Mulai dari perkenalan itu, Mada dan Sandra menjadi dekat. Mereka melanjutkan perbincangan mereka di depan kamar perawatan Bianca. Mereka berbincang seru, sehingga suara mereka membuat Bianca mendengarnya. Perlahan Bianca menghampiri pintu kamarnya dan mengintip ke arah luar. Ada Mada dan Sandra yang masih berbincang bersama.
"Mada bicara dengan siapa? dan sepertinya aku baru melihat perempuan itu. Siapa dia? Ahhh sudahlah mungkin dia teman atau salah satu fans The Overtunes yang tak sengaja lewat. Bianca tak memperdulikan Mada dan Sandra. Bianca memang sangat cuek dan tak peduli dengan hal kecil seperti itu. Bahkan tak ada sedikit kecemburuan dan rasa curiga di benak Bianca terhadap Mada. Dia percaya bahwa Mada adalah laki-laki yang sangat setia. Namun dia tidak mengetahui, bahwa sejak pertemuan hari ini. Sandra menjadi lebih gigih dan bersemangat untuk mendekati Mada lebih dari itu.
Hari berikutnya, Sandra semakin berani menyapa Mada dan mengajaknya berbincang di sekitar Rumah Sakit. Tanpa sepengetahuan Bianca, Sandra mencoba mencuri-curi kesempatan untuk mendekati Mada. Dan Mada pun tak menyadari bahwa itu adalah siasat Sandra agar ida dapat bertemu dengan Mada dan menjadi dekat dengannya. Tak ada niatan buruk, namun hanya saja Sandra merasa kesepian dan sangat membutuhkan seorang teman untuk berbagi. Apalagi setahun sudah berlalu setelah kepergian Fandy Tunangannya yang meninggal waktu itu. Sandra menjadi merasa kesepian dan menjadi tertutup dan bahkan dia selalu mengurungkan dirinya di Rumah. Tapi sejak pertama kali pertemuannya di Rumah sakit waktu itu, Sandra merasa dipertemukan kembali dengan sosok Fandy lewat seorang Mada Emmanuele.
---
"Akhir-akhir ini, waktu Mada lebih sedikit menemani aku di Rumah Sakit. Rasanya begitu cepat dia baru ke sini dan kemudian pergi lagi. Begitu juga hari selanjutnya. Ada apa dengan Mada?"Bianca pun merasa ada yang aneh dengan Mada, waktunya untuk menemaninya di Rumah Sakit menjadi tak banyak semenjak Mada lebih sering bersama dengan Sandra.
Lama-kelamaan, Mada jadi merasa Sandra lebih peduli dan mempunyai lebih banyak waktu untuknya dibandingkan dengan Bianca, Tunangannya itu. Tapi Mada tau bagaimana dia harus memposisikan dirinya dengan Perempuan selain Bianca, Calon Istrinya.
"Sorry San, kayaknya perbincangan kita ini dilanjutkan lain kali lagi ya. Aku harus melanjutkan syuting aku hari ini, Permisi"Pamit Mada
"Oh yaudah, kamu hati-hati ya Mada"
Mada berlalu dan tak menoleh ke padanya lagi, dia hanya mengangkat tangan kanannya yang membentuk tanda ok. Dia melakukan itu untuk memberikan jarak di antara mereka berdua, supaya Sandra tidak salah paham atas kedekatannya dengan perempuan itu.
"Terima kasih Mada, karena Kamu aku sudah tidak merasa kesepian lagi. Semenjak Fandy pergi untuk selamanya. Aku kira tidak ada yang bisa membuatku seperti dulu lagi. Tapi semenjak ada kamu, aku bersyukur hidupku kembali lagi seperti sedia kala"Seru Sandra dari belakang yang masih memperhatikan Mada pergi.
---
Hari ini hari kepulangan Bianca, sudah hampir seminggu ia di rawat di Rumah Sakit. Namun syukurlah akhirnya dia bisa pulang juga ke rumah setelah sembuh dari penyakit maag akut dan demam tingginya itu. Namun kepulangannya hari ini tak dihadiri oleh Mada. Mada tak menjemput Bianca pulang dari Rumah Sakit, melainkan dia lebih memilih membantu Tante Anneke , tante dari Sandra yang baru saja jatuh dari tangga di rumahnya. Sandra hanya tinggal berdua dengan Tantenya yang sering keluar masuk rumah sakit. Makannya Sandra meminta bantuan Mada, karena hanya Madalah yang ia kenal di Jakarta. Setelah Fandy pergi, Sandra tak mempunyai teman lagi. Semua keluarganya tinggal di luar Jakarta.
Bianca masih menunggu kedatangan Mada untuk menjemputnya, namun Mada pun tak tampak juga sampai saat ini. Bianca merasa sedih dan mulai menyadari bahwa Mada akhir-akhir ini menjauh dari dirinya. Dia sekarang berubah dan tak memperdulikannya lagi.
"Bi, kita pulang yuk sayang"Mama Bianca
"Yaudah kita pulang sekarang ya Ma"
"Sini kak, kita bantuin bawain tasnya"Ryan
Di dalam Mobil, Bianca hanya termenung dan memikirkan keberadaan Mada yang entah ada dimana.
"Kamu dimana Mad kok kamu nggak jemput aku pulang dari Rumah Sakit hari ini"Bianca menempelkan kepalanya ke jendela sisi kiri mobilnya itu. Hanya menatap kosong dan terdiam.
Mamanya hanya melihatnya dari kaca dalam mobil itu, Dia tak tega melihat Putrinya sedih dan terdiam seperti itu. Tak biasanya dia melihat Bianca begitu, padahal dia adalah orang yang sangat ceria.
-TO BE CONTINUE-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Man, Mada
Fanfiction"Aku pernah berfikir, jika suatu saat nanti kita harus melihat orang yang kita cintai lebih bahagia dengan orang yang baru dia kenali dibanding dengan orang yang selalu ada buat dia selama bertahun - tahun. Apa kita bisa merelakannya pergi bila sua...