สิบหก

8.4K 1K 159
                                    




Hal pertama yang Taehyung lihat ketika membuka mata adalah wajah rupawan milik Yoongi. Lelaki itu terbaring dalam posisi miring menghadapnya, dengan telapak tangan memangku kepala. Pandangannya jatuh; menatapi wajah Taehyung dengan senyuman tipis.

Taehyung terperanjat dengan kedua bola mata melotot lucu, nampak menggemaskan bagi Yoongi yang terjaga sejak subuh tadi. "Selamat pagi, Taehyungie..." tangannya bergerak cepat merengkuh pinggang Taehyung, dengan kepala bergerak maju.

Memberi kecupan tepat di kening, "Tidurmu nyenyak?" Taehyung kuwalahan menerima perlakuan Yoongi yang manis namun juga memabukkan. Jantungnya berdebar tak karuan, rona merah menjalar begitu cepat ke area pipi.

"Ah hyung~" tapi bukan ciuman selamat pagi yang Yoongi dapat. Naas, gebukan bantal lah yang Taehyung layangkan. Dengan kesadarannya Taehyung bergerak turun dari ranjang, menutupi wajahnya dengan tangkupan kedua tangan. "Menyebalkan," bergumam lirih sebelum menghilang dari balik pintu kamar.

Yoongi terkekeh jenaka, tubuhnya ia telentangkan dengan senyuman yang masih belum pudar. Malah semakin lebar setelah melihat betapa Taehyung yang terlihat malu-malu seperti tadi, "Benar-benar imut."

...

Suasana dapur di kediaman Min kali ini sedikit lebih berisik dari biasanya. Dua wanita yang kini tengah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing lah pelaku utamanya.

"Soyeon-ah, sejak semalam aku lihat kau terus berdiam diri. Ada yang tengah kau pikirkan?" tanya Yeri, Ibu Min Yoongi.

"Tidak. Aku hanya sedikit lelah, mungkin."

"Kau memikirkan Taehyung dan juga Yoongi? Apa kau meragukan keduanya sekarang ini?" tanya Yeri penuh selidik. Soyeon tersenyum, menggeleng kecil. "Tidak. Aku justru berharap mereka akan terus bersama. Aku selalu mendoakan yang terbaik, kau tahu aku kan?"

Helaan nafas keluar dari bibir wanita berumur 46 tahun tersebut. Bersahabat dengan sang sahabat; Soyeon, Yeri hapal betul dengan segala perangainya. "Aku tahu kau tengah memikirkan sesuatu. Aku tidak akan memaksamu untuk bercerita sekarang ini. Tapi kau tahu kan, aku akan selalu ada di saat kau butuhkan."

Soyeon mengangguk dengan senyuman kecil, hingga suara langkah kaki Taehyung yang menuruni tangga terburu, menarik atensi kedua Ibu tersebut. Di lihatnya Taehyung yang mendumel dengan bibir mengerucut imut, "Taehyungie, ada apa?" Yeri yang pertama kali menanyakan keadaan calon menantunya tersebut.

Hanya cengiran lebar yang Taehyung berikan, "Wajahmu merah, kau sakit?" Ibunya yang kini menyahut sembari menghampiri Taehyung. Menyentuh dengan lembut dahi Taehyung, mengecek apakah anaknya tersebut benar terserang demam atau tidak. Taehyung menangkup telapak tangan sang Ibu, "Tidak. A-aku akan ke kamar dan bersiap-siap."

"Kenapa anak itu terlihat gugup?" gumam Soyeon mengangkat bahu acuh.

Taehyung menutup pintu kamarnya sedikit keras, punggungnya bersandar pada daun pintu dengan kedua tangan menangkup wajah. Lalu erangan malu-malu keluar dari bilah bibirnya yang tergigit, "Astaga, aku bisa gila."


...


Setelah sarapan, Yoongi memilih segera pergi ke kantor. Sementara Taehyung, pemuda itu pamit akan pergi ke cafe Hoseok sebentar. Tinggal lah Yeri yang tengah sibuk memandikan Yeonjun. Sedangkan Soyeon juga ikut pamit untuk pulang ke rumah.

"Nah, cucu nenek sudah wangi sekarang." Seru Yeri yang nampak begitu bahagia melihat tingkah laku Yeonjun yang semakin hari semakin menggemaskan. Tubuh Yeonjun yang masih berbalut handuk itu segera di lepas, berniat mengoleskan minyak telon pada tubuh cucunya tapi tak sengaja kaki kecil Yeonjun menendang botol itu hingga jatuh ke lantai.

"Astaga, Yeonjun kalau sudah besar mau menjadi striker sepak bola ya?" Yeonjun hanya terkekeh lebar dengan senyum gusinya, mirip sekali dengan Taekwon. Yeri yang hendak mengambil botol minyak tersebut mengernyit bingung saat tubuhnya sudah separuh membungkuk.

"Kenapa guling ini bisa ada di bawah ranjang??" monolognya sembari menarik guling tersebut dari kolong.

...

Hoseok jengah.

Waktunya terbuang hanya untuk menemani Taehyung yang kini tengah melamun. Tak tahu melamunkan apa. Gemas sekali ingin mencubit nipple Taehyung, agar pemuda manis itu tidak terus-terusan menghela nafas seperti sekarang tengah ia lakukan.

"Kau mau cerita atau tidak?" tanya Hoseok untuk yang keempat kalinya. Namun sekali lagi Taehyung mengacuhkannya. "Yak! Min Taehyung!!!"

Taehyung tersentak, menoleh dengan kedipan bingung; polos-polos minta di gaplok. "Kau panggil apa barusan??" inginnya sih memarahi Hoseok yang dengan seenak udel mengganti marganya, tapi mendengarnya justru membuat perasaan Taehyung jadi berbunga-bunga.

"Oh lihat, lihat... wajahmu memerah," cibir Hoseok sinis. Taehyung lagi-lagi menangkup kedua pipinya, "Benarkah??" Hoseok justru memicing mata curiga, mendekatkan wajahnya ke wajah Taehyung dengan tatapan menelisik.

"Apa setelah ini kalian akan berciuman, hah?" Taehyung dan Hoseok menoleh, mendapati Jungkook yang melipat kedua tangan di depan dada dengan alis menukik tajam. Hoseok memposisikan kembali tubuhnya, bersandar pada bahu sofa empuk. "Jangan berspekulasi kekanakan."

Jungkook mendengus, memilih duduk di samping sang kekasih. "Kau tidak bisa melakukannya pada Taehyung, andwae!!" seru Jungkook dengan tangan menyilang; tanda menolak. "Kenapa tidak?"

"Karena hanya aku yang boleh menciummu!" sungut Jungkook dengan bibir mengerucut sebal. "Iya,iya... dasar cerewet." Hoseok terkikik sembari menarik bibir Jungkook dengan jari-jari tangannya. Taehyung yang menjadi obat nyamuk mendengus jengkel, lalu teringat dengan Jimin yang tidak datang ke cafe.

"Jimin tidak datang hari ini?"

"Aku lupa memberitahumu," Hoseok menepuk jidatnya, lalu di usap sayang oleh Jungkook. "Minggu depan dia akan menjalani operasi mata, jadi beberapa hari ini dia rutin melakukan pemeriksaan di rumah sakit."

"Serius?"

Hoseok mengangguk semangat, "Dia bahkan tak bisa tidur nyenyak saking gugupnya," mengingat itu Hoseok jadi terkikik geli. "Dia sudah menunggu lama untuk ini kan? Syukurlah dia bisa mendapat donor mata secepat ini. Lega mendengarnya," aku Taehyung jujur. Derit ponsel di atas meja membuat Taehyung terperanjat kecil, segera ia mengambilnya dan menemukan nama Yoongi dalam panggilannya.

Taehyung berdehem ringkas sebelum mengangkat panggilan tersebut--

"Sudah makan siang, Sayang?"

--namun ucapan Yoongi membuatnya membeku bisu dengan semu merah muda yang perlahan menjalar di pipi. Taehyung sontak meliuk tubuh malu dengan gigitan bibir gemas. Jari telunjuknya menari-nari asal membentuk pola rancu di atas meja.

Hoseok dan Jungkook saling pandang dengan tatapan bingung, di kepala keduanya penuh dengan tanda tanya besar.

"Mencurigakan...," gumam Hoseok dan Jungkook bersamaan dengan tolehan kepala ke arah Taehyung.









































--16--


akhirnya notip ff ini bunyi ya
selamat sore kawan-kawan :)

Turun Ranjang [YoonTae]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang