สิบเก้า

7.6K 975 67
                                    

"Tidak mungkin..." Namjoon menunduk dalam, perasaan bersalahnya muncul kembali. Ia memberanikan diri untuk jujur sekarang, karena ia lelah di kejar perasaan bersalah. Ia ingin memulai dengan Jimin, tapi tidak dengan kebohongan yang ia tutupi. Ia sendiri yang harus mengakhirinya.

Sementara di sisi lain, Taehyung terkejut bukan main. Telapak tangannya bahkan bergetar setelah Namjoon mengatakan kejujuran tersebut. Tentang bagai mana Jimin, sahabatnya, berakhir dengan keadaan buta.

"T-tapi selama ini, hyung... k-kau,"

"Aku bingung. Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan pada Jimin," Namjoon sama hancurnya. Bagai mana ia begitu pengecut menutupi kejadian sesungguhnya di masa lalu tersebut.

"A-aku harus bagai mana Taehyung?"

Jimin meremat tongkatnya sebelum memilih pergi dalam diam. Tanpa di sadari keduanya, Jimin mendengar semuanya.


...


Beban pikiran Taehyung bertambah saat ini. Ia pulang dalam keadaan yang benar-benar buruk. Lelah, frustasi, juga putus asa. Taehyung bahkan tidak mengerti perasaan buruk apa yang ia rasakan mengusik hati sejak tadi.

Keningnya mengernyit kala membuka pintu rumah, suasana dalam keadaan gelap. Apa mungkin Yoongi belum pulang? Pikirnya sembari menaiki tangga ke lantai atas. Namun begitu membuka pintu kamar, ia melihat bayangan Yoongi duduk membelakangi arah pintu.

"Hyung? Kenapa tidak menyalakan lampu?" tanya Taehyung penasaran. Lalu perlahan menuju ke arah Yoongi yang menunduk diam.

"Hyung...," Taehyung berjongkok di depan Yoongi, memperhatikan wajah Yoongi yang merunduk dengan pandangan kosong. "Hyung--," tangan Taehyung di tepis kasar saat ia mencoba menyentuh lutut Yoongi.

Terkejut. Taehyung merasa ada yang tidak beres, bahkan ia juga tidak melihat Yeonjun di box bayi. "H-hyung..." Taehyung sekali lagi mencoba untuk menyentuh Yoongi namun lagi-lagi Yoongi menepisnya.

"Kenapa?" lirih Yoongi sarat rasa kecewa, "Kalian mempermainkan perasaanku sampai detik ini?" Taehyung mengernyit heran, merasa bingung dengan tingkah Yoongi.

"Hyung,"

"KENAPA???!!!?????" Taehyung terkesiap, ia bahkan terjungkal karena Yoongi mendorong tubuhnya. Ia bisa melihat mata Yoongi yang memerah, juga kepalan tangan yang menguat. Lalu netra Taehyung jatuh pada kotak kayu di atas ranjang, tergesa ia mengambilnya dan Taehyung bisa menebak kenapa Yoongi semarah ini.

"Hyung, ini..."

"Apa kalian puas sekarang? Apa mempermainkan perasaanku adalah hal yang menyenangkan untuk kalian? HAH??"

Dan Taehyung mulai terisak, ia menggeleng pasrah. "Tidak hyung, tidak..."

'Taehyung punya tattoo kupu-kupu di bahu kirinya...'

Yoongi mendorong kasar tubuh Taehyung hingga menabrak dinding, "Argh!!" lalu dengan kasar merobek kemeja Taehyung hingga kancingnya terlepas, dan di sana ia melihat tattoo itu.

"Benar. Kau Kim Taehyung,"

"Hyung, a-aku..."

"DIAM!!!" Teriak Yoongi marah, "Aku muak denganmu! Pergi dari hadapanku, sekarang!" Taehyung terkesiap, ia tidak siap untuk ini semua.

"Hyung..."

"PERGI!!"


...


"Aku pulang dulu, ya," Jungkook bangun dari sofa, merapikan kemeja lalu memakai jas mahalnya. Hoseok merengut sedih, memegangi ujung jas Jungkook dengan bibir mencebik, total Jungkook dibuat gemas.

"Aku masih kangen," kata Hoseok. Jungkook jadi tidak tega, tapi kalau menginap nanti justru Hoseok yang dalam bahaya. Ingat, Jungkook itu tipe lelaki yang mau menyentuh kalau sudah jadi hak paten alias sah di mata agama dan negara.

"Next time, Sayang. Weekend kita masih bisa ketemu." Ucap Jungkook sembari mengusak lembut surai kekasihnya.

"Lama~"

"Kok, jadi manja begini?" Jungkook mencapit hidung Hoseok, menggoyangnya ke kanan dan kiri. Hoseok meringis sebelum memberi cubitan gemas di pinggang Jungkook.

"A-aduh, aduh... oke, oke. Ampun, Sayang ampun..." Hoseok melepas cubitannya, lalu jalan dengan rasa kesal ke arah pintu apartemen. Membukanya kasar dengan dengusan jengkel.

"Sana pulang--," sebelum akhirnya ia mendengar isak tangis. Memastikan, Hoseok melongokan kepala keluar dan memperhatikan seseorang yang menunduk memeluk lutut sambil menangis.

"Taehyung??" yang di panggil menoleh dengan isak tangis dan mata memerah, "Taehyung! Astaga, kenapa?" Hoseok segera berlari, menghambur dan memeluk Taehyung. Jungkook ikut melihat keadaan di luar setelah Hoseok berteriak memanggil nama Taehyung.

Hampir dua jam Taehyung menangis di pelukan Hoseok, Jungkook juga mengurungkan niatnya untuk pulang dan lebih memilih ikut menenangkan dan menemani sahabatnya yang tengah galau.

"Ini, minum dulu." Hoseok menyodorkan segelas teh hangat, Taehyung meminumnya sedikit lalu menggumamkan kata terimakasih atas perhatian Hoseok.

"Sudah lebih baik sekarang?" Taehyung mengangguk pelan, lalu kembali memeluk lututnya dengan dagu menopang.

"Tae, sebenarnya apa yang terjadi? Apa ini ada hubungannya dengan Yoongi hyung?" Jungkook yang sejak tadi diam akhirnya memilih bertanya. Dan Taehyung mengangguk sebagai jawaban.

"Kenapa?"

"Yoongi hyung marah padaku...,"

"Hah? Soal apa?" kompak Jungkook dan Hoseok.

"Soal aku yang mempermainkan perasaannya dulu," jawab Taehyung lalu air matanya jatuh kembali. Hoseok yang melihatnya juga ikut sedih, lalu kembali memeluk Taehyung.

"Aku yakin, dia hanya salah paham..." sahut Jungkook menerka-nerka. Taehyung menggeleng.

"Aku tidak pernah melihatnya semarah ini, Jungkook."

...

Nyonya Min jelas terkejut melihat Yoongi yang menggendong Yeonjun, berdiri di depan rumah. Di tambah dua koper besar dibalik tubuh Yoongi.

"Nak, ada apa?" tanya Nyonya Min saat keduanya masuk ke dalam rumah. Tapi Yoongi hanya diam sampai keduanya masuk ke dalam kamar.

Yoongi menidurkan Yeonjun dengan hati-hati, sementara Nyonya Min masih setia menunggu jawaban dari sang anak.

"Kami akan tinggal di sini untuk beberapa waktu," jawab Yoongi pada akhirnya. Nyonya Min mengernyit bingung.

"Kenapa? Lalu Taehyung?"

"Bu, aku lelah. Bisa Ibu keluar dan biarkan aku istirahat?" Yoongi mengalihkan pertanyaan sang Ibu tentang Taehyung, karena jujur saat ini Yoongi tidak ingin memikirkannya.

"Oke, tapi bukan berarti Ibu tidak akan menanyakannya lagi esok hari." Nyonya Min pada akhirnya mengalah—untuk saat ini, dan memilih pergi setelah memberi kecupan selamat malam pada Yeonjun.

Yoongi menghela nafas frustasi, biarlah kali ini dia jadi lelaki pengecut yang lari dari masalah. Jangan hakimi dia, ia hanya terlalu bingung dengan perasaannya sendiri.

Bahkan, meski semarah apapun dia, faktanya ia tak bisa menampik perasaannya yang sudah jatuh terlalu dalam untuk Taehyung.

Yoongi jatuh cinta.















19

Turun Ranjang [YoonTae]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang