1. Awal Masuk

1.4K 72 0
                                    

Pagi hari ini, sinar matahari cukup cerah. Siswa siswi yang berseragam putih abu-abu, mulai memasuki gerbang yang menjulang tinggi dan tertera nama SMA karya Guna.

Sebuah mobil hitam, memasuki area parkiran khusus mobil. Lalu tidak lama kemudian seseorang muncul dari dalam mobil tersebut. Baru saja Valas ingin membukakkan pintu untuk Vanya. Namun, Vanya sudah terlebih dahulu keluar dari mobil.

"Siapa yang nyuruh kamu keluar?" Tanya Valas menatap Vanya sedikit sebal. Vanya yang gemas dengan wajah Valas, lantas mencubit pipi Valas dengan gemas. Tidak peduli dengan wajah Valas yang semakin kesal.

"Kamu, mah, kebiasaan. Soal begini aja marah."

"Aku nggak mau kamu kecapean, Vanya. Lagian setiap hari kan aku selalu bukain pintu mobil nya, kenapa sekarang kamu ngebuka sendiri?" Tanya Valas. Inilah sifat Valas yang begitu possessive terhadap Vanya.

"Valas, udah ah. Kamu ngga tau apa yang aku rasain, sekarang," Gerutu Vanya.

Valas mengernyit, "kamu kenapa?"

Vanya menatap manik mata Valas, serius. "Mules, hehe." Vanya nyengir.

Valas memutar bola matanya. Sudah tidak asing lagi, Vanya blak-blakan dengan Valas. Valas sudah paham betul, jika pagi-pagi perut Vanya selalu sakit. Terkadang, Vanya memilih mengosongkan perutnya, agar tidak merasakan sakit perut. Namun, jika ketahuan Valas, Vanya tidak sarapan. Bisa-bisa Vanya disuruh memakan dua piring nasi goreng.

Wajah kesal Valas memudar, menampakkan wajah menahan gemas. Valas mengacak-acak rambut Vanya gemas, "Mau aku anterin ke kamar mandi?"

Vanya sontak menggeleng, "Biarin aja begini. Nanti juga sembuh sendiri."

"Kita nyari kelas, yuk?" Ajak Vanya, yang langsung mendapat anggukan dari Valas.

Valas meraih tangan kanan Vanya dan menggenggam nya erat. Banyak orang yang menatap mereka berdua iri. Sepanjang koridor, Vanya dan Valas terlihat terus bercanda. Para cewek-cewek yang melihat senyum Valas, seakan tersihir akan ketampanannya. Andai, Valas tidak membawa buntut nya- Vanya. Pasti para cewek-cewek pemburu cogan itu sudah meminta nomor WhatsApp.

***

Upacara baru saja selesai. Siswa siswi berhamburan kesana kemari. Ada yang ke kantin, kamar mandi, ke kelas, ataupun ke UKS, dikarenakan pusing.

Valas memberikan satu botol air dingin kepada Vanya. Vanya menerima nya dan langsung membuka dan meminumnya hingga setengah.

Mereka kini sedang duduk di kantin. Memang jika setelah upacara, mereka diberi waktu lima belas menit untuk beristirahat. Setelah itu, mereka kembali ke kelas nya masing-masing.

"Aus banget, ya?" Tanya Valas.

Vanya mengangguk lemas, seraya mengelap keringat nya dengan tissue.

Valas meraih botol minum bekas Vanya, dan langsung meneguknya tanpa rasa jijik. Vanya yang melihat hal tersebut, sudah menjadi kebiasaan Valas sejak kecil, begitu pula Vanya.

Valas mendelik, ketika ada seorang cowok yang menatap Vanya dengan seringai. "Ngapain lo liatin cewek gue?"

Buru-buru cowok itu pun ngibrit, ketika melihat tatapan membunuh dari Valas. Badan doang gede. Nyali Ciut.

"Mulai galak nya keluar," Ucap Vanya.

"Aku ngga suka aja, cowok lain liatin kamu."

Vanya bergumam, "Iya-iya. Valas is mine!"

Sontak Valas tersenyum dan menampilkan lengsung pipi nya, dia mencubit pipi Vanya yang tembem dengan gemas.

"Sakit, Valas!" Seru Vanya. Valas langsung melepas cubitannya.

MY BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang