PROLOG

2.7K 84 4
                                    

Vote&comment! 👀

Dua anak kecil yang masih memakai seragam TK, kini sedang memakan bekel mereka dan saling berhadapan. Jika anak-anak yang lain, sibuk berlari-larian, bermain perosotan, bermain ayunan, dan sebagainya. Vanya dan Valas memilih duduk dan mengobrol berdua.

"Vanya, aku mau cobain masakan mamah kamu, dong," Valas menatap Vanya dengan tatapan memohon.

Vanya tersenyum manis seraya menyodorkan kotak bekel nya kearah Valas, "Kita tukeran bekel aja. Kamu makan punya aku, terus, aku makan punya kamu."

Sontak Valas mengangguk antusias seraya menyodorkan kotak bekel miliknya kearah Vanya. Lalu mereka mulai memakan bekelnya masing-masing.

"Masakan mamah kamu enak, banget!" Ucap Valas heboh.

"Masakan mamah kamu juga, enak, banget!" Ucap Vanya tak kalah heboh.

Disela-sela kegiatan makannya, Valas mengatakan, "Vanya, kamu mau jadi pacar aku, nggak?" Tanya Valas dengan pandangan tak lepas dari Vanya.

Vanya sontak mengernyit bingung. Dia meletakkan sendoknya, "Pacar itu apa?" Tanya Vanya polos.

"Kata papah aku, pacar itu pasangan yang saling menyayangi. Sekarang aku tanya, kamu sayang kan sama aku?"

Vanya mengangguk saja.

Senyum Valas memerkah, "Nah itu artinya sekarang kita pacaran!"

"Tapi, kata Daddy aku. Kalau masih kecil nggak boleh pacaran, tahu. Dosa katanya." Ujar Vanya. Lagi-lagi dengan nada polosnya dan sangat menggemaskan.

"Gak papa, kok. Kalau kamu takut gaboleh pacaran, kita diem-diem aja pacarannya. Kamu mau kan?"

Vanya mengangguk antusias.

"Aku sayang kamu, Vanya."

"Aku juga sayang kamu, Valas."

Mengingat kejadian itu, membuat Vanya terkekeh sendiri. Bagaimana tidak? diusia nya yang baru beberapa tahun dan masih duduk di bangku TK, Vanya dan Valas sudah berpacaran secara diam-diam. Setiap hari, mereka berdua selalu bermain sepeda di sekitar komplek. Kebetulan rumah mereka berhadapan.

Ketika Vanya SMP kelas 9, Vanya mengalami broken home. Mamah nya selingkuh dengan pria lain lantaran mamahnya mengetahui jika perusahaan suami nya bangkrut, dan meninggalkan Vanya dan Daddy nya entah kemana. Hingga saat ini, Vanya tidak tahu keberadaan mamah nya. Untung saja Vanya dirawat dengan baik oleh Adam Abiputra yang notabene adalah ayah Vanya.

Adam adalah sosok ayah yang sangat membanggakan bagi Vanya. Adam tidak memiliki rasa dendam sama sekali dengan Hasna Maktika- mamah Vanya. Karena Adam memang sangat mencintai istri nya, jika takdir memang tidak ingin mereka bersatu. Adam akan menerima nya.

Kini, rumah Vanya pindah lumayan jauh dengan rumah Valas. Adam memilih rumah yang lebih kecil, karena memperhemat biaya pengeluarannya yang setara dengan gaji bulanannya.

Sebuah tangan tiba-tiba melingkar di pundaknya membuat Vanya terlonjak dan menghapus air matanya.

"Valas!" Seru Vanya ketika dia menoleh kebelakang dengan pandangan yang cukup dekat.

Valas melepas rangkulannya, dia mengernyit ketika melihat Vanya menangis. "Kamu kenapa, nangis? ada yang nyakitin kamu? siapa? biar aku abisin tuh orang!" Semprot Valas dengan raut wajah yang sedikit kesal.

Valas menghampus air mata Vanya, "Sayang, kamu kenapa?" Tanya Valas. Dia memegang kedua bahu Vanya. Vanya tidak tahan ingin menangis lagi, tiba-tiba Vanya memeluk Valas dan kembali menangis.

Valas membalas pelukan Vanya, seraya mengusap-usap rambut Vanya.

"Aku kangen mamah!"

Valas langsung mengerti, Vanya begini karena dia rindu dengan mamahnya.

"Sayang, udah ya jangan nangis. Mamah kamu pasti baik-baik aja kok. Percaya deh sama aku, mamah juga kangen sama kamu," Ucap Valas meyakinkan.

"Gak! mamah gak mungkin kangen sama aku dan daddy. Mamah jahat, hiks," Vanya terus menangis dipelukan Valas. Hingga kaus hitam polos milik Valas basah.

Valas melonggarkan pelukannya, "Mamah kamu ngga jahat. Dari pada kamu nangis terus, mending kita cari perlengkapan sekolah buat besok. Kamu belum beli perlengkapannya, kan?"

Vanya menggeleng. Isakannya sudah mereda. "Daddy belum pulang. Aku gapunya uang." Kata Vanya.

"Pake uang aku. Udah sekarang kamu mandi, terus ganti baju. Jangan dandan yang menor-menor, aku gak suka." Ucap Valas mengingatkan. Lalu Vanya mengangguk patuh dan Valas mengacak rambut Vanya gemas.

Besok adalah hari pertama nya masuk SMA Karya Guna. Sekolahan milik Kakek Valas. Dari TK hingga SMP, Vanya dan Valas selalu satu sekolah, bahkan satu kelas. Namun, entah bagaimana besok. Mereka akan satu kelas atau justru berbeda kelas.

Setelah itu, Valas keluar dari kamar Vanya, dan menunggu nya di ruang tamu. Vanya tersenyum, dia beruntung memiliki pacar seperti Valas. Yang selalu ada disaat dia terpuruk. Selalu membantu Vanya ketika susah. Valas hadir, membuat Vanya menjadi semangat untuk hidup.

Mari kawan-kawan, kita lihat kisah Lavanya Aiswharya dan Savalas Aldebaran yang penuh dengan liku-liku.











***

Semoga suka ❤

Instagram,

imeldaarap_

MY BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang