Happy birthday to you~
Happy birthday to you~
Happy birthday~
Happy birthday~
Happy birthday to you~Siyana mengerjap bingung setelah membuka mata dan mendengar suara suara yg mengganggu acara tidurnya.
Lagipula siapa yg berulang tahun? Dan kenapa suaranya begitu mengganggu alias 'Gede banget woy congor mereka?! '
Setelah mengumpulkan nyawa dan meregangkan tubuh, Siyana memilih beranjak dari kasur dan keluar kamar.
Menghampiri Ibu nya yg memakai apron sedang berkutat didapur . Membuat sarapan.
"Hai ma" Sapa Siyana. Meraih gelas beling dari rak lalu ia isi air putih.
"Hmm. Baru bangun?" Tanya Ibu , melirik Siyana yg bersandar dimeja makan.
"Hu'uh dong. Kan hari libur" Balasnya setelah meneguk habis segelas air. Lalu menarik kursi untuk ia duduki.
Ibu meletakan sepiring nugget goreng di meja makan, "Yaudah bantu mama masak"
"Nanti an aja deh. sekarang aku mau nonton tv dulu, okey?" Tolaknya dengan alasan. lalu perlahan lahan bangkit dan berlari meninggalkan dapur.
Ibu hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Siyana.
Duaghhh
Reflek ibu melongokkan kepalanya kearah ruang keluarga. Matanya melebar saat melihat Siyana yg sudah tersungkur mencium ubin.
Jujur, rasanya ibu ingin tertawa melihat Siyana saat ini. Mungkin anak itu kualat.
"Ngapain mbak? Kok nyium keramik gitu? " Tanya Abila-adik Siyana yg baru saja keluar dari kamar dan langsung disuguhkan Siyana yg tersandung lemari bupet dan nyusruk.
Siyana tak menggubris. Gadis itu memilih diam dan mendudukkan dirinya.
Tiba tiba saja kepalanya berdenyut, pusing. Pandangannya juga menghitam. Mungkin akibat kepalanya membentur ubin barusan.
"Pusing?" Tanya Aldo. Sepupunya yg sedari 2 hari lalu menginap. Duduk di sofa dengan 1 kaki yg ia lipat.
"Fak. Pake nanya lagi lo" Ujar Siyana kesuh. Membawa dirinya untuk ikut duduk disamping Aldo, setelah menyingkirkan kaki laki laki itu.
"Santai dong. Kan cuma nanya" Balas Aldo acuh. Kembali memfokuskan dirinya ke acara televisi yg terputar pagi ini.
"Gelut gelut gelut" Rusuh Abila menyempil diantara Siyana dan Aldo. Meraih remote yg tergeletak tak berdaya di atas meja. Abila mengganti channel tv tanpa bicara.
"Rese ya" Aldo memisuh. Merebut kembali remote nya.
"Apasih pagi pagi nonton berita . Sinetron kek!" Protes gadis berisi itu.
"Tontonan lo tu ga mendidik. Berita mah bagus buat update info . Sinetron apaan, merusak masa depan"
Siyana hanya memutar bola matanya mendengar perdebatan dua orang disebelahnya. Malas ikut campur, ga penting. Lagipula kepalanya juga masih pusing.
Tok tok tok
Ketiganya memandang kearah pintu . Asal suara ketukan yg terdengar.
"Iya sebentar".
Itu suara mama yg sedikit berlari kecil untuk membukakan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-BF (GoodBye) revisi
Teen FictionEgois? kita sama-sama egois. kamu tidak ingin saya tinggalkan, tetapi kamu tidak memberikan apa yang saya inginkan. Sudah jelas kamu lebih egois, bukan?