สิบเจ็ด

7.9K 1K 80
                                    


Mulutnya menguap lebar kala menapaki lorong kantor, tidak peduli tatapan para karyawan lain. Toh, semua karyawan tak akan bisa memungkiri kalau dirinya memang tampan rupawan.

"Oh, Manajer Kim... Selamat pagi." Sapa Sawol, salah satu asistennya begitu dirinya memasuki ruangan. Seokjin mengangguk singkat sebelum meletakkan tas kerjanya ke atas meja.

"Apa Min Yoongi sudah datang?"

"Presdir Min sedang meeting dengan beberapa klien penting, kemungkinan akan berakhir sebelum jam makan siang." Seokjin mengangguk singkat. "Sayang sekali, padahal aku ingin mengkonfirmasi beberapa hal..." gumam Seokjin yang masih bisa di dengar Sawol.

"Ah, urusan pribadi." Sahut Seokjin begitu melihat Sawol menatapnya dengan pandangan bertanya. "Kalau begitu saya permisi, Manajer Kim."

Seokjin sudah tidak sanggup lagi menahan rasa penasarannya. Apalagi ketika secara terang-terangan Yoongi mengatakan kalau sudah menjalin hubungan dengan Taehyung. Seokjin sungguh di buat terkejut. Tidak menyangka akan tindakan Yoongi yang menurutnya di luar nalar. Seokjin tidak masalah soal menjalin hubungan dengan sesama jenis, yang ia permasalahkan adalah ini baru enam bulan terhitung dari mendiang isterinya meninggal.

Dan secepat itu pula Yoongi menyetujui rencana kedua orang tua, bahkan dengan kesadarannya sendiri. Seokjin hanya tidak ingin, pada akhirnya Taehyung lah yang akan jatuh terluka.

"Irene-ah..." Panggil Seokjin begitu sampai di depan ruangan Yoongi. Irene yang sibuk membereskan berkas di meja menoleh dan tersenyum menyapa kedatangan Seokjin.

"Ya, Manajer Kim?"

"Apa Yoongi sudah selesai?" tanya Seokjin ketika sudah sampai di depan Sekertaris Yoongi tersebut. Irene menimang sebentar sebelum mengangguk sebagai jawaban.

"Sudah. Lima menit yang lalu." Seokjin mengangguk, "Kalau begitu aku akan masuk ke ruangannya." Seokjin berbalik arah, melangkah maju menuju pintu ruangan Yoongi sebelum membukanya perlahan. Sementara Yoongi sendiri tengah duduk membelakangi arah datangnya Seokjin dengan ponsel menempel di telinga.

"Yoo--,"

"Sudah makan siang, Sayang?"

Kedua bola matanya membulat terkejut, "Sayang?" lirih Seokjin dengan wajah super jijik karena geli. Sejak kapan Yoongi begitu keju dengan kata-kata, sampai harus memanggil seseorang 'sayang'?

"Eoh, sampai jumpa nanti di rumah. Aku merindukanmu..."

Seokjin memutar kedua bola matanya jengah, rupanya kawannya ini tengah mengalami pubertas keduanya. Seokjin menggeleng dramatis dengan kedua tangan menyilang di dada.

Yoongi memutus sambungan dengan senyum mengembang, lalu berbalik arah hanya untuk menemukan Seokjin tengah menggodanya dengan raut wajah menyebalkan. Yoongi mendengus kesal sebelum kembali memasang wajah datarnya.



***


"Eoh, sampai jumpa nanti di rumah. Aku merindukanmu..."

"Tae, wajahmu memerah!!" Pekik Hoseok. Membuat Taehyung gelagapan dan salah tingkah. Ia segera menaruh kembali ponselnya di saku celana sebelum berdehem singkat.

"A-apa sih!" Hoseok terkikik kecil, lalu memangku dagunya dengan kedua tangan. "Hei, kau serius, Tae?"

"Hoseok, jangan goda aku." Sungut Taehyung mencebik kesal. "Ahh, Taehyung sedang di mabuk cinta~" Goda Hoseok terus-terusan.

"Jung Hoseok!!!!"

"Kalian berdua harus berhenti sebelum para pengunjung mulai risih dengan suara cempreng kalian." Jungkook datang dengan segelas kopi di tangan. Mengabaikan delikan tak terima dari Hoseok juga Taehyung.

"Jam makan siang sudah habis, kenapa belum kembali ke kantor?" tanya Hoseok penasaran. Jungkook tersenyum lembut, mengusap surai kekasihnya berulang-ulang. "Aku kan yang gaji karyawan, Sayang." Jawab Jungkook sembari menaik turunkan alisnya.

Taehyung mencibir sementara Hoseok menepis tangan Jungkook dari kepalanya, "Kau ini memang atasan, tapi juga tidak bisa semena-mena begitu dong."

"Oke,oke. Aku akan kembali ke kantor tapi setelah kangenku terobati." Di tatap seintens itu juga suara lembut Jungkook yang mendayu, siapa yang tidak meleleh? Bahkan Hoseok saja sampai merona malu.

"Kalian berdua harus berhenti main drama picisan, sebelum para pengunjung mual-mual keracunan," giliran Taehyung yang kini menyela adegan lovey dovey pasangan di depannya.

"Bilang saja kau iri," sindir Jungkook, sedang Hoseok sendiri terkikik lucu melihat ekspresi Taehyung yang langsung cemberut.

Kegiatan ketiganya terganggu ketika suara bel pintu kafe terbuka, dan sosok Jimin lah yang datang.

"Eoh, Jimin-ah..." Seru Hoseok bergerak menghampiri Jimin. Taehyung tersenyum manis namun sedetik kemudian berubah menjadi kernyitan bingung setelah melihat sosok yang berdiri di samping Jimin.

"Namjoon hyung?"

"Jimin-ah, bagai mana?" tanya Hoseok di sela-sela keduanya berjalan menghampiri meja Taehyung.

"Semuanya berjalan lancar, hyung. Minggu depan aku akan menjalani operasi." Jawab Jimin senang. Hoseok memekik heboh dan langsung memeluk Jimin gemas. "Syukurlah, aku senang mendengarnya."

Namjoon juga merasa senang melihat Jimin terlihat begitu antusias dengan operasinya. Lantas ia mengedarkan pandangan ke arah Jungkook yang datang lalu memeluk Hoseok dan mengusak rambut Jimin. Juga satu orang lagi yang kemudian berdiri menghampiri, kedua bola mata Namjoon membulat terkejut.

"Kim Taehyung??"

Bagi Namjoon, ini adalah pertemuan pertamanya setelah sekian lama ia tak melihat kembali kembaran Taekwon. Walau ia sendiri sempat mendengar, Yoongi akan menikahi adik iparnya sendiri.

"Hyung, mengenal Taehyungie?" tanya Jimin penasaran. Namjoon dan Taehyung saling pandang.

"Eoh..."

Jadi, Taehyung dan Jimin saling mengenal?

Entah mengapa, detik itu juga perasaan Namjoon campur aduk tak karuan.











--17--

FF ini akan segera tamat~

Turun Ranjang [YoonTae]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang