Chapter Twelve

3.5K 496 39
                                    


"Apa hyung baik-baik saja?" tanya Taehyung terlihat setengah berlari dari kejauhan menghampiri Sandeul yang sedang duduk di dekat sebuah pintu ruangan rumah sakit.

"Pasti. Hyungmu akan baik-baik saja. Tidak parah." Sandeul mengangguk sambil mengepalkan kedua tangannya sambil hatinya berharap.

"Syukurlah." Taehyung menengadah sambil bernapas lega.

"Memang apa yang terjadi?" tanya Jimin.

"Seokjin terserempet. Mungkin seharusnya tertabrak, tapi tidak jadi karena aku sempat menariknya dari pengemudi gila yang membawa mobilnya macam kesetanan." Sandeul mencoba mengingat kejadian sebelum ia menelpon Taehyung.

Setibanya mereka di kota Jeonju hal mengejutkan ini terjadi. Sebuah mobil SUV yang melaju kencang dari perempatan jalan stasiun tempat dimana Seokjin dan Sandeul berada. Mereka baru saja kembali dari Seoul hari ini.

"Pemilik mobilnya bagaimana?" tanya Soobin.

"Kabur." ucap Sandeul.

"Omo. Apa kau hapal nomor kendaraannya?" tanya Hueningkai.

"Tidak. Aku tidak sempat memperhatikannya karena terlalu fokus pada Seokjin. Untunglah aku tidak terluka, jadi aku bisa membawa Seokjin kemari." Sandeul menggeleng lemah.

"Terimakasih banyak Sandeul hyung." ucap Taehyung.

"Tidak masalah Tae. Ah! Tapi aku yakin disana ada cctv." lanjut Sandeul.

"Bagus!" Hueningkai menjentikkan jarinya riang.

"Memangnya kau bisa meminta rekamannya pada petugas? Kau kan bukan polisi?" tanya Jimin.

"Hehehe serahkan saja padaku." Hueningkai membuka ranselnya untuk mengeluarkan alat tempur.

"Benar-benar seorang hacker yang handal dan siaga. Kau harus bertugas dikepolisian suatu saat nanti. Cih.." Jimin menggeleng melihat kelakuan juniornya disekolah.

Sebentar! Ngomong-ngomong soal 'junior' sepertinya ada yang terlewat. Tapi apa? Jimin sibuk dengan pikirannya sendiri sedangkan Hueningkai dan yang lainnya sibuk mencari informasi soal mobil tadi.

"YAISH!"

"Kkamjagiya!" Jimin mengusap dadanya pelan, tubuhnya sedikit bergetar karena terkejut mendengar teriakan frustasi dari keempat orang bodoh dihadapannya saat ini. Bagaimana tidak? Berteriak di rumah sakit bukankah itu tindakan bodoh? Jangan salahkan umpatan Jimin.

"Apa? Kau kenapa?" tanya Taehyung aneh.

"Tidak. Bagaimana? Dapat informasi?" tanya Jimin.

"Aniyo hyung. Ternyata mobilnya itu sewaan." ucap Hueningkai menunjukkan iPadnya.

"Bagaimana kau bisa ta- Oke, aku lupa meragukanmu. Bagaimana kalau kau cek, dimana tempat peminjamannya melalui plat nomor mobil. Setelah ketemu, berikan nomor ponselnya padaku. Aku akan telepon." titah Jimin.

"Uwaah.. kau jenius hyung." puji Soobin dan Hueningkai.

"Sudah jelas bukan?" Jimin mengedikkan bahunya berpura-pura sombong yang langsung saja mendapatkan decihan dari Taehyung.

"Kau memang jjang!" Sandeul menunjukkan kedua ibu jari tangannya.

"Sudah hyung. Dia akan besar kepala." protes Taehyung.

"Ah, ini... Huh? Sebuah tempat peminjaman mobil di daerah Gwangju? Bukankah terlalu jauh?" tanya Hueningkai tidak yakin.

"Tidak apa. Sini aku telepon." Jimin mengeluarkan ponsel di sakunya.

ᵀʰᵉ ᵀʳⁱˡᵒᵍʸ [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang