Ting nong ting nong"Terdengar suara bel pun berbunyi...
"Gamal? Hi bro apa kabar lo!"Sambut Mikha yang baru saja membuka pintu
"Hi mik, kabar gue baik, madanya ada, mik?"
"Mada? oh ada kok dia ada di dalam. By the way Ini pacar lo, mal?"
"Oh bukan-bukan, dia temen gue sama mada juga kok"
"Temen lo sama mada? Tapi kok Mada nggak pernah cerita ya sama kita-kita. Yaudah yuk masuk ke dalem"
"Mada lagi duduk di pinggir kolam renang. Akhir akhir ini dia lebih sering menyendiri dan galau. Sejak dia bertengkar dengan Bianca waktu itu"Jelas Mikha
"Kasihan Mada, ini semua gara-gara aku. Kalau aja aku waktu itu nggak mencoba mendekati dia dan tidak mengganggap Mada itu seperti Fandy, calon suamiku yang sudah tiada. Mungkin hubungan Mada dan Bianca nggak akan seperti ini"Seru Sandra dalam hatinya yang kasihan melihat keadaan Mada saat itu.
"Hi mad"Sapa Gamal
"Eh lo, mal. Sini-sini duduk"Mada terlihat sangat tak bersemangat bahkan jawabannya hanya datar dan tak seperti biasanya.
Gamal dan Sandra akhirnya ikut duduk bersama dengan Mada
"Oya mad, gimana lo udah coba jelasin semuanya ke Bianca?"Gamal memulai pembincaraan mereka.
"Belum mal, lagipula sepertinya Bianca butuh waktu untuk semua ini"
"Ayolah mad, lo seperti bukan Mada Emmanuelle yang gue kenal selama ini. Sahabat gue itu selalu punya solusi dalam setiap nasehat dan masalahnya terhadap orang lain. Mana Mada yang bijak, care dan selalu bisa ngatasin masalahnya sendiri? Ini.. coba sekarang lihat diri lo sendiri. Mada yang sekarang hanya bisa mengurung dirinya di rumah, merenung dan galau gak jelas cuma gara-gara salah paham sama tunangannya. Come on, mad, gue yakin lo bisa nyelesain masalah lo sama Bianca. Ayo dong mad, semangat!"Gamal memberikan semangat, dia menepukkan tangannya di atas bahu kanan Mada
"Mad, gamal bener. Maaf, aku tahu semua ini salah aku. Kalo aja aku nggak pernah hadir di kehidupan kamu dan Bianca. Mungkin semua nggak akan kaya gini jadinya"Sandra
"Buat apa lo minta maaf, san. Lagipula gue udah tau kok apa alasan lo dekatin gue. Karena di diri gue itu ada kesamaan seperti Fandy calon suami lo yang udah meninggal kan?. Udahlah lupain aja itu juga udah menjadi masa lalu. Lagian buat apa gue permasalahin. Dan sekarang lo udah gue anggap seperti sahabat gue sendiri, sama seperti Gamal, san :)"Mada menggenggam tangan Sandra
"Ok sekarang gue dan Sandra akan bantuin lo nyelesain masalah lo sama Bianca. Tapi lo harus semangat dan jangan galau-galau lagi kaya gini"Gamal
"Ok mal, thanks ya karena kalian udah mau bantuin gue :)"Mada
---
Sementara keesokan harinya...
"Hi bi"
"Mada? kok kamu di sini. Ngapain kamu di sini?"
Bianca sangat terkejut melihat Mada yang sudah berada di hadapannya. Dia kemudian langsung duduk di bangku yang berada di depannya itu.
Hari itu seharusnya Bianca ada janji untuk bertemu dengan Gamal di Caffe ini. Tapi Gamal dan Sandra sengaja mengatur semua ini, agar Bianca mau bertemu dengan Mada.
"Maaf, mungkin kedatangan aku agak membuat kamu sedikit terkejut"
"Sedikit terkejut? lebih dari terkejut. Kamu lupa waktu itu aku bilang apa sama kamu, kalo aku butuh waktu untuk semua ini. Tapi kenapa sekarang kamu malah tiba-tiba muncul di hadapan aku? Apa kamu nggak malu hahhh?. Udah puas kamu mencoba selingkuh di belakang aku?. Sepertinya aku nggak ada waktu untuk bicara sama kamu, Mad"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Man, Mada
Fanfiction"Aku pernah berfikir, jika suatu saat nanti kita harus melihat orang yang kita cintai lebih bahagia dengan orang yang baru dia kenali dibanding dengan orang yang selalu ada buat dia selama bertahun - tahun. Apa kita bisa merelakannya pergi bila sua...