ยี่สิบ

7.5K 982 88
                                    




...


"Kau yakin?" ulang Jungkook dengan pertanyaan yang sama, untuk yang ketiga kalinya. Taehyung mengangguk, menyungging senyum tipis.

"Tidak ada alasan aku untuk menolak," Jungkook mendesah, mengamit kembali gagang cangkir kopi untuk kembali ia teguk isi di dalamnya. Keduanya duduk di sudut cafe milik Hoseok, sementara hujan semakin deras di luaran sana.

"Tapi ini Helsinki?" Jungkook mengamati Taehyung yang sibuk menatap luar jendela, "Aku memang yang menyarankannya untukmu. Temanku memang sedang butuh konsultan untuk usaha barunya, dan--,"

"Aku tahu, Jung." Taehyung terkekeh kecil, mengendik bahu tak acuh. "Aku hanya...," ia pandangi lamat netra sang sahabat seolah dari sana Jungkook bisa tahu, alasan terbesarnya untuk saat ini adalah suasana baru.

"Oke..." pasrah Jungkook. Hoseok datang setelah pembicaraan mereka selesai, terlihat Jungkook yang sibuk pada layar ponselnya. Mungkin memberi kabar pada temannya tersebut, entahlah.

"Kau ingin makan sesuatu?" tanya Hoseok, Taehyung menggeleng. "Kau terlihat kurus belakangan ini, koki Dae baru saja membuat Pasta." Rayu Hoseok namun lagi-lagi Taehyung menggeleng dengan senyuman tipis.

"Tae, dia bilang kapan kau siap?"

"Aku harus mengurus beberapa hal, kan? Paspor dan Visa, jadi kemungkinan aku butuh satu minggu untuk mengurus semuanya,"

"Sebentar," Hoseok memotong pembicaraan keduanya, karena hell... dia di sini tidak mengerti apa yang tengah kekasih dan juga sahabatnya bahas. "Paspor? Visa? Taehyung, jangan bilang kau akan pergi..."

"Ya." Jawaban mantap sekaligus tegas dari Taehyung membuat Hoseok bungkam lalu pandangannya berubah sendu. Jungkook yang memang tahu betul sifat Hoseok--melankolis, membawa satu tangannya untuk mengusap punggung Hoseok lembut.

"Temanku di Helsinki butuh konsultan, dan aku menyarankan Taehyung."

"Tapi itu jauh, bagai mana dengan Yoongi hyung? Lalu Yeonjun?"

Pertanyaan Hoseok membuat Taehyung terdiam, ia lebih memilih membuang pandang ke arah luar. Di mana rintik hujan mulai berhenti, dan meninggalkan banyak genangan.

"Aku tidak tahu." tutur Taehyung setelah beberapa detik memilih diam.

Ini sudah terhitung dua minggu Taehyung tak mendengar kabar keduanya. Jika kalian tanya kenapa, Taehyung tak akan punya jawabannya. Karena sedari awal Yoongi yang memilih menjauh, menutup akses agar Taehyung tak lagi mencarinya. Nomor Taehyung di blokir, hingga pada akhirnya Taehyung memilih menyerah dan membiarkan semuanya terjadi seperti kehendak langit.

Mungkin ini memang jalannya, mungkin benar ini takdirnya. Sedari dulu.

Atau, mungkin kah ini karma karena Taehyung terlalu erat menggenggamnya? Hingga ia lupa dan berakhir serakah? Sampai Tuhan pun menegurnya, melayukan kuncup bunga di hatinya sebelum mekar sempurna.


...


"Maaf tuan, pasien tidak ingin menerima tamu dari mana pun." Namjoon menghela nafas pasrah, sudah hampir seminggu ini Jimin sulit di temui pasca operasi. Suster yang menjaga ruang rawat selalu menghalanginya, dan memberikan banyak alasan. Yang tentu Namjoon tahu, Jimin pasti yang menyuruhnya.

"Oke. Katakan padanya kalau aku akan kembali besok."

"Ta--" belum sempat suster itu menjawab, Namjoon sudah lebih dulu berbalik meninggalkan ruang rawat dengan langkah lebar.

Sementara di dalam, Jimin meremat selimutnya. Ia mendengar segalanya yang ada di luar, bagai mana Namjoon yang tidak menyerah untuk bertemu dengannya. Tubuhnya bersandar pada bahu ranjang dengan bantal empuk sebagai alas, kedua matanya masih di perban. Jimin akan di jadwalkan tiga hari lagi untuk melepas perban di kedua matanya, dan saat itu juga Dokter akan menilai apakah operasi kornea itu berhasil atau tidak.

"Maaf hyung... aku hanya belum siap bertemu denganmu." lirih Jimin di heningnya ruangan.

Taehyung kembali ke rumah tepat ketika makan malam, Nyonya Kim baru saja selesai menata hidangan makan malam saat Taehyung menghampirinya. Semenjak insiden pertengkarannya dengan Yoongi, Taehyung kembali ke rumahnya.

"Bu, ada yang ingin aku bicarakan." Kata Taehyung ketika Soyeon mengambil nasi untuknya. Soyeon bukannya tidak peka, ia terlampau paham apa yang menjadi permasalahan Yoongi dan Taehyung. Ia hanya ingin agar keduanya belajar untuk tidak membesarkan ego, toh, ia sendiri bisa melihat kalau keduanya sama-sama saling jatuh cinta.

"Soal apa?" tanya Ibu dua anak tersebut, mendudukkan dirinya berhadapan dengan Taehyung yang kini menunduk. Tangannya sibuk memainkan sendok di atas piring, tidak berniat memakan makan malamnya lagi kali ini.

Taehyung menghela nafas, setidaknya Ibunya harus tahu bahwa seminggu lagi ia akan pergi dari Korea dan menetap sementara di Finlandia.

"Jungkook memberiku tawaran pekerjaan," kata Taehyung pada akhirnya, Soyeon tersenyum sembari mengambil beberapa tumis daging dan meletakannya di mangkok nasi Taehyung.

"Itu bagus. Kau bisa menyibukkan diri," Taehyung mendongak, menatap Ibunya dengan pandangan penuh arti.

"Ya, dan aku akan berangkat seminggu lagi." Tangan yang tadinya hendak menyuap lauk ke dalam mulut, terhenti. Seyeon menatap Taehyung dengan tatapan penuh tanya.

"Tidak di Seoul?"

Taehyung menggeleng, "No, tapi Helsinki. Finlandia." Soyeon terdiam, pun dengan Taehyung yang kembali menunduk. Lalu yang ia dengar hanya derit kursi yang bergeser dari tempatnya.

"Ibu akan kembali ke kamar."

Taehyung menatap punggung sang Ibu yang perlahan menjauh dan menghilang di balik pintu kamar. Sejujurnya, Taehyung juga tidak tega jika harus meninggalkan Ibunya sendirian. Tapi mengajak Ibunya pindah pun, pasti akan langsung di tolak.

Soyeon duduk termenung di pinggir ranjang, di tangannya ada bingkai foto Taekwon dan juga Taehyung saat keduanya berusia belia. Di mana Taekwon yang terlihat lebih tomboy, sementara Taehyung yang terlihat sangat manis mirip anak perempuan.

Kenangan-kenangan kecil itu membuat Soyeon tersenyum, lalu tetesan air mata perlahan turun. Ia mengusap sayang bingkai foto tersebut sebelum menghela nafas lelah, telapak tangannya bergerak untuk menghapus air mata.


"Kwonie-ah... apa yang harus Ibumu ini lakukan??"






20

Dua chapter lagi?

Turun Ranjang [YoonTae]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang