8 : [ Pergi ]

187 5 0
                                    

    Aku berlari di bawah ribuan rintik hujan, diiringi derasnya air mata yang terus keluar membasahi wajahku, seluruh tubuhku kini telah basah, namun aku tetap tidak peduli. Kedua kakiku melangkah lebar-lebar berusaha menghindari genangan akibat air langit itu.
Aku berusaha menutupi kepalaku dengan kedua tanganku. Petir dan kilat yang menyambar diiringi suara yang bergemuruh, cukup mengerikan. Langit seakan tahu suasana hatiku saat ini.
Dimana saat ini aku harus berteduh?
Aku melihat-lihat sekelilingku, berharap ada tempat untuk berteduh sementara.

Ah... Itu dia, aku melihat sebuah kios kecil yang sudah tutup, aku segera berlari menuju ke sana, lalu duduk berdiam diri di depan kios itu.

Satu jam, dua jam...

Entahlah sudah berapa lama aku berada di tempat ini, kesunyian malam menemaniku. Mungkin saat ini acara itu sudah selesai, dan mungkin keluargaku sudah pulang meninggalkanku.
Biarlah, aku tidak peduli, mereka juga tidak peduli kepadaku. Saat ini aku benar-benar ingin hilang dari kehidupan mereka, aku ingin terbebas dari semua rasa kecewa yang ada saat aku bersama mereka. Aku harap tidak ada seorang pun yang bisa menemukanku, biarkan aku sendiri untuk selamanya.

Aku hampir terlelap dalam tidurku, namun tiba-tiba deru mobil lewat, melintas di hadapanku. Baju dan wajahku basah kuyup terkena cipratan air dari mobil itu. Aku sibuk membasuh wajahku. Pengemudi mobil itu hanya terus melintas tanpa rasa iba.

       Aku memulai langkah pertamaku, menuju dunia luar yang tak tahu suasananya akan seperti apa. Dunia yang baru, dimana aku akan hidup sendiri tanpa keluargaku. Malam ini udara sangat dingin, kota seakan beku diselimuti kabut. Hujan deras telah berhenti mengguyur bumi. Langit sangat gelap, hanya nyala lampu jalan yang berkelap-kelip mengelilingi malamku. Suara air bergemuruh memasuki got-got. Daun-daun dan jendela basah.
Disaat gelap seperti ini, aku teringat Kak Cherry. Ia sangat takut akan kegelapan, Kak Cherry menderita Nyctophobia yaitu kondisi ketakutan ekstrem pada kegelapan atau malam hari, yang dapat menyebabkan kecemasan dan depresi. Aku masih belum tahu apa sebabnya, setiap malam hari, Kak Cherry tidak pernah sendirian, lampu kamarnya dipasang sangat terang dan selalu menyala, Kak Cherry tidur juga ditemani oleh Kak Risa. Saat mati listrik semua orang di rumahku sibuk menenangkan Kak Cherry. Setiap berada dalam gelap ia sering sesak nafas, pandangannya buram, tubuhnya gemetar dan mengeluarkan keringat dingin, bahkan Kak Cherry juga berteriak-teriak sambil menutup telinga seperti orang tidak waras. Oleh sebab itu, kami tidak pernah membiarkannya sendirian pada malam hari. Terlalu berlebihan menurutku.

Aku menutup ingatanku tentang Kak Cherry, aku berusaha melupakannya, yang aku pikirkan saat ini hanya  diriku sendiri. Tidak tahu sudah sampai mana aku berjalan. Tidak ada satu pun orang yang lewat, kendaraan juga tidak ada yang melintas. Sepi, itulah yang kurasakan saat ini. Aku terus berjalan, mengikuti kata hatiku. Entah akan sampai dimana nanti, aku tidak peduli.

"Berhenti dan angkat tangan!” Tiba-tiba suara laki-laki bertubuh kekar mengagetkanku,   lamunanku seketika buyar.

Dari balik gelap muncul sesosok laki-laki berwajah mengerikan, penuh luka di tubuhnya, memakai pakaian hitam yang penuh lubang sana-sini. Ia berdiri di hadapanku.
Apa yang ingin ia lakukan. Aku takut, tidak bisa bergerak, ingin rasanya menangis. Aku menggenggam erat pakaianku.

"Tolong." Teriakku, dengan suara yang serak. Seperti ada yang tertahan di tenggorokan.

"Diam, anak kecil!” Orang itu membentakku, mengacungkan sebilah pisau tajam. Aku sangat takut.

"Serahkan semua hartamu!” Lagi-lagi orang itu berteriak kepadaku. Apa yang harus kulakukan? Aku hanya mempunyai handphone dan sedikit uang dalam saku. Haruskah kuserahkan?

Aku terpaksa menyerahkannya, takut nyawaku akan terancam. Akhirnya orang itu pergi sambil tersenyum meninggalkanku. Aku telah kehilangan sisa harta yang aku miliki. Ia telah merampas semuanya. Kini aku pergi tanpa membawa apa-apa, hanya dengan tubuh yang dibalut pakaian basah dan penuh noda.

Pergi Bersama Angin [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang