Dengarkan cerita kebohongan yang keluar dari mulut Kwarzat, telingamu keluarkan nanah hijau tua. Kau menangis sepanjang kebun manggis yang luas dalam dadamu yang kampungan. Maka makanlah ketakutanmu yang runyam, seperti secebis petis yang tenggelam di pangkal lidahmu. Kau ingatkah Aab Mandare yang mengopi bayangan Obi di kaca jendela? Jika ya, tanggalkan celanamu sejak dalam akal kemudian berlarilah ke Sibuhuan dimana lelaki dewasa kencing dan mandi sembarangan dengan onderdil gondal-gandul. Gonjang-ganjing bersahutan dengan salak anjing, sebiji salak busuk berkulit bulu anjing, seorang anak kecil menjilat mata anjing, bola kasti diberaki anjing, di tembok-tembok jalan buntu banyak gambar anjing kawin mengangkat kaki, topeng anjing milik adikku terbakar. Neraka dari langit mana yang apinya biru dan sendu? Orang-orang dari negeri iman mengolah orang-aring untuk menumbuhkan otak besar, sebuah suntik binatang akan menusuk ubun-ubunmu. Jika kau hidup, hujan dan banjir bukan bagian, jika kau hidup, kurma dan sperma tak sama aroma, jika kau hidup, kuali dan panci sama-sama tak dapat merebus hampa, jika kau hidup, ular dan kucing bisa rukun tetangga, jika kau hidup karma dan makar bisa jadi kamar mekar. Bunga-bungai bangkai meleleh dalam kuas pelukis aneh, seorang pembeli aneh, membayar dengan tawar-menawar aneh, dibawanya dengan bantuan landak berduri aneh, jumat menjadi hari aneh. Di angkasa ada dua puluh lima angka, panah Arjuna mematahkan panah Cupid, cinta terburai seperti usus dua belas jari yang menggilas makanan tanpa doa.
2019
YOU ARE READING
Jalan Akal (Kumpulan Puisi Panjang)
Random#4 in Usaha (Mar, 27th of 2019) #20 in Usaha (Mar, 29th of 2019) #4 in Ruang (Apr, 1st of 2019) #5 in Jalan (Apr, 7th of 2019) #4 in Refleksi (Jun, 9th 2019) #1 in Usaha (Jun, 10th of 2019) #7 in Usaha (Jul, 18th of 2019) Karena Akal Punya Jalannya...