Autumn with Jennie #16

1K 169 45
                                    

Pagi ini aku terbaring disini, di atas ranjang yang sebagian bantal ku masih terasa basah karena air mata ku. Ini hari pertama ku tanpa bertemu Jennie.
Ayah mengelus punggung ku saat aku tetap memilih bersembunyi di balik selimut dari pada menjawab ketukan nya di pintu kamar ku.

"Rocie, kau demam.. Bangun dan makanlah.."

Aku benci saat mendengar nama itu, maksud ku saat ayah mencoba membujuk ku dengan nama yang biasa ibu gunakan untuk memanggil ku.
Berhenti ayah, aku tidak keberatan jika ayah memanggil ku dengan nama itu, tapi itu dulu.. sekarang aku.. tidak mengenal mu.. Jadi aku mohon..

"Berhenti menyebut ku dengan nama itu.."

Hela nafas nya bisa ku dengar, tangan nya kembali memegang kening ku dengan pelan.
Ku dengar langkah beberapa orang masuk ke sini.
Para maid membawa obat untuk ku dan bisa ku dengar suara Willis yang berterima kasih pada mereka.
Sulit untuk bicara dengan nya karena kejadian semalam. Aku membentak nya.. Tidak.. Tepat nya berteriak di depan wajah nya. Sungguh rasa nya sia-sia berpura-pura menjadi gadis lembut selama ini didepan mereka jika akhirnya aku berlaku buruk tepat didepan mata nya.

"Paman, biar aku saja.."

Bisa ku rasa ayah yang bangkit dari ranjang ku karena ucapan Willis.
"Tolong jaga Rosie saat paman di kantor, nee?"

"Tentu.." Aku tau Willis pasti sedang tersenyum sekarang.

"Rosie, ayah ke kantor sekarang, ayah mohon makanlah sesuatu.." ucap nya sambil kembali mengusap kepala ku, aku menarik selimut ku membiarkan seluruh kepala ku tertutup penuh agar mereka berhenti memperlakukan ku seperti gadis yang manja.

"Mianhae.. Ayah berangkat sekarang.." ayah sedikit menarik selimut ku, meninggalkan kecupan di kening ku. Aku tidak mengerti bagaimana hati ku, ayah menyayangi ku.. Aku sangat tau.. Tapi rasa nya.. Sakit hati itu bercampur dengan rasa bahagia saat ayah berlaku manis terhadap ku..

Tak lama ayah keluar seseorang kembali duduk di ranjang ku, aku tau itu Willis karena tidak mungkin para maid berani duduk di ranjang ku.
"Rosie.. Aku membawa bubur dan obat mu.."

Aku masih diam dalam selimut ku, begitu juga Willis, aku paham dengan dia yang akhirnya menjadi tidak berani banyak bicara pada ku karena kejadian kemarin.

"Hei.. Mau mendengar cerita?"

Cerita? Aku membuka mata ku, melirik di celah selimut dan bisa ku lihat tangan nya di sebelah tubuh ku. Apa sebenenarnya yang dipikirkan nya? Aku sedang sakit dan dia mencoba untuk bercerita.

"Rosie, ini cerita tentang.. Gadis yang membenci pasangan nya.."
Apa dia mencoba menyindir ku? Haah.. yang benar saja.. Aku tidak membenci mu Willis.. Maksud ku.. Tidak sebegitu benci..
Ia menarik selimut ku dan akhirnya bisa ku lihat wajah nya yang tersenyum tipis karena melihat rambut di seluruh wajah ku.

"Mau mendengar nya?"

Lagi aku tidak menjawab, tidak menolak juga tidak menerima, sepertinya dia juga mengerti karena akhirnya ia meletakan nampan itu ke atas nakas tepat di sebelah ranjang ku.

"Ahh tidak.. Begini saja.. Itu cerita tentang aku yang jatuh cinta pada mu.."

"Berhenti menggoda ku.." tidak seperti biasa ia akan tertawa dan menghambur rambut ku, sekarang Willis hanya tersenyum pada ku.

"Kau.. Tidak suka pertunangan kita yaa?" Pertanyaan ini benarkah muncul dari mulut nya? Aku menatap Willis yang masih diam menunggu jawaban ku.
Tidak suka yaa? Tentu saja.. Karena aku menyukai orang lain, dan menyedihkan karena ayah ku sendiri mengancam ku untuk menjauh dari nya, mengancam ku agar aku tetap menerima pertunangan ini.

Autumn with Jennie [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang