"Mad, gue ke Toilet dulu ya. Nanti gue menyusul"Gamal
"Ok!"
Gamal melanjutkan langkahnya, menyusuri koridor rumah sakit itu. Mencari dimana letak Toilet. Namun tak sengaja Gamal bertubrukan dengan salah seorang Perempuan.
"Maaf aku nggak sengaja"Seru Gamal
"Iya gapapa, aku yang minta maaf, karena aku jalan nggak memperhatikan sekitar"
"Ini obat kamu jatuh"Gamal membantu mengambil obat Perempuan itu yang terjatuh
"Terima kasih ya :), Permisi"Perempuan itu pun pergi dan dia terlihat sangat terburu-buru.
"Hati-hati"Seru Gamal dalam hatinya
---
"Halo sayang gimana keadaan kamu sekarang?"
"Hi, i'm better than yesterday"
Mada masih tidak mengerti dengan kelakukan tunangannya itu, Di saat dia sudah terbaring di ranjang Rumah Sakit, selang infus di tangannya masih terpasang dan badannya yang masih terlihat sangat lemah itu. Masih saja dia meluangkan waktunya untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan laptop dan kedua handphonenya itu.
"Kamu bisa gak sih sekali aja, kamu istirahat dan lupain semua pekerjaan kantor kamu itu"
"Mada, mana bisa. Ini semua udah menjadi tanggung jawab aku dan kewajiban aku"
"Ok okey"
Lagi dan lagi, Mada tak dapat melarang Bianca untuk berhenti dengan semua rutinitas kebiasaannya itu. Tak ada yang bisa membantah jika Bianca sudah memberikan argumen yang selalu ia lontarkan untuk menjadi alasannya itu.
Gamal pun baru saja datang, Namun belum sempat masuk ke ruang perawatan Bianca. Dia tak tega merusak moment kebersamaan Mada bersama dengan Bianca. Saat itu mungkin saat yang jarang sekali mereka lakukan. Mada mengelus rambut Tunangannya itu dan membantunya mengerjakan semua tugas kantornya. Mada selalu bisa memposisikan dirinya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Bianca. Mada memang lelaki yang pas untuk Bianca. Selain pengertian, dia juga sangat dewasa dan tau apa yang selalu membuat Tunangannya itu merasa nyaman. Walaupun Mada tau, bahwa Bianca tak pernah mempunyai waktu untuknya tapi sebisa mungkin dia memberikan waktunya untuk Tunangannya itu.
Tak lama, lewatlah Perempuan yang ditemui Gamal saat di Lorong Rumah Sakit tadi. Gamal yang melihatnya melintas di depannya pun memanggilnya.
"Hei kamu bukannya yang tadi itu kan?"Seru Gamal
Perempuan itu pun menoleh ke arah Gamal. Dan ini pertama kalinya Gamal merasa canggung di depan perempuan tersebut. Walau pun ini momen kedua kalinya ia bertemu dengannya, tapi sepertinya dia sudah mulai jatuh hati padanya.
Perlahan Perempuan itu menghampiri Gamal,
"Halo, kamu ngapain di sini?"Tanya Perempuan itu
"Aku jenguk Tunangan sahabat aku, kamu sendiri ngapain di sini?"
"Kamar Tanteku ada di sebelah kamar ini. Dia udah seminggu dirawat di sini karena penyakit typhusnya. Kamu kok nggak masuk ke dalam?"
"Aku menunggu di sini aja, nggak enak sahabat aku sama tunangannya lagi berduaan di dalam. Nggak mau ganggu mereka aja"
"Ih gimana si ka.. mu..."Perempuan itu mengintip dari luar kaca kamar Bianca, terlihat Mada memberikan ciuman hangat di kening Bianca. Perempuan itu terlihat sangat kecewa dan cemburu.
"Cowok itu kan! Ternyata dia sudah punya tunangan"
"Oya kita belum kenalan, Nama kamu siapa?"
Namun perkataan Gamal tak ia hiraukan dan terus menatap ke arah kamar Bianca.
"Helloooo"Hingga suara Gamal mulai mengagetkannya
"Mmmm.. Iya kenapa?"
"Kita belum berkenalan, aku Gamal. Nama kamu siapa?"
"Sandra"Mereka pun akhirnya berkenalan, tangan Mereka saling berjabat. Gamal terlihat senang begitu tau nama dari Gadis yang sudah membuatnya jatuh hati itu. Namun mata Sandra tetap tertuju oleh Bianca dan Mada, lelaki yang sepintas mirip dengan Fandy tunangannya itu.
"Sayang, tunggu sebentar ya. Nanti aku kembali lagi. Aku harus ketemu sama Produser aku untuk ngomongin project Film terbaru Aku sama Mikha dan Reuben juga. Kamu gapapa kan ditinggal sendirian di sini. Nanti aku janji aku akan ke sini lagi nemenin kamu"
"Iya sayang gapapa"
Mada pun tersenyum dan mencium kening tunangannya itu lagi kemudian keluar meninggalkannya sendirian di dalam ruangan.
Setelah keluar dari kamar perawatan Bianca, tidak sengaja Mada bertemu dengan Sandra yang baru saja keluar dari kamar perawatan Tantenya.
"Hey kamu Casandra Hendrawan kan yang waktu itu obatnya tertukar sama aku?"
"Halo, kita ketemu lagi. Panggil saja saya Sandra :)"
"Hi Sandra, aku Mada"Dan akhirnya Mereka berdua pun berkenalan
Sandra pun dengan senang hati menjabat tangan Mada, dia begitu bahagia bisa mengetahui nama lelaki yang sangat mirip dengan Fandy, tunangannya itu.
-TO BE CONTINUE-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Man, Mada
Fanfiction"Aku pernah berfikir, jika suatu saat nanti kita harus melihat orang yang kita cintai lebih bahagia dengan orang yang baru dia kenali dibanding dengan orang yang selalu ada buat dia selama bertahun - tahun. Apa kita bisa merelakannya pergi bila sua...