ketiga

471 28 0
                                    

Pagi ini Siyan sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ditambah ia memakai jaket berwarna biru gelap dan rambut yg terurai dengan warna yg sama

Baru akan menaiki mobil nya. Siyan teringat oleh sesuatu.

Lalu secepat kilat ia kembali masuk kedalam rumah menemui ayahnya yg sedang sarapan bersama mama.

"Duit pah" Pintanya. Membuat ayah 3 anak itu mengagalkan suapannya kedalam mulut.

"Duit terus" Sumalnya sambil mengeluarkan dompet. "Nih, udh cukup ga boleh nambah" Ujar Ayahnya sambil memeberikan 2 lembar uang berwarna merah.

"Iyaaa.Thanks. Aku berangkat dulu" Dan melesat tanpa salam ataupun salim.

Kebiasaan buruk kalo kata mama.

-

Hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai di area sekolah. Siyan langsung memarkirkan mobilnya ditempat parkir khusus mobil.

Siyan keluar dri mobil, Lalu menyandarkan tubuhnya dikap mobil untuk menunggu Abil yg hari ini berangkat dari rumah tante,karna semalam ia menginap disana.

"Ayo" Ajak Abil yg baru datang.

Lalu mereka berdua berjalan berdampingan

Kelas mereka 1 gedung hanya beda lantai.

Siyan kelas 12 kalau Abila kelas 11.

"Hay siyan"

Mereka langsung berhenti saat melihat laki laki yg menghalangi jalan keduanya.

"Hari ini ada acara?"

"Ada" Bukan Siyan yg menjawab, melainkan Abila yg sudah muak dengan banyak laki laki yg berusaha mendekati kakaknya.

"Udah sana pergi. ngalangin jalan aja" Lrotes perempuan berbibir tebal itu sambil mendorong laki laki bernama Luqi agar menjauh.

"Sabtu selesai eskul , kita jalan! "

Abila menggelengkan kepalanya saat Luqi berteriak  . Tidak ada kata menyerah ya laki laki itu, tetap gigih dan semangat untuk mengejar kakaknya

Padahal yang dikejar saja tidak peduli.

Lihat saja gadis itu yg kini berfokus pada keramaian yg ada di tengah lapangan.

Entah apa yg sedang terjadi disana, Abila tak mengerti. Yang ia tau, Hanya untuk 1 orang yg berada ditengah sana alasan Siyan mematung diam memperhatikan.

.
.
.


"Kamu mau kan Nath jadi pacar aku?" Nathan hanya diam. Tidak merespon pertanyaan perempuan di hadapannya.

Malah matanya tertuju ke arah perempuan lain yg berada di koridor yg menghadap langsung kemana ia berada saat ini.

"Nath? Kenapa diem?"

Nathan langsung tersadar. Memandang wajah perempuan dihadapannya, lalu mendoring bahu perempuan itu dengan pelan.

"Sorry.Tapi gua ga bisa" Lalu melenggang pergi,

Tapi ia sempat berkata, "Dan jangan pernah deketin gua lagi".

Dan berlari untuk masuk kedalam kelas tanpa memperdulikan sorakan ramai dri arah lapangan.

Menghempaskan diri pada bangkunya, Nathan menoleh kearah Jino.

" Ada pr ga?"

Jino menggeleng, "Kagak. Jamkos juga nih ntar sesekolahan. Ada rapat katanya"

"Idihh. Bagus deh, mabar kita" Girang Nathan yg sudah mengeluarkan ponselnya.

"Iy- Eh tdi lo di cariin sama si montok Nensi. Diajak pulang bareng katanya"

Ex-BF (GoodBye) revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang