"Aku tahu, aku memang orang yang paling egois di dunia ini. Dan aku tau, aku pernah salah dan pernah mengecewakannya dulu. Tapi apa aku terlambat untuk merubah semuanya hanya untuk membuatnya tetap bahagia bersamaku"Ucapnya penuh harap sambil meneteskan air matanya perlahan.
"Aku pernah berfikir, jika suatu saat nanti kita harus melihat orang yang kita cintai lebih bahagia dengan orang yang baru dia kenali dibanding dengan orang yang selalu ada buat dia selama bertahun - tahun, Apa kita bisa merelakannya pergi bila suatu saat dia lebih memilih hidup bersama dengan orang itu dibanding bersama diriku"
---
Ini ketiga kalinya handphoneku berdering kembali, kulihat sepintas di handphoneku, Mada melakukan panggilan telepon kepadaku. Namun aku menghiraukannya dan tetap fokus dengan pekerjaanku. Semua tumpukan file penting mengenai pekerjaanku selalu mengisi meja kerjaku. Semua harus aku selesaikan dan kutanda tangani. Hingga waktu menunjukkan pukul 15.00, aku pun masih sibuk berada di depan laptop kesayanganku itu dan masih sibuk menerima semua telepon masuk dari klien kantorku. Sekretarisku juga sudah mencoba mengingatkanku untuk makan siang. Tapi aku tetap saja tidak mendengarkannya. Aku terlalu sibuk dengan semua pekerjaanku yang menumpuk setiap harinya itu.
Dan Mada, lagi-lagi dia mencoba meneleponku namun aku sengaja mematikan handphoneku karena saat ini aku sedang berbincang dengan klien penting kantorku.
Tidak lama klienku pergi, Mada meneleponku kembali namun aku tidak mau mengangkatnya. Aku kembali melanjutkan pekerjaanku. Namun, saat aku ingin kembali ke bangku, kepalaku pusing dan semua terasa gelap dan badanku langsung terjatuh ke lantai.
---
"Cut"Teriak Sutradara mengakhiri syuting hari ini
"Mikha, Mada dan Reuben akting kalian keren banget! Besok Kita lanjut lagi ya"Seru Sutradara Film terbaru yang akan dibintangi oleh The Overtunes"
"Hahaha, Makasih Pak!"Senyum mereka kompak kepada sang Sutradara
Semua bersiap - siap untuk pulang, Dan Handphone Mada pun berdering. Mada segera mengangkat panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenalinya itu.
"Hallo"
"Hallo Pak Mada, ini saya Tania, Sekretarisnya Bu Bianca. Bu Bianca pak, dia pingsan di ruang kerjanya"
"Apaaa!!! Ok tunggu sebentar saya akan segera ke sana""Kenapa mad?"Seru Reuben penasaran
"Iya ada sih?"Sahut Mikha yang ikut penasaran
"Bianca"
"Bianca kenapa?"Reuben
"Dia pingsan di kantornya, tadi sekretarisnya yang hubungin gue. Gue cabut duluan ya"
"Ya ampun.. yaudah hati-hati, mad"Mikha
"Nanti berkabar ya"Sahut Reuben
Setelah merapikan tasnya, Mada langsung menuju ke kantor Bianca.
---
Sesampainya di kantor Bianca, Mada langsung berlari menuju ruangan kerja Bianca, dia dengan segera menggendong Bianca dan membawa Bianca ke Rumah Sakit terdekat dengan Mobil Sport hitam terbarunya itu.
Sepanjang perjalanan ke Rumah Sakit, Mada selalu menggenggam tangan tunangannya itu. Dia sangat khawatir dengan keadaan Bianca. Mada sangat mencintai Bianca. Mada dan Bianca memang sudah 5 tahun berpacaran dan baru tahun kemarin mereka melaksanakan pertunangan. Mada memang laki-laki impian, Dia selalu punya waktu untuk Bianca, dia sangat baik, orang yang sangat dewasa dan penuh tanggung jawab. Dan perhatiannya itu yang selalu bisa membuat Bianca merasa nyaman saat bersama dengan Mada.
---
Setelah hampir seharian tak sadarkan diri,
"Mada kamu kok ada disini?"
"Syukurlah kamu sudah sadar, aku khawatir banget sama keadaan kamu, tadi kamu pingsan di ruangan kerja kamu, Tania yang kabari aku saat aku lagi syuting. Gimana keadaan kamu sekarang Bi?"Mada sangat khawatir dengan keadaanku, itu yang terlihat dari wajah dan sikapnya yang sedaritadi aku sadarkan diri, dia langsung memelukku erat seperti takut kehilanganku.
"Mada, udah ya aku gapapa kok. Keadaan aku sudah membaik. Aku hanya kecapean aja dan kurang istirahat"
"Dan satu lagi karena jadwal makan kamu yang nggak teratur. Mulai sekarang kamu harus jaga kesehatan ya jangan sampai kecapean lagi"
"Siap pak dokter!"Aku pun tersenyum padanya.
---
"Ibu Cassandra Hendrawan"
Kringg...
"Mba boleh titip dulu obatnya, saya mau angkat telepon dulu sebentar"
Sandra Kemudian menjauh dari Loket Pengambilan Obat, untuk mengangkat telepon dari Tantenya, Anneke.
"Hallo Tante, oh iya setelah dari Rumah Sakit, aku langsung mampir ke Restoran kok. Nanti aku beli titipan tante dan gak pedes hehe. Ok Tante udah dulu ya..Bye"---
"Bapak Mada Emmanuelle"Panggil petugas loket Rumah Sakit ituKemudian mada langsung beranjak dari tempat duduknya dan mengambil obat tersebut
Sementara, Perempuan tersebut langsung menghampiri loket setelah menutup teleponnya itu"Makasih ya mba"Kemudian Sandra pergi setelah mengambil obat dari loket
"Casandra Hendrawan? loh kok obat penghilang sakit datang bulan! Ini bukan obatnya Bianca. Mba maaf obatnya kayaknya salah kasih"Mada langsung menanyakan kepada Petugas Loket Penebusan Obat tersebut.
"Obat yang saya berikan sudah benar pak. Mungkin obat bapak tertukar dengan orang yang sebelumnya menebus obat juga"
"Jangan-jangan tertukar dengan Perempuan yang tadi?"Seru Mada dalam hatinya
-TO BE CONTINUE-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Man, Mada
Fanfiction"Aku pernah berfikir, jika suatu saat nanti kita harus melihat orang yang kita cintai lebih bahagia dengan orang yang baru dia kenali dibanding dengan orang yang selalu ada buat dia selama bertahun - tahun. Apa kita bisa merelakannya pergi bila sua...