Semua masih membisu menatap Hiashi yang menunduk penuh penyesalan.
" Aku menyesal melakukan itu padamu.. aku menyesal membuat ibu kalian meninggal.. aku sangat menyesal... "
Greb
" Kau ayah yang baik " peluk Hanabi.
Hinata mulai menitikkan air matanya, perlahan berjalan mendekati Hiashi dan Hanabi.
" Kami mengerti perasaanmu "
Hiashi lantas memeluk kedua putrinya sambil menangis.
" Arigatou.. arigatou... "
Aku tak tau harus berkata apa lagi, semua yang telah dilalui otou-san sudah cukup berat. Meski aku marah, kesal, bahkan tak habis pikir dengan ceritanya tapi aku memilih diam dan menerima semua. Aku tidak ingin membebani otou-san. Sudah cukup bagiku kehilangan okaa-san, aku tidak ingin kehilangan orang yang paling ku sayang lagi. Terima kasih karna sudah menceritakan yang sebenarnya padaku.. pada kami. Kini aku tidak ragu lagi akan pilihanku.
Hinata bangkit dan menghampiri Sasuke.
" Kurasa aku akan memikirkan perkataanmu waktu itu " senyum Hinata.
Perasaan senang juga lega bercampur menjadi satu. Entah harus menangis atau tersenyum mendengarnya.
" Hm.. arigatou.. " ucap Sasuke.
" Hanase otou-san " ucap Hanabi yang masih dipeluk Hiashi.
" Sebentar lagi Hanabi-chan "Plak
Spontan Hiashi melepas peluknya dan mengelus kepalanya.
" Nee.. otou-san.. "
" Nani? "
" Aku ini benar-benar seorang gadis kan? "
" Tentu saja "
" Yakin? "
" Tentu saja aku kan ayahmu "
" Ku pikir aku laki-laki " ucap Hanabi kecewa.
" Kenapa kau bilang begitu? "
" Bosan "Lavender Hiashi membulat seketika.
" Hanabi-chan kumohon tetaplah seperti ini selamanya "
" Mana mungkin "
" Hanabi-chaaaannnn "Malam itu Hiashi terus merengek pada Hanabi, melupakan Hinata dan Sasuke disana.
" Kurasa aku lebih baik pulang sekarang "
" Um " angguk Hinata.Di luar.
" Hey.. aku sangat senang mendengar ucapanmu tadi "
" Yang mana? "Sasuke meraih jemari Hinata lembut.
" Arigatou "
" Hey aku bahkan belum memutuskan untuk tetap seperti ini atau.. "
" Bercanda mu tidak lucu kau tau "Keduanya tersenyum.
" Sebenarnya aku masih ingin memastikan hubunganmu dengan Sakura "
" Aku tidak ada hubungan apapun dengannya "
" Entahlah.. aku masih tidak yakin "
" Apa yang harus ku lakukan agar kau percaya "Hinata mengangkat kedua pundaknya sambil menggeleng kecil.
" Bukankah kau bilang ingin membuktikan dengan tindakan daripada kata-kata "
" Jika itu yang kau inginkan.. kuharap kau tidak menyesal nanti "
" Tergantung "Keduanya lantas tersenyum. Tangan itu jelas enggan melepas jemari lembut Hinata.
" Baiklah aku pulang "
" Dengan memegang tanganku? "
" Ah gomen.. "Sasuke melepaskan tangan Hinata dan mulai kikuk sendiri.
" Belum saatnya " lanjut Sasuke.
Hinata mengernyitkan dahinya penuh tanda tanya. Tapi dibalas lambaian tangan dari Sasuke bersamaan dengan kepergiannya.
Tahun ajaran baru dimulai. Hinata kini sudah kelas 2 sedang Sasuke kelas 3.
Pagi itu di depan gerbang sekolah. Hinata menarik nafas dalam lalu menghembuskannya.
" Aku seorang gadis jadi bersikaplah layaknya seorang gadis " gumamnya sambil menutup mata.
" Um " sahut seseorang disampingnya.Hinata langsung membuka matanya dan menoleh.
" Merapalkan mantra? "
" Ini pertama kalinya aku merasa menjadi diriku sendiri kau tau "
" Aku tau bagaimana rasanya "Tiba-tiba sosok Susan terlintas di ingatan.
" Masuk? "
" Tentu " senyum Hinata.Keduanya berjalan bersamaan dan berpisah di koridor menuju kelas masing-masing.
" Ohayo " seru Hinata tersenyum.
" Hinata kau telat "
" He? "Sukses membuat seisi kelas menertawakannya. Wali kelas sudah lebih dulu berada di kelas.
Seperti yang sudah dijanjikan, Sasuke slalu melekat pada Hinata. Meski dia adalah ketua OSIS yang slalu dibanggakan sekolah namun semua gelar seolah sirna saat dia bertemu Hinata.
" Hey kau tidak harus slalu bersama ku kan? "
" Hanya ingin kau percaya padaku "
" Tapi kalau kau begini bagaimana aku bisa berteman dengan yang lain "
" Kurasa mereka mengerti "
" Haahh.. "Hinata menyerah menghadapi Sasuke.
" Ah ada sesuatu yang ingin ku perlihatkan padamu "
Sasuke mengambil ponselnya dan memperlihatkan sebuah video pada Hinata.
" Hey ini kan.. "
" Semua kejadian di kelas yang membuatmu berpikir kalau aku menyatakan perasaanku pada Sakura "
" Bagaimana kau mendapatkannya "
" Tak ada yang tidak bisa kudapatkan "Hinata masih terus melihat video itu hingga usai.
" Hinata..aku mencintaimu.. "
Blush
Usai menonton Hinata melirik Sasuke disampingnya.
" Nee.. sejak kapan kau menyukaiku? "
" Entahlah "
" Jawaban apa itu? "
" Yang ku tau aku slalu ingin bersama mu, saat aku sadar aku sudah jatuh cinta padamu "Keduanya saling tatap begitu dalam.
" Um..aku.." Hinata salah tingkah sendiri.
Greb
Sasuke memegang tangan Hinata, menahannya.
" Apa kau sudah percaya padaku? "
Deg
" Aku harus menjawabnya? "
" Itu penting bagiku "Hinata melepaskan genggaman tangan Sasuke, perlahan berjalan.
" Entahlah.. aku masih sedikit ragu sebenarnya "
" Apalagi yang kau ragukan dariku "
" Um.. mungkin kalau kau menciumku " goda Hinata.Deg
Sasuke menunduk menahan rona diwajahnya.
Disisi lain Hinata mulai mengambil langkah bersiap tuk lari.
" Aku akan menciummu sampai puas " kejar Sasuke.
" Kyaaaa.. "Keduanya berlari dengan senyum diwajah mereka.
~Fin~
Hiyaaa..
Langsung ku ending karna udah ngga dpt fill nya lagi hahha..
Malah udah kepikiran bikin yg lainSmoga suka walau agak maksa 😆
Ja~~naaa~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Yankee Girl
FanfictionNamaku Hina dan aku seorang laki-laki maco, itulah yang ku ingat hingga kemarin. Sampai akhirnya percobaan ayahku mengubah segalanya.