Episode 8
Selamat membaca...
GAWAT, kak Angga sepertinya menyadari keadaan ku, dia yang sedang duduk-duduk di aula terlihat menghampiriku.
"Rasti? Kamu nangis? Kenapa?"
Aku mencoba memaksakan diri untuk tersenyum, lalu menggelengkan kepalaku.
Tapi sepertinya kak Angga belum puas dengan tanggapanku itu.
"Jawab jujur Ras, kamu kenapa?"
"Katakan!"
"Ayo, Ras katakan!"
"Aah diam! Apa peduli mu, apa urusan mu? Bukannya lelaki itu semuanya sama? Bukankah kalian cuma bisa menyiksa hati?" Teriak ku meluapkan segala amarah ku pada orang tak bersalah.
Kak Angga cuma diam, ia tak berkutik apapun dan terlihat bingung menatapku yang penuh amarah.
Aku tipe orang pendiam, tapi sekali marah maka aku akan seperti singa.
Aku berusaha mengendalikan diriku dan emosi ku, setelah tenang aku menceritakan semuanya pada kak Angga.
Dia memberiku semangat dan juga nasihat, lalu berkata...
"Itu artinya dia mau balas dendam sama kamu, karena kalau bener-bener sayang, selama apapun dia pasti nungguin kamu, gak akan pernah lirik kanan kiri atau malah putar arah. Dan juga, dia gak akan pernah nyakitin kamu."
Apa mungkin begitu ya?
"Coba deh, kamu minta maaf sama dia."
Aku mendelik, apa maksud kak Angga? Kenapa aku harus minta maaf padanya?
Tapi aku tidak mau banyak tanya, aku memilih menuruti perintah kak Angga saja.
Aku mulai mengetikan pesan di layar handphoneku saat ada waktu.
Anda : kak, maaf kalau aku ganggu. Aku cuma mau minta maaf kalau aku punya salah, ya mungkin ini semua salah aku.
Zalfa : y, gpp.
Aku tersenyum hambar, aku menulis panjang-panjang dan dia hanya membalas ku dengan empat huruf.
Aku pikir dia akan memaafkan aku setelah semua ini. Tapi ternyata malah sebaliknya.
Yang benar saja.
Drrrttt...
Aku dapat notifikasi pembaruan status dari kak Zalfa.
Gimana?
Nyeselkan udah nyia2 in aku?Tunggu, apakah dia menyindir ku?
Benar-benar tidak bisa di fahami, aku tidak punya kesalahan apapun tapi aku tetap meminta maaf.
Rasa suka ku padanya membuatku melupakan egoku.