Part. 07 [Sebenarnya aku benci kebohongan ini]

69 13 2
                                    

"Apa kau tahu aku bahkan tidak akan bisa kembali bersama Jimin lagi? Yaa apakah aku salah jika aku membuka hatiku untuk orang lain? Bukankah terlalu kejam jika aku terus menunggu Jimin yang mustahil kumiliki?" Jelas Aiuu.

"Apa maksudmu?" Tentu Jimin tidak paham.

"Sudahlah, aku memang pantas menderita, sejak awal aku yang memulai kesalahan ini, baik itu pada Jimin, maupun padamu."

"Yaa, jangan seperti ini" Jimin.

"Baiklah, anggaplah aku merindukan Jimin kekasihku, sebagai temanku tidak bisakah sehari saja kau mengobati kerinduanku eoh? Aku mohon sekali saja." Aiuu nampak sangat berharap Jimin memenuhi keinginannya.

Melihat Aiuu hati Jiminpun luluh, diapun memeluk Aiuu, bagaimanapun meski hanya sebentar dia menyukai gadis itu. Dia harus rela berkorban sebagai teman yang baik.

"Baiklah, untuk hari ini kau bisa menganggapku Jimin kekasihmu. Maaf sudah membuatmu menangis. Sekarang cepatlah atau kau akan terlambat kekampus" Jimin lalu menghapus air mata Aiuu.

"Kau bilang untuk hari ini, bagaimana bisa aku menyia-nyiakannya. Aku mau hari ini kita kencan!" Tegas Aiuu dan Jimin hanya tersenyum sambil mengiyakannya.

Pagi itu mereka kepantai, karna masih jam 09.00 pagi, matahari masih terik, sekedar iseng Jimin berdiri didepan Aiuu agar tak terkena paparan sinar matahari.

"Jimin-ah–," Untuk hari ini Aiuu akan memanggil nama Jimin bukan Yaa, karna hari ini Jimin adalah kekasihnya.

"Aku cemburu pada mentari, aku tak bisa membiarkannya menikmati wajah cantikmu saat aku ada disampingmu." Jimin seketika membuat Aiuu tersenyum. Aiuu lalu memegang pipi Jimin dan mulai mendekatkan wajahnya namun Jimin menggenggam tangan Aiuu.

"Ingatlah ini hanya pura-pura, aku tidak ingin sampai terbawa emosi. Kau mengerti maksudku 'kan?"

"Aku harus bagaimana? Aku menginginkannya?"

"Aku yakin aku bisa menggantinya dengan kebahagiaan yang lain, ini hanya sehari, sentuhan fisik dapat membekas lama." Jimin lalu mengelus lembut rambut Aiuu.

Setelah dari pantai mereka pergi berbelanja, saat memilih gelas Mug Couple Aiuu kesulitan karna terlalu tinggi dan tiba-tiba Jimin mengangkatnya.

"Jimin-ah apa yang kau lakukan orang-orang melihat kita"

"Mereka akan lebih kaget jika mug-nya jatuh,"

"Tidak, lebih tepatnya aku lebih bersedia kau menjatuhiku daripada menjatuhi lantai jelek itu." Sambung Jimin.

"Berhenti menggodaku, kenapa kau harus cemburu pada mentari dan lantai?! Dasar bodoh!" Ucap Aiuu tersenyum

Setelah itu mereka berbelanja bahan makanan lalu membayarnya dikasir.

"Woah kau terlalu tampan untuk menjadi seorang kasir" Ucap Aiuu sengaja membuat Jimin kesal.

"Ahaha, terimah kasih" Ucap kasir itu tersipu malu.

"Astaga, apa-apaan itu, menjijikkan." Yang dipancing berhasil terpancing.

Hingga sampai dimobil, Jimin tak berbicara sepatah katapun, Aiuupun tersenyum usahanya berhasil.

"Kau cemburu yah" Ejek Aiuu.

"Tidak" Jimin datar.

"Dasar pembohong,"

"Tidak sungguh" Kali ini Jimin menjawabnya dengan serius, Aiuupun kesal hingga akhirnya dia yang terdiam ngambek.

Tak kunjung diajak bicara akhirnya Aiuu angkat bicara.

"Aku mencintaimu" Aiuu.

"Aku tahu"

"Kau mencintai ku kan?" Aiuu pelan, dia tau pertanyaannya memalukan.

"Sangat"

"Lalu kenapa tidak cemburu? Cemburukan arti cinta"

"Karna kau sudah mencintaiku." Jimin lalu tersenyum, Aiuupun menatapnya dan Jimin mulai tertawa.

"Ahhh dasar menyebalkan, kau sengaja diam hanya untuk menggombalku yah!" Aiuu memukul Jimin pelan.

"Tapi lucu juga kalau kau ngambek, kalau ngambek cantik"

"Yasudah aku ngambek saja terus"

"Serius bisa?" Jimin sambil memajukan wajahnya, Aiuupun kalah dan tertawa.

"Berhenti merayuku!"

"Tidak mau, wleeee–," Jimin sambil mengeluarkan lidahnya.

Setelah sampai dirumah mereka masak berdua, Jimin bukannya membantu Aiuu saat membuat sup, dia malah memeluknya dari belakang.

"Aish dasar, jika tidak bisa bantu duduk saja disana." Aiuu lalu menyelipkan rambutnya ketelinganya.

"Aku akan membantumu" Jimin lalu mengikatkan rambut Aiuu.

"Argh–, Park Jimin aku tidak konsen"

"Kenapa?"

"Tiap detik kau membuatku jatuh cinta padamu." Aiuu, Jiminpun tersenyum sumringah, kali ini dia yang kena gombal.

Setelah masakannya selesai mereka selfie dulu dengan makanannya, mereka berpose romantis dengan makanan sederhana itu.

Setelah makan merekapun duduk berbagi cerita diruang tamu hingga Jimin meminta pamit kembali ke Seoul karna urusan pekerjaan. Dengan tanpa di undang bibir manyun Aiuu kembali muncul dan mata berairnya juga ikut.

"Ayolah, ini urusan kerjaan." Jimin mulai berdiri dari sofa, dia kemudian menarik dagu Aiuu agar melihat wajahnya.

"Kau, apakah kau akan kembali?"

"Aku akan mengabarimu nanti soal itu. Sudahlah, mau antar aku keluar?"

"Tidak! Jimin-ah sehari tidak cukup untukku, aku tidak mengijinkanmu meninggalkanku, aku tidak siap kehilanganmu." Jatuh sudah air hujan itu dari mata Aiuu, segera Jimin memeluknya.

"Sudah kubilang jangan seperti ini, kau tahu kan aku tidak bisa melihatmu bersedih."

Setelah terus berfikir akhirnya Aiuu sadar, dia tidak bisa memaksakan kehendak, dia harus melepas pria ini.

"Maafkan aku Jimin-ah, baiklah. Aku harap disana kau menjaga kesehatanmu." Setelah itu mereka baru melepas pelukannya.

"Anak pintar, kau juga yah jaga kesehatan. Jangan lupa bahagia. Sekarang mau antar aku keluar?" Mendengar itu Aiuu malah menjulurkan tangannya seperti bayi yang minta digendong.

Jiminpun mengalah dan melakukannya, bukan menggendong Aiuu di punggung tapi memang menggendong Aiuu didepan layaknya bayi. Setelah sampai diluar Jimin kembali pamit sebelum benar-benar pergi.

Disisi lain, Jungkook di RS tempat kerjanya tiba-tiba dikagetkan dengan serine darurat, dia segera keluar ternyata ada pasien kecelakaan dengan luka serius. Dr. Sywa seniornya Jungkook yang tak lain adalah eonninya Aiuu langsung keluar juga dan saat melihat pasien itu dia sangat kaget.

“J’Jimin-ah–," Dr. Sywa berlari mendekat dan memeriksa.

"Tidak, Jimin-ah–, Yaa bangulah saekkya–, Yaa Park Jimin!” Teriak Sywa, Jungkook yang mendengar itu kaget dan menghampirinya.

“Hyung–, hyung ada apa ini? Ini tidak mungkin, sadarlah kumohon–, buka matamu hyung–, seonbaenim kenapa kau diam saja, tolong selamatkan hyungku, dia baik-baik saja kan?” Jungkook panik, darah berlumuran ditubuh hyungnya yang terlihat tak berdaya.

Too Be Continued...

BOGOSIPPEO [END] PJM✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang