Perhatikan Ini

28 5 0
                                    

Ini ceritaku. Jika kalian tanya siapa aku, bahkan diriku sendiri tak bisa menjawabnya. Terlalu rumit untuk memperkenalkan siapa diriku. Namaku? Aku tak suka namaku. Terlalu biasa. Jadi terserah kalian ingin memanggilku apa. Aku akan suka.

Usiaku? Aku dan kalian sama. Itu saja. Setidaknya itu yang kuharapkan.

Bukan. Ini bukan tentang berapa usiaku. Tetapi ini tentang apa yang ada dikepalaku.

Aku tak tau apa yang sebenarnya terjadi padaku. Mungkin ini bermula ketika aku di sekolah dasar. Aku tidak ingat secara detail. Tapi aku yakin kalau aku tidak seceria siswi sekolah dasar pada umumnya.

Aku terlahir berbeda. Setidaknya itu yang ada dipikiranku. Kenapa? Karena tak seorang pun yang mau bergaul denganku. Mereka menganggapku aneh. Bahkan sekarang aku menganggap diriku aneh.

Aku tak punya teman. Itu hal yang biasa. Tak ada seorang pun yang peduli padaku. Bahkan guruku. Mereka semua sama saja. Orang bodoh.

Lupakan tentang masa laluku. Aku yang sekarang jauh lebih rumit daripada yang dulu.

Ini lucu. Karena aku selalu memiliki pikiran buruk tentang diriku sendiri. Apalagi ketika aku tau apa yang terjadi pada keluargaku.

Jangan kau bertanya karena aku akan menceritakannya.

Ya, ayahku selingkuh. Tapi tidak secara terang-terangan. Aku tau. Selingkuh dilakukan secara diam-diam. Itukah kata yang cocok? Selingkuh. Kurasa itu terlalu kasar.

Dia sangat rapi menutupinya. Hey, aku mengetahui itu. Itu berarti dia tidak terlalu pandai menutupinya.

Aku tak sengaja membuka isi chatnya dengan wanita lain. Itu sangat menjijikkan. Aku tak menyangka dia melakukannya. Bahkan ia membawa-bawa nama adikku dan aku. Itu berarti perempuan itu tau kalau ayahku memiliki dua orang putri. Dan yang lebih mengejutkan lagi, perempuan itu yang kutahu juga memiliki anak.

What a couple. Shit! I said couple! Really?!

Setelah kejadian aku membuka isi chat itu, aku benar-benar benci pada ayahku. Bukan. Bukan benci. I just lose respect of my dad.

Aku menyimpan kebusukannya sendiri. Aku tak bercerita padanya, ibuku, atau adikku. Aku bersikap seperti biasa. Tapi aku sedikit menjaga jarak dengan ayahku. Well aku memperlakukannya sedikit tak sopan terkadang. Hei itu bentuk protesku. Dan dia tidak menyadarinya.

Pikiranku yang sudah kacau dari dulu menjadi tambah kacau kalau kau tau. Hatiku dipenuhi rasa benci pada diriku sendiri dan keadaan. But I can't do anything.

Aku hanya orang bodoh yang tak tau harus berbicara kepada siapa, atau bahkan harus berbuat apa.

Dan satu lagi. Aku selalu merasa tertekan saat memiliki banyak teman. Entah kenapa.

Aku tak suka memiliki banyak teman. Tapi aku tau aku butuh mereka.

Aku bercanda dengan temanku. Tapi aku benci melakukannya.

Aku sering menangis tapi aku juga tertawa dalam tangisku.

Tak ada yang tau perasaanku. Bahkan aku sendiri selalu kesulitan menjelaskannya.

Ceritaku terlalu berbelit? Maafkan aku karena aku tak tau harus bagaimana menceritakannya.

Bagaimana apa kalian sudah mengenalku? Sekali lagi namaku adalah nama pemberian kalian.

My NotesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang