9. Suka

671 32 1
                                    

Setelah Vanya pulang dari rumah Diba, ternyata Valas masih setia menunggu Vanya didepan rumah Vanya. Dan setelah terjadi perdebatan kecil antara tikus dengan kucing, akhirnya mereka sudah baikan lagi. Dengan kesabaran penuh, vanya menjelaskan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan juga Brian. Walaupun cemburu, Valas mencoba memaklumi karena ini bersangkutan dengan Daddy Vanya.

"Kamu gamau pulang ke rumah? Nanti mamah sama papah kamu nyariin, gimana?" Tanya Vanya.

Valas yang masih memakai seragam sekolah nya pun menghela nafas. "Dari tadi aku udah pulang." Ujarnya.

Vanya mengerutkan keningnya bingung. Perasaan tadi Valas mengatakan bahwa dia dari sepulang sekolah hingga petang menunggu Vanya di depan rumah.

"Katanya belum pulang?"

"Rumah aku kan ada di hati kamu," gombal Valas.

Vanya pun menoyor kepala Valas, hingga Valas jatuh ke sova.

"Pulang Valas!" Seru Vanya.

Bukannya bangun, Valas justru membenarkan posisi tidurnya hingga kaki nya berada di paha Vanya.

"Duh nyaman banget, enak nih buat tidur."

"Satu," Vanya mulai memberi peringatan agar Valas seger pulang ke rumahnya untuk berganti baju.

"Dua."

"Tiga."

Valas akhirnya bangun dan menatap Vanya sebal.

"Abis ini aku jemput kamu, kita makan."

"Makan dimana?" Tanya Vanya.

"Udah itumah urusan aku. Sekarang kamu mandi, terus dandan jangan cantik-cantik. Menimbulkan dosa, gamau dapet dosa kan?"

Vanya pun sontak menggeleng.

Valas pun tersenyum ke Vanya dan berdiri seraya mengambil tas dan juga kunci mobilnya.

"See you again, honey."

Vanya melambaikan tangan kepada Valas.

"Take care!"

***

Daffa menghampiri mamah nya yang sedari tadi terus memanggilnya.

"Kamu lagi ngapain sih? Di panggil lama banget turunnya." Cerocos Rani.

Daffa memutar bola matanya. Ngapain lagi kalo tidak bermain game?

"Emang ada apaan sih, Mah, manggil-manggil aku terus?" Tanya Daffa tanpa basa-basi.

Raut wajah Rani langsung berubah menjadi tersenyum ramah. Daffa mempunyai firasat buruk ketika Rani tersenyum seperti itu. Baru saja Daffa ingin kembali ke kamarnya, Rani sudah dulu memegang tangan Daffa.

"Anterin kue buatan mamah buat Diba, ya?"

Sudah Daffa duga. Firasat nya pasti benar.

"Aduh mah. Kenapa enggak mamah aja yang nganterin kesana? Kenapa harus Daffa mah, kenapa?" Tanya Daffa dengan raut wajah drama nya.

"Yaudah kalau gitu mamah aja. Tapi besok berangkat sekolah naik Bus, ya."

Baru saja Rani ingin memegang kotak kue yang sudah ia siapkan tadi, namun, Daffa langsung merebutnya.

"Udah biar aku aja yang nganterin!"

Dengan kesal, Daffa mengantarkan kue untuk Diba. Kenapa dia harus bertemu dengan Diba yang super duper caper dengan mamah nya itu? Bukannya pada awal nya Daffa yang nampak caper dengan mamah Diba, namun, sekarang tidak lagi. Dan malah kini giliran Diba yang caper dengan mamah nya?

MY BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang