“Jungkook-ssi. Kenapa kau keras kepala sekali?” omel Jimin pada Jungkook yang masih terpejam. Setelah kejadian tadi, mereka semua membawanya kembali ke dalam kamar.“Tanggal 18 Februari.. Bukankah si Yoongi ini benar-benar psikopat?” tanya Seokjin kesal sambil membuka gorden kamar Jimin agar ada sedikit cahaya yang masuk dari luar.
“Ne. Aku setuju denganmu hyung. Bisa-bisanya dia merencanakan kematian seseorang sesuai dengan hari ulang tahunnya. Dia pikir dia Tuhan yang bisa mempermainkan nyawa seseorang?” Soobin mengangguk tak habis pikir.
“Hari ulang tahun seharusnya adalah hari perayaan yang bahagia, lalu ia ingin membuatnya menjadi perayaan yang menyedihkan. Otaknya benar-benar..” sambung Sandeul.
“Tapi kenapa? Bukankah Hoseok hyung adalah teman dekat mereka? Apa alasan mereka ingin membunuhnya?” Jimin bertanya-tanya.
“Benar juga.” ucap Hueningkai.
..
.
.
.
.
.
“Jungkook hilang.”
“Aishhhh!!!!!! Menyusahkan!”
“Aku belum bisa menemukan keberadaannya Yoongi-ya.” ucap Namjoon kesal.
“YA!” Yoongi berteriak dan menendang dengan kesal.
“Cih! Kau tendang begitu pun dia masih belum bangun?” tanya Namjoon sambil membenarkan posisi topi hitam yang dia gunakan.
“Begitulah. Aku cukup kesal menunggunya membuka mata.” Yoongi duduk di kursi miliknya. Mereka, yaitu Yoongi dan Namjoon sekarang sedang berada di sebuah ruang bawah tanah dengan penerangan yang remang ditambah tungku pembakaran yang menyala.
“Kau akan kehilangan kesempatan bermain dengannya Yoongi-ya. Lihat, tubuhnya sudah penuh luka dan lebam ditambah basah kuyup karena kau siram berkali-kali.” ucap Namjoon sembari memasukkan potongan kayu ke dalam tungku pembakaran.
“Lalu apa hubungannya? Bukankah pembakaran itu cukup membuatnya hangat? Bukankah aku masih baik hati Namjoon-ssi?” Yoongi mendelik.
“Hahahaha kau tidak lihat keadaan di luar sedang bersalju? Pembakaran seperti ini tidak sebanding untuknya yang basah kuyup dan bajunya yang tipis itu. Bisa-bisa ia hipotermia.” Namjoon mentertawai Yoongi.
“Yasudah, kau pakaikan saja jaketnya kalau begitu. Lalu pulangkan dia ke rumahnya.” sarkas Yoongi.
“Hahahaha otakmu semakin tidak beres.” ucap Namjoon.
“Salahnya menguping.” sinis Yoongi.
“Kapan aku bisa bertemu dengan Hoseok?” tanya Namjoon.
“Sampai waktunya tiba. Hoseok masih dalam perawatan.” ucap Yoongi sambil memandangi Taehyung.
“Sebenarnya dia sakit apa? Kau tidak pernah mengatakan apa pun setelah kecelakaan itu.” ucap Namjoon.
“Ia koma. Sempat sadar, namun saat aku mengatakan jika Jungkook dan keluarga angkatnya mati. Ia shock dan kembali tak sadarkan diri. Kurasa syaraf otaknya sedikit cidera. Aku belum bisa mengatakan banyak hal pada mu sampai sekarang.” jelas Yoongi.
“Asalkan kau benar-benar merawatnya, aku percaya. Aku sudah menganggap Hoseok sebagai bagian dari keluargaku. Sama seperti kau. Aku, benar-benar seseorang yang sendirian. Semenjak kematian orang tuaku saat aku kecil, tidak satupun orang tua atau pun keluarga lain yang mau mengadopsiku. Nasibku tidak sebagus kalian.” Namjoon merenung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᵀʰᵉ ᵀʳⁱˡᵒᵍʸ [end]
Mistério / SuspenseAku pernah mendengar kalimat perumpamaan seperti ini : 'A wolf doesn't concern himself with the opinions of sheep.' Cast : MC : BTS (main cast) OC : TXT, etc. Genre : Fiction Brothership & Horror Thriller Taejung Archive written by Squirrelhope Moho...