Chapter Fourteen

3.5K 499 72
                                    


"Kau yakin?" Hueningkai mengerutkan keningnya bingung. Soobin, Jimin, dan Taehyung menyusulnya ke rumah sakit. Sekalian melihat keadaan Beomgyu.

"Ini. Kau bisa lihat sendiri di dompetnya. Aku menemukan itu di rerumputan. Bersebelahan dengan topeng yang mirip sekali dengan.." Soobin lupa.

"Hoseok hyung." sambung Jimin.

"Topeng? Topeng ap-"

"Ini." Taehyung menunjukkan penemuannya tadi bersama Soobin dan Jimin.

"Oh, seperti ini wajah Hoseok hyung yang sering kalian bicarakan? Aku baru tahu. Tapi kenapa.. oh! Inikan dibuat di... eh? benar Taehyun! Loh? Apa jangan-jangan." Hueningkai seperti sedang mengingat-ingat sesuatu.

'Bukkk!' Jimin memukul Hueningkai dengan botol air yang baru saja ia beli tadi.

"Bicara yang jelas." omel Jimin.

"Iya maaf. Tadi aku sedang mengingat-ingat sesuatu hyung. Ini.. ini topeng yang dipesan Taehyun pada sebuah industri kerajinan yang aku sarankan. Mungkin sudah cukup lama. Sekitar mendekati pertengahan semester awal." Hueningkai mengingat-ingat.

"Kau bersekongkol dengannya? Kau tahu kan kalau dompet itu benar-benar milik Taehyun? Jadi benar dia pelaku penusukan Beomgyu?" tanya Taehyung melotot.

"Astaga! Tidak sama sekali! Taehyun mendekatiku saat kami masih siswa baru! Saat hampir pertengahan semester ia bertanya apakah aku benar-benar jurusan seni rupa, aku jawab iya. Lalu dia bertanya soal apakah aku mengerti soal topeng seperti itu. Ku jawab iya. Harabeojiku punya banyak sekali koleksi topeng dari setiap belahan dunia yang berbeda dan aku banyak belajar dan mengerti darinya. Taehyun bilang ia senang kerajinan topeng juga, makanya ia bertanya dimana tempat yang bagus untuk membuatnya. Jangan menuduhku! Hhh.." Hueningkai menarik nafasnya dalam-dalam. Lelah juga menjelaskan hal yang panjang. Tapi ia tak suka tuduhan.

"Tidak menuduh." jawab Taehyung enteng lalu membuang pandangannya tanpa rasa bersalah.

"Eiii.. jelas-jelas kau menuduhnya tadi." tambah Jimin.

"Ya! Aku tidak menuduhnya! Aku hanya bertanya! Aku hanya lelah karena tidak selesai-selesai. Malah bertambah pelaku-pelaku yang membingungkan. Cih, sebenarnya siapa ketiga tokoh trilogy ini." omel Taehyung. Jimin hobi sekali menggoda Taehyung. Sebelas dua belas dengan Seokjin hyungnya.

"Yasudah, aku akan menghubungi Taehyun dan pura-pura ingin menemuinya di taman besok. Kalian ikut?" tanya Hueningkai.

"Sudah pasti ikut!" jawab Soobin semangat.

"Saat kau menghubunginya jangan memperlihatkan kalau kami akan datang, dan jangan membuatnya merasa terancam. Nanti dia kabur." pinta Jimin.

"Oke hyung. Tapi sebenarnya aku tidak menyangka sama sekali. Setahuku Taehyun adalah orang yang baik dan polos." ucap Hueningkai.

"Iya kau betul. Kita sudah mengenalnya sejak lama. Tapi Hyu, kau tidak pernah bilang soal topeng itu." aneh Soobin.

"Awalnya ia melihat wallpaper ponselku. Itu foto dimana aku sedang berada di galeri topeng milik harabeoji ku. Lagi pula kami tidak sering membicarakannya. Hanya selewat. Setelah bertanya soal tempat kerajinan itu, kami tidak pernah membicarakannya lagi. Jadi aku juga lupa bercerita padamu." jelas Hueningkai. Soobin mengangguk mengerti.

"Kalau dia memang seperti itu. Berarti ada sesuatu yang mempengaruhinya untuk berbuat seperti ini." ucap Jimin.
.

.

.

.

.

.

ᵀʰᵉ ᵀʳⁱˡᵒᵍʸ [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang