Kilas balik,
"Namjoon! Ada yang mencarimu!"
Dengan cepat Namjoon berlari keluar kelas begitu salah satu teman memberitahunya. Mengabaikan Yoongi yang memanggilnya ketika bertemu di persimpangan koridor kelas. Lalu mempercepat langkahnya menuju gerbang utama Sekolah.
Di sana,
Di seberang jalan, berdiri seorang gadis berambut hitam panjang sebahu. Menunduk sembari menendang-nendang kecil trotoar jalan. Namjoon terhenti, mengambil nafas usai berlari lalu tersenyum kecil.
"Dara-ya!!" Namjoon melambai ceria, tapi gadis itu mendengus jengkel. Memperhatikan bagai mana Namjoon dengan hati-hati menyeberang jalan untuk menghampirinya.
"Yak―," belum sempat melayangkan protes, sebuah dekapan erat sudah lebih dulu menyambutnya. Dengan helaan nafas kecil, gadis itu membalas pelukan hangat Namjoon.
...
Namjoon tidak berhenti tersenyum dan melepas pandangan dari gadis didepannya kini. Bagai mana gadis itu bercerita banyak hal, atau bagai mana gadis itu tertawa. Semua Namjoon rekam dalam ingatan sebagai hal terindah yang patut ia syukuri.
"Namjoon..,"
Namjoon terlalu menyayangkan jika semua itu harus terlewat, walau sedetik. Jang Dara, bisa di bilang gadis itu adalah cinta pertama Namjoon bahkan sampai saat ini. Berteman sejak kanak-kanak hingga sekarang, Namjoon terjerat cinta dalam hubungan pertemanannya dengan Dara.
Friendzone.
"Namjoon!!" Dara memekik kesal dengan geplakan kasar pada punggung tangan Namjoon,
"H-huh?"
Dara mendengus, "Kau tidak mendengarku?" sungut gadis itu dengan pipi menggembung. Namjoon mengusap tengkuknya canggung lalu terkekeh kecil karena malu.
"M-maaf. Bisa ulangi?"
Dara menghela nafas, lalu wajahnya kembali ceria seperti pertama kali mereka mendudukkan diri di cafe tak jauh dari Sekolah Namjoon.
"Jadi...," Namjoon mengernyit bingung begitu melihat rona merah yang ia tangkap dari kedua pipi gadis itu. "Aku sedang jatuh cinta." Dan entah kenapa perasaan Namjoon mulai menerka-nerka.
Hening,
Dara terdiam menatap Namjoon, menunggu reaksi sahabatnya itu yang kini terlihat blank dan tak fokus. "Namjoon!!"
"O-oh,h-huh?" Namjoon terkekeh lagi, "Apa tadi? Jatuh cinta?" Dara mengangguk antusias sekali. Sementara perlahan hati Namjoon terasa di gores belati.
Siapa pemuda yang bisa membuat Dara jatuh hati, sedang dirinya tidak?
Siapa pemuda yang bisa membuat Dara tersenyum dengan rona di pipi saat ini, sementara Namjoon tidak?
Banyak hal yang Namjoon terka-terka, hingga tidak mampu memberi tanggapan atas pernyataan Dara tadi.
"Namjoon, kau kenapa?"
"Siapa?" tanya Namjoon lirih dengan perasaan campur aduk. Tentu gadis itu tidak menangkap gelagat curiga dari ekspresi Namjoon yang keruh sejak pernyataannya barusan.
"Dia temanku di Sekolah yang baru,"
"Hmm?"
"Kau tahu kan kenapa aku memutuskan pindah ke Seoul Art High School?"
Tidak.
"Lalu?"
"Ingat saat aku bercerita padamu di telepon sebulan yang lalu saat aku mengikuti Festival Dance di Busan? Dia pemuda itu..,"
Tentu Namjoon ingat. Bagai mana gadis itu bercerita bertemu pemuda yang memiliki tarian sangat bagus, berwajah tampan dengan senyum indah. Tapi Namjoon tidak tahu kalau pemuda itu lah yang pada akhirnya mendapatkan perhatian Dara.
"Park Jimin,"
"Apa?" Dara mendengus. Entah kenapa Namjoon terlihat menjengkelkan sekali di matanya. "Kubilang namanya Park Jimin."
"Sepertinya aku harus segera kembali ke asrama," Namjoon tergesa bangun dari tempat duduk. Ia tidak ingin mendengar lebih banyak tentang pemuda tersebut, membuat hatinya sakit dan merasa tak nyaman.
"Namjoon, hei―,"
DUKK!
"Aww!!"
Namjoon meringis saat bahunya bertabrakan dengan bahu lain, "Maaf― Taehyung?"
...
Yoongi merasa heran karena kondisi rumah nampak sunyi sepi. Lalu mengingat pesan terakhir yang Taehyung balas, kalau dia masih berada di cafe Jung Hoseok sementara Yeonjun berada di rumah Ibu Taehyung.
Yoongi tersenyum kecil sebelum berlari naik ke lantai atas menuju kamarnya. Berniat mandi dan merapikan diri sebelum menyambut kepulangan Taehyung. Hampir setengah jam ia berkutat di dalam kamar mandi, lalu melangkahkan kakinya menuju lemari untuk memilih baju santai.
Hingga ia menemukan sebuah kotak kayu dilaci bawah, seingatnya kotak itu sering kali di gunakan oleh Taekwon untuk menyimpan barang-barang rahasia. Yoongi menghargainya, bahkan tak pernah mengusik isi di dalamnya. Tapi kenapa kini rasa penasaran melandanya?
Entah kenapa kotak itu seolah berbisik, meminta Yoongi untuk membukanya. Setelah mengenakan pakaian santai, Yoongi membawa kotak tersebut kepangkuan. Tiba-tiba merasa ragu untuk sekedar membuka, tapi merasa penasaran setengah mati.
Menghela nafas, Yoongi berbisik. "Kwon-ah, bolehkan?" lalu perlahan tangannya membuka kotak tersebut.
Hal pertama yang ia lihat adalah tulisan-tulisan pada note kecil, entah itu soal Taekwon yang bercerita bertemu Yoongi pertama kali. Juga tentang bagaimana Yoongi mengacuhkannya berkali-kali.
Hingga, satu lembar foto usang di bawah buku diary mengusik hati Yoongi. Tentang dua gadis yang bergandengan tangan, dengan senyum kecil di wajah. Lalu semakin di lihat, itu adalah dua orang gadis dengan wajah yang sama.
Seketika hati Yoongi campur aduk, perasaan yang ia sendiri tidak bisa jabarkan. Kebingungan yang ia sendiri tak tahu apa artinya.
Marahkah?
Kecewa?
Atau apa?
Yoongi bingung menentukan jawabannya.
"Taehyung...,"
—Aku iri Taehyung-ie lebih cantik di foto ini—"
—18–
KAMU SEDANG MEMBACA
Turun Ranjang [YoonTae]✔️
FanficPermintaan terakhir sang kakak kembar, membuat Taehyung harus menggantikannya menjadi ibu untuk Min Yeonjun. Dan menjadi 'isteri' bagi sang kakak ipar, Min Yoongi. TURUN RANJANG??!??