bacanya sambil dengerin lagu Perfect-nya Ed Sheeran ya!:)
I found a love for me
Darling just dive right in and follow my leadSeusai lagu mulai terdengar menyapa telinga di antara hiruk-piruk udara malam, Ayah menempatkan lengan kecil Zoya di bahunya. Ia mendekap pinggang anak gadisnya dengan sangat sayang.
Well, I found a girl, beautiful and sweet
Oh, I never knew you were that someone waiting for meKeduanya mulai jatuh dalam sebuah lagu yang dulu sangat digemari Bunda, bahkan sampai sekarang.
Zoya sendiri tak henti menatap sorot teduh Ayah yang seakan berkata, 'gak pa-pa, kamu bisa'.
Ya, Ayah mengajarinya berdansa. Menuntun kakinya ke belakang, depan, kiri dan kanan. Bahkan sesekali pria itu mengangkat lengan untuk ruang Zoya memutar badan dan jatuh di atasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Form [butuh revisi]
Novela JuvenilKisah tentang Darrelyon Sterling, si air tanpa wadah yang mencari-cari bentuk cintanya.