25. merundingkan

5.8K 1K 84
                                    

vote sblm baca, seyeng




"Rose, siapa—"

Rose tak bisa berhenti tersenyum menunjukkan dirinya yang kelewat bahagia itu di depan Ibunya yang berada dalam situasi bingung.

Mingyu juga ikut tersenyum dan berjalan menghampiri calon ibu mertuanya itu yang masih bingung.

"Halo ibu..." Sapa Mingyu ramah dan berakhir bersalaman sopan dengan Ibunya Rose itu.

"Ros, bisa jelasin ke Ibu? Siapa yang kamu gendong nak?"

"Anak Rose bu, hehe." Jawab Rose enteng disertai cengiran khasnya.

Mendengar jawaban super enteng dari Rose itu, Ibunya langsung melotot dan melempar pukulan cukup keras di pantat Rose.

"A-aduh, apa sih bu. Sakit tau." Gerutu Rose seraya menatap kesal Ibunya.

Mingyu yang melihatnya hanya bisa tersenyum gemas. Ya, ternyata Rose segemas itu. Uwu.

"Anak, anak. Kamu nikah aja belum." Cletuk Ibunya Rose seraya memukul pantat Rose sekali lagi.

"Apa sih bu. Rose lagi gendong nih." Kesal Rose sekali lagi seraya melirik sebentar ke arah Mingyu.

Seperti sedang telepati, Mingyu tersenyum manis dan mengangguk pada Rose.

"Bu. Saya yang waktu itu di telepon bilang calon suami anak ibu."

Siapa yang tidak akan terkejut mendengar pengakuan seperti itu? Ya tentu saja terkejut.

Bukannya membalas pengakuan Mingyu barusan, Ibunya Rose malah kembali memukul pantat Rose untuk yang kesekian kalinya.

"Bu apa sih astaga, itu udah dijawab sama mas."

"Mungkin Ibu sudah lupa." Cletuk Mingyu, dan membuat Ibunya Rose menoleh menatapnya.

"Ibu ingat kok." Sahut Ibunya Rose cepat dan membuat Mingyu kicep di tempat.

Kata-katanya memang singkat, tapi nadanya benar-benar membuat nyali Mingyu ciut. Baru aja ketemu Ibunya Rose, belum lagi Ayahnya Rose.

Sekarang Mingyu hanya bisa menampilkan ekspresi melas dan pasrah di wajahnya.

Tapi yang lebih menonjol adalah melas.

"Kamu yang majikannya Rose kan?"

Mingyu menghela nafasnya sebentar. Bisa tidak kata 'majikan' itu dibuang jauh dari pendengarannya?

Mendengar itu semua perasaan menyesalnya seketika menggema-gema di dalam otaknya.

Asal kalian tahu, Rose bukan lagi babysitternya Dino tapi calon Ibunya Dino.

"Iya bu." Balas Mingyu seraya memberanikan diri menatap kedua bola mata Ibunda tercinta Rose.

Mingyu menggigit bibirnya sebentar, karena dia melihat calon ibu mertuanya itu menghela nafas berat.

"Yaudah duduk aja dulu. Ngga enak ngobrol sambil berdiri."

"Bu, jangan tegang." Seru Rose.

"Kamu jangan ikut campur, ini Ibu harus ngomong sama calonmu dulu."


Eh-

Disetujui dong?

Mingyu yang barusaja menghempaskan bokongnya ke sofa, sontak terkejut mendengar suara ibunya Rose barusan.

"Urus anakmu dulu. Sana ajak main keluar."

Kedua bola mata Mingyu sekarang sudah berbinar binar, begitu juga dengan Rose yang sudah tak bisa menyembunyikan ekspresi bahagianya.

Precious Daddy ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang