3. Surat

1K 67 1
                                    

Vanya mengedarkan pandangannya kepenjuru ruangan. Dimana daddy nya? Vanya berjalan kearah dapur, namun, kosong. Lalu, Vanya berjalan menuju ke kamar daddy nya, juga kosong. Vanya berjalan ke ruang tamu, Vanya berhenti seraya menatap amplop yang tergeletak di meja. Perlahan, Vanya duduk di sova dan mengambil tiga amplop dan membaca nya.

"Vanya, uang ini untuk jajan kamu di sekolah, ya."

Vanya kemudian menaruhnya di meja dan membaca amplop berikutnya.

"Vanya, uang ini untuk makan kamu di rumah dan keperluan lainnya, ya."

Vanya kemudian menaruhnya di meja dan menatap amplop yang tidak ada tulisannya. Vanya membuka amplop itu, dan ternyata berisi surat. Lalu, Vanya membuka dan membacanya.

Vanya, maaf ya, Daddy pergi ngga bilang ke Vanya dulu. Daddy sekarang lagi dalam perjalanan ke luar kota. Tadi subuh Daddy di telfon atasan Daddy, dan disuruh ikut kesana karena ada project baru. Tadi nya Daddy mau pamit dulu, tapi Daddy ga tega ngebangunin kamu. Daddy harap, Vanya ngertiin Daddy, ya. Daddy ngelakuin ini semua demi Vanya. Daddy bakal pulang satu minggu lagi, tapi gak bisa hubungin kamu. Ponsel Daddy rusak. Jangan boros, ya. Love u.

Vanya menunduk, dia masih terus menatap surat dari Daddy nya itu. Sekarang, Vanya hanya sendiri dirumah. Andai, ada mamah nya dirumah, pasti  Vanya tidak akan kesepian di rumah.

Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu, membuat Vanya tersadar dari lamunannya. Itu pasti Valas. Vanya segera melipat surat itu seperti semula dan menaruhnya kedalam tas. Setelah itu dia berjalan menuju ke pintu utama dan membukanya.

"Selamat pagi, sayang." Ucap Valas seraya tersenyum hangat.

Vanya pun tersenyum. "Pagi," Jawab nya.

"Kamu udah makan?" Tanya Valas. Sontak Vanya menggeleng dan menggigit bibir bawahnya. Vanya menatap Valas dengan tatapan siaga. Lalu terdengar helaan nafas dari Valas membuat jantung Vanya seketika berpacu begitu cepat.

***

Vanya menatap Valas sebal. Kini mereka berdua sedang berada di kantin. Vanya terus memakan nasi goreng yang ada di piring nya dengan kesal. Bagaimana tidak? perutnya sudah sangat kenyang, namun, Valas tetap kekeuh menyuruh Vanya menghabiskan nasi goreng itu.

Vanya meletakkan sendok nya di piring, seraya meminum air putih. Setelah itu Vanya terdiam dan menatap Valas datar. Valas yang di tatap seperti itu menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa, sayang?"

Vanya mencibir, "Gak."

Valas menatap piring nasi goreng Vanya yang masih tersisa dikit, "Cepet abisin," Suruhnya.

Vanya tiba-tiba memasang wajah memelas, "Aku kenyang. Udah hampir dua piring aku makan, udah gak kuat."

Tiba-tiba perut Vanya begitu sakit, dia berdiri, "A-aku ke kamar mandi dulu!" Vanya langsung berlari begitu cepat, tanpa menunggu jawaban dari Valas.

"Dasar, kebiasaan buruk." Valas menggelengkan kepala nya. Ketika Valas hendak beranjak, seseorang mencekal tangannya.

Valas melihat ke samping, seorang cewek yang barusan mencekal tangannya tengah tersenyum manis kepada Valas. Buru-buru Valas mencoba melepas genggaman tangan cewek tersebut. Dan berhasil.

"Siapa, lo?" Tanya Valas dingin.

Cewek tersebut tersenyum manis, lebih tepatnya ganjen. "Kenalin, nama gue Nia Ashari." Nia pun menjaba tangannya. Namun, Valas hanya melirik sekilas tanpa mau membalas nya.

Nia menunggu beberapa saat, namun, tidak ada reaksi apa-apa dari Valas.

"Valas." Setelah mengatakan satu kata yang keluar dari mulut Valas, Valas meninggalkan Nia begitu saja. Nia menatap punggung Valas yang semakin jauh.

MY BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang