Henge

1.9K 148 25
                                    

Pagi itu disebuah komplek perumahan, seorang pria berlari dengan penuh semangat.

" Sudah 5 putaran, sekarang sit up 100x "

Dia berlatih dengan sangat giat untuk membentuk otot di kedua lengan dan perutnya. Dan semua itu semata-mata demi sebuah balas dendam.

" Kali ini aku pasti akan menghajar mereka "

Konoha vs Suna, sejak dulu dikabarkan tidak pernah akur satu sama lain. Hampir setiap hari kedua siswa sekolah itu selalu berkelahi.

" Kemarin aku kalah dari pria bertato itu, kali ini ku pastikan bahwa aku akan menang "

Dia kembali membakar semangatnya. Mengingat kebenciannya pada pria yang pernah mengalahkannya kemarin.

" Tadaima "

" Ah okaeri " sahut seorang gadis kecil dengan malasnya.

" Sarapan apa kita pagi ini Hanabi "

" Seperti biasa "

Pluk

Dia melempar handur basah penuh keringat di kursi. Hanabi yang melihat itu lantas melirik kakaknya.

" Nii-chan.."

" Hm? "

Plak

Handuk itupun melayang dan mendarat tepat diwajah sang kakak.

" Jangan menaruh barang penuh keringat dan bau sembarangan "

" Ha-i..gomennasai.. "

" Ini terakhir kalinya aku memperingatkanmu.. Nii-chan! " seru Hanabi kesal.

Hanabi yang usianya masih 10 tahun harus menghabiskan waktunya membereskan rumah yang diisi oleh 3 orang pria yang tidak bisa apa-apa.

Pertama adalah ayahnya seorang ilmuwan yang hanya pulang hampir satu bulan sekali dengan membawa hasil penelitian anehnya. Lalu kakak pertamanya Neji seorang aktor yang hanya pulang... tidak pasti.
Dan satu orang lagi kakak laki-laki bernama Hina yang gila olahraga demi bisa menjadi yang terkuat di kota itu.

" Kamisama..kirimkanlah seorang wanita kerumah ini yang bisa mengatur ketiga orang bodoh itu "

Doa Hanabi yang slalu dia panjatkan di sebuah kuil dekat rumahnya sepulang sekolah.

Sore itu, tiba-tiba sang ayah pulang dengan senyum mengembang.

" Hina..Hina.... "

" Okaeri " sapa Hanabi malas.

" Oh Hanabi-chan sayangku..tadaima... "

" Otou-san wajahmu sudah seperti orang utan "

Jleb

" Kata-katamu sungguh menusuk Hanabi-chan.."

" Nii-chan sedang olahraga sebentar lagi dia pasti.. "

Bruk

Suara pintu di dobrak.

" Tadaima "

" Okaeri.. Nii-chan ada yang mencarimu "

Hina langsung menatap ayah mereka.

" Dare? " ucap Hina.

" Aku ayahmu " kesal sang ayah.

" Hanabi..kau yakin dia otou-san? "

" Iie.. ku pikir dia orang utan kesasar "

" Ah.." angguk Hina mengerti.

Jleb

Hiashi lantas berpaling dan menghapus air mata yang mulai menitik di pipinya sesaat.

" Yang lebih penting..Hina.. "

Hiashi mulai sadar kembali.

" Ini "

Dia memberikan sebuah botol berwarna biru pada Hina, putranya.

" Nani kore "

" Jangan banyak tanya sudah minum saja "

" Kotowaru "

Hiashi lantas melirik Hanabi.

" Ha-i " ucap Hanabi mengerti.

Tanpa pikir panjang Hanabi langsung memegang Hina dan menahannya di dinding.

" A-apa yang.. "

Hiashi langsung meminumkan cairan berwarna biru itu pada Hina secara paksa.

gluk..gluk..gluk..

Hina mencoba memuntahkan minuman itu meski tak setetespun keluar.

" Apa yang kau berikan padaku Otou-san? "

" Hanya sebuah percobaan "

" Kau menjadikan aku kelinci percobaanmu? "

" Itulah gunanya anak laki-laki..hahaha.. "

" Dasar kau ayah kurang ajar "

Buk

" Apa aku perlu menyiapkan altar? " tanya Hanabi.

" Ti-tidak perlu Hanabi..ramuanku tidak akan membunuh kakak mu yang bodoh itu "

Usai menghajar ayahnya sendiri, Hina lantas naik ke kamarnya. Dia sedikit khawatir dengan minuman itu. Tapi kemudian dia hanya bisa pasrah dan mencoba melupakannya dalam mimpi.

Esok paginya. Hina bangun pagi sekali seperti biasa untuk melakukan aktifitas paginya, olahraga.

Dia berjalan gontai menuju kamar mandi.

" Kepalaku sakit sekali " batinnya.

Dia mengambil sikat gigi juga pasta dan mulai menyikat giginya di depan cermin dengan mata yang masih setengah terbuka.

" Fuuh..fuuhh.. sepertinya rambutku sudah mulai panjang " batinnya sambil sesekali meniup rambut yang mengganggu penglihatannya.

Usai menyikat giginya diapun membasuh wajahnya. Dia mulai membuka mata dan bercermin pada kaca yang berembun.

" Hm? sejak kapan rambutku sepanjang ini " batinnya.

Dia mengambil sedikit rambutnya.

" Huuaa.. "

Dia sungguh terkejut saat melihat surainya yang tiba-tiba memanjang hingga pinggul.

" A-apa yang.. "

Dia menunduk sesaat ketika dadanya juga tiba-tiba terasa sesak.

" Dadaku.. " gumamnya memegang dada.

Namun dia lebih terkejut saat dia membuka kaosnya dan mendapati dadanya yang tumbuh, ya dia memiliki buah dada.

" Huuuuaaaaaaa " teriaknya.

Kehebohan terjadi dirumah itu. Semakin heboh saat dia berjalan keluar kamar mandi hanya dengan handuk yang menutupi tubuhnya.

" Otou-san " serunya.

" Sukses..sukses besar... Hanabi lihat..sekarang kau punya kakak perempuan "

Pluk

Tas sekolah Hanabi langsung terjatuh karna terkejut.

" Mulai sekarang nama mu Hinata " ucap Hiashi.

" Naniiii.."

Dan keseharian Hinata si gadis tomboy itupun dimulai.

~Skip~

*henge = tranformasi/berubah

My Yankee GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang