สอง

9.8K 1.1K 73
                                    

Warn!
Alurnya maju mundur, jadi harap teliti yang chingu...















--

Pagi itu Yoongi bangun dengan kepala pening luar biasa, mungkin efek dirinya kelelahan saat menemani mendiang sang isteri di rumah sakit. Hingga sibuk mengurusi pemakaman, di tambah mengurus si kecil Yeonjun.

Teringat bayi itu, Yoongi segera turun dari ranjangnya. Berniat mencari karena semalam adik iparnya, Taehyung, membawa bayi itu tidur bersama di kamar bawah.

Namun langkahnya urung begitu melihat box bayi, Yeonjun sudah tertidur dengan nyaman. Bahkan pakaiannya sudah berganti, bersih dan wangi. Sepertinya Taehyung yang mengurus Yeonjun pagi ini.

Di liriknya jam di dinding, pukul delapan pagi lewat sepuluh menit. Yoongi menoleh ke sang anak, tersenyum teduh sebelum berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ketika turun dari kamar menuju ruang makan, Yoongi menemukan meja makan sudah terisi penuh masakan rumahan. Ada sup ayam dan tumis daging kesukaannya.

Mendudukkan diri, Yoongi menelisik ke seluruh ruangan. Dapur terlihat bersih dan rumah ini terlihat sepi.

Kedua alisnya mengernyit, menatap makanan yang baru di pegangnya miris. "Rumah ini sepi tanpamu, Kwon-ah." Lirih Yoongi sebelum membawa satu suapan sup ayam ke dalam mulutnya.

Mata Yoongi berkaca-kaca, sup ayam buatan Taehyung mengingatkannya akan Taekwon lagi. Rasanya benar-benar sama, terasa sedap di mulut Yoongi.

...

Kepala Taehyung tergolek pasrah di atas meja kayu sudut café, kepunyaan Jung Hoseok. Mendengus berkali-kali, meniup rambutnya ke atas hingga jatuh bertumpuk kembali ke dahi.

TAK!

Matanya melirik segelas susu cokelat panas yang masih mengepulkan asap, yang beberapa detik lalu di taruh—

"Jimin??"

Jimin meraba pinggiran meja, memastikan langkahnya tepat sebelum mendudukkan diri. Taehyung masih mengamati, bagaimana Jimin yang sedikit kesulitan tanpa berniat membantu sedikitpun.

Bukan tidak ingin, tapi dirinya akan langsung di marahi Jimin karena membantunya. Padahal niat Taehyung baik, tapi Jimin selalu bilang bahwa dia tidak ingin di kasihani hanya karena dia buta.

Benar, Jimin mengalami kebutaan satu tahun yang lalu. Dan Taehyung yang menangis paling keras saat mengetahuinya. Bagaimana mata yang biasa berbinar cantik itu kini terasa redup dan menggelap.

Taehyung selalu menyumpahi si penabrak yang dengan kurang ajarnya menabrak Jimin dan meninggalkannya begitu saja.

"Taehyungie... Kau baik-baik saja?"

"Tidak. Ini buruk Jimin-ah." Taehyung merengut kembali, melempar tatapan keluar jendela. "Aku tidak pernah baik-baik saja." Gumamnya lirih, namun terdengar dengan jelas di telinga Jimin yang sensitif.

Melingkarkan kedua telapak tangan pada gelas miliknya, Jimin tersenyum tipis. "Aku juga sering mengatakan itu."

Taehyung menoleh, memandang Jimin yang kini juga memandangnya. "Jika kau butuh tempat berkeluh kesah, aku dan Hoseok hyung selalu ada untukmu. Kau tidak sendiri, kau tahu kan??"

Taehyung mengangguk seolah Jimin bisa melihatnya, "Taehyung..." tapi Taehyung selalu lupa kalau Jimin buta.

"A-ah iya, aku tahu. Terimakasih, Jim."

--

--

--

"Kim Taekwon sialan." Taehyung mendengus, berkacak pinggang menatap tinggi tembok sekolah. "Bagaimana aku bisa naik dengan rok sependek ini?" Gerutu Taehyung menyibak rok kesal. Hari ini ia di paksa Taekwon untuk menyamar kembali, karena Taekwon mendapat surat ancaman. Bahkan Taehyung harus rela di tertawakan Hoseok yang melihatnya bertukar posisi.

Turun Ranjang [YoonTae]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang