EPISODE 3: LIPSTIK

78 6 2
                                    

Minggu berikutnya, dosen mata kuliah pemasaran yang selalu menawan dengan lipstik merah mudanya kembali memberi tugas yang sama pada mahasiswa-mahasiswanya dengan alasan agar kemampuan pemasaran mereka lebih terasah. Hal tersebut jelas membuat para mahasiswa uring-uringan karena mereka sudah tahu akan seperti apa nantinya. Lalu setelah kelas bubar, Fransiskus, si langganan nilai A dan B meminta semua mahasiswa di kelas tersebut untuk berembug dan melupakan masalah perbedaan pilihan capres terlebih dahulu. Awalnya cukup banyak yang menolak. Tapi satu persatu mulai menyadari bahwa gagasan tersebut adalah untuk mempermudah pekerjaan mereka.

Dalam perembugan tersebut, Fransiskus mengatakan bahwa tugas yang diberikan si dosen cantik itu tidak masuk akal. Maksudnya, masih ada jenis tugas lain yang jauh lebih kreatif dan inovatif ketimbang jadi sales minuman yang harganya tak masuk akal. Misalnya membuat bisnis sendiri, membuat inovasi pada produk yang sudah ada, dan masih banyak lagi. Semua mahasiswa pun berpikir demikian, termasuk Entis.

Patricia, mahasiswa cantik yang hampir menuntut dosen statistik karena diberi nilai C di semester sebelumnya juga turut memaparkan pendapat. Dia memaksa teman-temannya untuk mengingat Konsep Marketing Mix yang entah dicetuskan siapa dan dipelajari di semester berapa. Marketing Mix sendiri merupakan inti dari sistem pemasaran yang terdiri dari 4P: product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi).

Patricia pun menjelaskan kembali maksud dari keempat poin tersebut dan menggunakannnya untuk menganalisis jenis pemasaran produk yang ditugaskan si dosen cantik.

Untuk poin pertama, mereka sama sekali tidak menemukan masalah. Karena produk yang harus dipasarkan sudah jelas wujudnya, rasanya, PIRT-nya, logo halalnya dan lain-lainnya. Namun di poin kedua, ketiga dan keempat, mereka baru saja mendapat permasalahan. Mulai dari tidak adanya tempat yang pasti, sistem promosi yang masih teka-teki dan harga yang tak masuk akal, terlalu mahal. Mereka pun sepakat untuk tidak menjual semua produk yang akan dibagikan hari jumat itu dan lebih memilih untuk menyimpannya di lemari pendingin milik Marimar, gadis paling tajir di kelas tersebut yang kebetulan salah satu kulkasnya sedang menganggur.

Ketika Fransiskus hendak menutup diskusi tersebut, tiba-tiba saja Max berdiri dan berteriak, "tunggu!"

Semua mata pun tertuju pada Max, mahasiswa yang mengklaim dirinya sebagai titisan Sherlock Holmes. Lalu Max menjelaskan bahwa beberapa saat lalu ia baru saja menemukan keganjilan. Max iseng mencari nama akun instagram produk tersebut. Dan ia menemukan 5 akun instagram yang menjual produk yang sama. Ia pun membuka dan mengamati akun tersebut satu persatu, sampai ia menemukan hal ganjil pada satu akun yang membuat ia yakin bahwa si dosen cantik itu adalah reseller produk tersebut. Pasalnya, semua unggahan akun tersebut disukai oleh si dosen. Dan yang lebih membuatnya menganga adalah unggahan terakhir akun tersebut, yakni foto setengah wajah seorang wanita dengan produk tersebut di pipi sebelah kiri, bersanding dengan bibir cantik berlipstik merah muda. Dan walaupun si dosen cantik bukan satu-satunya wanita yang gemar memakai lipstik merah muda, tapi Max tetap yakin bahwa itu adalah bibir si dosen cantik. Dari warnanya, ketebalannya dan kerutanya. Ya, Max jujur sudah dari lama mengikuti akun instagram si dosen cantik karena mengangumi kecantikannya. Adalah sebuah hal yang normal jika ia juga kerap memperhatikan bibir cantik wanita itu.

Seminggu kemudian, si dosen cantik dibuat heran karena mahasiswa-mahasiswanya membawa kembali produk yang ia bagikan hari jumat, tak ada satu pun yang terjual. Dan ketika ditanya mengapa, Max yang sebelumnya telah ditunjuk sebagai perwakilan kelas lalu mengangkat tangan dan mulai bersuara. "Maaf, bu. Kami tidak mau jadi reseller-nya reseller," uajarnya dengan berat hati.

Setelah itu ia menyesal karena kesempatannya untuk mendapatkan cinta si dosen cantik sudah kandas. Sedang si dosen cantik mendadak kikuk dan salah tingkah, lalu pamit meninggalkan kelas dengan alasan ada rapat mendadak.

Minggu berikutnya si dosen cantik tampil berbeda dan membuat semua mahasiswanya bertanya-tanya. Lipstik yang digunakannya tak lagi berwarna merah muda, tapi warna merah darah. Minggu berikutnya lagi ia memakai lipstik berwarna ungu muda. Lalu minggu berikutnya lagi memakai warna nude atau natural. Terus saja begitu sampai seluruh mahasiswanya benar-benar lupa kalau dia bukan reseller yoghurt yang mengeksploitasi anak-anak didiknya.

***

SIAPA YANG BODOH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang